Prolog

490 18 11
                                    

Dulu,kalian bukan apa-apa bagiku..saat pertama menatap wajah kalian bagiku kalian hanyalah orang sombong yang tidak akan berarti saat ini.

Menatap wajah kalian yang jutek,menyebalkan,dan tidak mau menyapaku yang baru saja memasuki kelas yang sama sekali asing bagiku itu menurutku adalah hal yang paling ku benci..

Menurutku,aku tidak akan menyukai sekolah ini,kelas ini,dan terutama, KALIAN..

TETAPI...

Lihatlah kita sekarang.. Kemanapun kita pergi kita selalu bersama sama layaknya barisan semut yang sedang mencari makan.. Ya,semut.. kita pun seperti mereka yang selalu bergotong-royong dalam hal apapun. Kekompakan kita tidak bisa tergantikan oleh apapun, ingat tidak saat salah seorang kawan kita berulang tahun dan kita mengerjainya dengan menumpahkan tepung,telur,dan air ke bajunya.. Lalu saat kita dihukum oleh guru bersama saat menutup – nutupi penyakitku. Itu benar-benar hal yang indah ya..

Tahukah kalian,saat menulis ini aku terbayang dan hampir ingin meneteskan air mata karena ingat penyakitku sekarang ini. Maaf aku telah merepotkan kalian..maaf sejuta maaf,dan aku pun ingin berterima kasih kepada kalian karena telah memahamiku selama ini..

Ini surat terakhirku untuk kalian.. salam untuk sahabat-sahabat di Indonesia sana..Tetap semangat,dan jangan pernah menyerah dalam menghadapi sesuatu..

AZA AZA FIGHTING !!!!

 

"Jadi ini ?? Ini alasannya dia tidak mau menerima teleponku dan menemuiku saat di Inggris sana. Perlukah sekejam ini ? Dia memberikan ini disaat saat yang tidak tepat. Apakah karena dia tau aku menyukainya ?" Ibnu berkata dengan marah sekaligus kecewa kepada Audrey.

"Mungkin bukan itu Ibnu maksudnya. Mungkin dia hanya tidak ingin kamu khawatir. Dan lihatlah sekarang, kamu khawatir kan." Ujar Shinta.

"Tapi ini terlalu kejam ,Ta."Kata Ibnu

" Aku tau nu. Tapi coba lo ngertiin dia deh, mungkin ini yang terbaik yang dia inginkan !" Shinta berkata sambil menepuk pundak Ibnu.

"Tetep aja gak adil buat gue,Ta ! Asal lo tau, gue itu tulus. Gue ga peduli sama kelebihan dia,tapi gue juga terima kekurangan dia." Geram Ibnu.

"Yaudah lah Nu, lo sering banget melebih-lebihkan keadaan sih. Toh Audrey bakal balik lagi kan."

"Ya kalo balik,kalo engga gimana ?"Jawab Ibnu.

"Berdoa aja sama Allah SWT, pasti balik kok dia." Tukas Shinta menenangkan Ibnu.

"Semoga.." Gumam Ibnu dengan penuh harapan.

Segini dulu ya ^0^ ,nanti adel lanjutin ke part selanjutnya. Maap nih kalau ceritanya cemen hehe..


Please Don't Go ! (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang