Chapter 8| cemburu?

61 11 9
                                    

.

.

Rasa itu datang dengan sendirinya tanpa aku sadari.

.

.

HAPPY READING

Dyra dan Yoga berjalan berdampingan melewati orang-orang yang sedang sibuk dengan dirinya sendiri, ditangan keduanya terdapat sebuah nampan berisikan sepiring batagor dan jus jeruk. Hari ini mereka berdua berencana untuk makan bersama, tapi sayangnya hampir semua meja di kantin penuh.

"Gimana nih Yo, penuh semua," keluh Dyra yang sedari tadi sudah mengelilingi kantin.

"Emm gimana ya." Yoga mengedarkan pandangannya mencari tempat untuk keduanya, "itu disana Ra, ada kursi kosong." Tunjuk Yoga ke pojok kantin.

Dyra mengikuti arah tangan Yoga, disana memang ada dua kursi kosong namun gadis itu ragu untuk kesana karena ada Elang dan teman-temannya. Tapi belum sempat menolak, tangan gadis itu sudah ditarik paksa oleh Yoga, dan pada akhirnya Dyra hanya pasrah.

Kini Dyra dan yoga duduk saling berhadapan, tubuh yoga membelakangi Elang namun tidak bagi gadis itu yang posisi duduknya langsung menghadap kearah Elang dan hal itu membuat Dyra gugup. Bagaimana tidak sepanjang ia makan harus menatap wajah cowok dingin itu.

Dyra tak bisa fokus, sesekali gadis itu mencuri pandang kearah Elang yang kali ini sedang tertawa, terlebih pada seorang gadis yang berada di samping Elang, Queen. Mereka berdua nampak bahagia, sesekali Queen menyuapi Elang dengan sesendok nasi goreng dan cowok itu menerimanya dengan senang hati.

"Gak usah lihat orang pacaran." Dyra tergelak dan langsung mengalihkan pandangannya dari Elang, ia baru sadar kalau sedari tadi Yoga memperhatikannya.

"Aku gak liatin kak Elang kok," bela Dyra.

"Yang bilang kamu liatin kak Elang siapa?"

Deg

Dya melongo, Yoga membuatnya mati kutu sekarang.

"Lagian buat apa aku liatin kak Elang yang kasar itu coba, cowok yang suka nyakitin cewek, pengecut." Dyra menusukkan garpu pada siomay dengan kasar.

Saat baru saja Dyra hendak memasukkan batagor ke dalam mulut, sebuah cengkaraman mendarat di tangannya hingga membuat garpu terlepas dari gengaman gadis itu dan menimbulkan suara dentingan yang keras.

Mata Dyra bertemu dengan mata hitam pekat Elang, cowok itu berdiri di sampingnya dengan tatapan intens. Gadis itu meneguk ludahnya takut, takut bila Elang mendengar ucapannya tadi dan memergoki ia yang sedari tadi menatapnya.

Dyra menutup matanya saat merasakan hembusan nafas Elang yang tepat berada di telinganya, entah apa yang akan diperbuat Elang padanya sekarang.

"Ulangi omongan lo tadi," desis Elang.

"Emm aku tadi cuma bercanda kak, aku..."

"Ulangi gue bilang!"

Nada bicara Elang mulai meninggi hingga membuat beberapa orang memperhatikan mereka, bukan ini yang Dyra mau, kembali menjadi pusat perhatian dan lagi-lagi bermasalah dengan Elang. Gadis itu menggeleng sebagai jawaban, tangan yang tadi berada di atas meja kini mulai meremas rok abu-abunya.

"Kak aku bisa jelaskan semua, Dyra..."

"Gak usah ikut campur lo cupu!" sarkas Elang, ia menunjuk wajah Yoga emosi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RELEASE ITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang