Jum'at malamnya...
Audrey sedang asik melukis di ruang belajar apartementnya saat kakaknya Devon datang mengunjungi. Saking asiknya melukis, Ia tidak sadar bahwa kakaknya sedang melihatnya dari depan pintu.
"Hei drey..." panggil Devon.
Tidak ada respon dari Audrey, dia masih terus melukis.
"Heii peseek..." ledek Devon,kali ini dia agak berteriak agar Audrey mendengar panggilannya.
Audrey pun menoleh, "Loh kakak,ngapain disini ? Udah dari kapan datengnya ? Bukannya kakak itu lagi banyak ujian ya ? Kok bisa masuk sih ? Emang aku ngasih tau password rumahku ?" Tanya Audrey panjang kali kebar kali tinggi.
"Woi woi woi,nanyanya satu-satu neng. Kalo lo nanyanya ngebombardir gitu gimana gue mau jawabnya." Ucap Devon sambil melipat tangan di depan dada.
"Iya udah tinggal jawab kak repot amat !" Ujar Audrey memaksa.
"Hahaha,dasar kamu de. Dari dulu masih aja sering maksa. Oke gue jawab. Gue kesini mau ketemu adek gue yang paling rese. Gue dateng udah dari setengah jam yang lalu,terus gue ngeliatin lu dari pintu itu udah dari sekitar 10 menit yang lalu. Kalo sekarang lagi ujian juga gue gabakal kesini,ujiannya udah selesai kemarin. Iya lah bisa masuk, lo pikun si. Waktu itu kan lu ngasih passwordnya ke gue. Udah tuh gue jawab lengkap." Ucap Devon yang lalu mengacak-acak rambut adiknya itu.
"Oh..." Ucap Audrey singkat.
"Yeh,gimana kau de. Orang jawab udah panjang-panjang cuma dijawab oh doang." Ujar Devon sambil mencubiti pipi adiknya. "Oh iya,lo pulang deh mendingan ke rumah. Mama kangen sama lo tuh !"
"Gamau elah. Gue capek nih tadi baru pulang jam 6."
"Lah itu mama kangen begitu masa lu gak mau nyamperin de ?" Tanya Devon.
"Biarin lah,masih kesel gue sama mama." Jawab Audrey sambil memasang tampang cemberut.
"Lo mau sampe kapan gak mau ketemu mama ?"
"Sampe mama berubah pikiran dan gak maksa gue buat jadi dokter lagi !"
Devon POV
"Sampe mama berubah pikiran dan gak maksa gue buat jadi dokter lagi !"Ucapnya dengan kesal.
Akupun praktis melongo bingung. Entah itu kapan akan terkabul,mama kan sangat keras kepala.
"Dreeey,jangan gituuu.." Ucapku yang lalu menyusul Audrey ke kamarnya.
Saat aku membuka pintu kamarnya,ternyata dia sedang meringkuk di atas kasur. Lalu akupun menghampirinya.
"Drey,kamu kenapa?"
"......"
"Drey..." Panggilku sambil menepuk bahunya.
"......"
"Maafin kakak,Drey.Yaudah kalau kamu gak mau juga gapapa,kakak pulang dulu ya !" Ucapku sambil berlalu meninggalkan Audrey.
"Kak,tunggu !"
"Kenapa lagi de ?" Aku berhenti,lalu membalikkan badan kearah Audrey.
"Aku ikut deh." Ucap Audrey yang lalu mengambil tasnya.
"Kamu serius ?" Tanyaku.
"Iya,ayo buruan." Ucap Audey tak sabar.
"Katanya tadi gak mau,sekarang malah buru-buru begitu. Udah gak sabar ya mau melepas rindu sama mama." Godaku pada Audrey.
"Alay lo ka ! Lagian siapa juga yang kangen. Gue buru-buru gini biar gak kemaleman tau." Pekik Audrey.
"Iyaaaa,percaya kook." Ucapku masih menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Go ! (Pending)
Teen FictionHidupku berubah ketika hal itu datang. Selalu dihantui dengan rasa cemas,takut,dan juga sakit. Entah kenapa ini terjadi kepadaku. Apakah tuhan sedang mengujiku ? ataukah Tuhan sedang mempermainkan nasibku ? Aku ingin marah Aku ingin memukul seseoran...