Part 4

3.3K 148 9
                                    

#CATATAN_PELACUR
#PART_4_ADLY_DANURDARA

Sebuah kisah Spin-Off Ashita raya dalam Novel #Mengejar_Rajam

====

“Mas Adly, apa seorang pelacur, bisa masuk Surga?”

“Surga itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang berhati bersih Ashita, oleh orang-orang yang tak memiliki dosa karna nafsunya sendiri.”

“Maksudnya dosa karena nafsu?”

“Kamu lihat bapak itu?” katanya seraya menunjuk pada lelaki tua yang sibuk memungut botol plastik bekas di tempat sampah.

“Ya.”

“Bapak itu bekerja siang dan malam, tapi pernah katanya ia tak mendapat uang sepeserpun untuk dibawa pulang. Pertanyaannya, Jika lelaki tua itu tak sanggup memberi makanan pada keluarganya. Apa ia berdosa?”

Aku menggeleng tak tahu jawaban apa yang harus kuberikan.

“Coba kamu lihat Bapak yang satunya,” pintanya lagi menunjuk pada seorang lelaki yang baru saja turun dari mobil pajero dan masuk ke dalam rumahnya yang begitu megah sementara ia diam saja melihat Bapak tua di depan rumahnya sibuk mengorek-ngorek sampah.

“Pertanyaannya sama, jika Bapak itu tak memberi makanan pada keluarganya, apa ia berdosa?”

“Ya berdosalah!” jawabku dengan lantang, “dia punya mobil, rumah mewah, kalo sampe dia membiarkan keluarganya kelaparan sudah pasti berdosa.”

“Itu maksud Mas, Ashita. Allah maha mengetahui. Dosa itu diciptakan oleh kita sendiri, makan babi haram jika kita memiliki makanan lain, tapi jika di dalam hutan kita kelaparan dan tak ada satupun yang bisa dijadikan makanan, babi pun bisa jadi halal. Allah maha mengetahui Ashita. Seorang lelaki wajib memberikan nafkah pada istri juga anaknya tapi jika kondisinya sedemikian sulit seperti Bapak itu, tentu kewajiban itu akan diampuni oleh Allah.”

Aku diam dan masih sulit menangkap.

“ Ashita, Jika ada seorang wanita yang bercita-cita ingin menjadi pelacur, mungkin ia berdosa. Tapi jika ada seorang wanita yang tak sengaja masuk bahkan dipaksa kemudian dianiyaya lalu diperkosa hingga ia menjadi pelacur, apakah ia tak layak untuk diampuni? Selama pintu taubat masih terbuka lebar,  Surga akan terbuka untuk siapapun Ashita.

Bayangan Mas Adly kini hampir menemani malamku, mengingat setiap perkataannya cukup membuat hati ini tenang. Jika surga pun ternyata bisa terbuka oleh seorang pendayang sepertiku kenapa wanita bernama Inggit itu bisa merasa paling paripurna dibandingkan makhluk lainnya. Mereka tak tahu seorang pendayang memiliki kekuatan yang tak dimiliki wanita sempurna lainnya, dan kini kekuatan itu hancur karena rasa yang ada di dalam. Tak seharusnya rasa bermain, jika saja aku tak mencintai Bang Rizal mungkin jiwa dan ragaku takkan sesakit ini.

Aku kembali teringat dengan pesan seorang pramuria senior padaku, saat pertama kali aku menyandang sebagai salah seorang pendayang di club Mami. “Jangan pernah gunakan hati saat bekerja, jangan pernah menatap mata lelaki untuk waktu yang cukup lama, paling lama sepuluh detik, lebih dari itu buang muka.” Ya aku bodoh, saat Bang Rizal memutuskan menikahiku aku sudah menyerahkan hatiku padanya, dan malam itu pun aku bertatapan cukup lama hingga ku memutuskan menyerahkan jiwa dan ragaku khusus untuknya. Karena kupikir ini adalah sebuah ujung penderitaan. Namun, menjadi seorang istri ternyata tak cukup membuatku terlepas dari penderitaan, Bang Rizal lelaki yang seharusnya melindungi justru mendorongku ke jurang yang sama.

Seorang pendayang takkan mampu mengubah dunia, mereka hanya kuman yang merusak tatanan hidup, sekali pelacur tetap pelacur, strata tidak akan meningkat meski kedudukan sudah berubah. Malam ini aku belajar bahwa manusia hanya bisa menerima keburukan dan begitu sulit melihat nilai kebajikan. Apapun yang aku kerjakan akan tetap buruk di mata mereka.

CATATAN PELACURWhere stories live. Discover now