40%

2.8K 425 5
                                    

Hyunjin mungkin tidak melupakan nama, wajah, atau mungkin kejadian-kejadian seminggu lalu walaupun ia memang tidak ahli mengingat beberapa detail, setidaknya ia masih ingat, kecuali kejadian tepat sebelum ia hilang kesadaran. Dan Felix malas untuk bertanya karena reaksi pemuda konyol itu akan berlebihan, seperti sekarang.

"Serius, Lix. Apa yang terjadi padaku sampai babak belur begini?"

Felix menghela nafasnya jengah,"Ya ampun, aku sudah bilang berapa kali, Jin? Seseorang memarkirkan mobil tanpa menarik rem tangannya, mobilnya mundur dan menabrakmu."

Hyunjin berdecak kesal lantas meraih ponselnya yang ada di meja nakas dengan tangan kirinya, membuka pesan grupnya dengan Chan dan Changbin, mengetikkan beberapa kalimat, kemudian mengirimnya,"Kau tidak membantu." Keluh Hyunjin kemudian.

Oh Tuhan, Felix harus sabar menghadapi orang penasaran satu ini. Felix tidak mau membayangkan apa jadinya jika mengatakan kebenaran pada Hyunjin. Bisa saja dia jadi gila karena alasan yang tidak logis, kan? Felix sudah berbaik hati untuk tidak buka mulut, berbohong pada polisi, teman-teman, terutama keluarga Hyunjin.

Semua akan mudah bila Hyunjin seorang demigod, tapi ia bukan. Teman-teman seperkemahan mungkin tidak akan ambil pusing kalau saja Felix yang terkena musibah semacam ini. Ia seorang demigod, ditakdirkan untuk tidak mudah mati, menghadapi monster haus darah, dan bertarung dengan pedang.

Felix menaruh sepiring apel yang barusan dikupas ke atas pangkuan Hyunjin,"Makanlah. Aku akan keluar sebentar. Chan hyung akan datang sebentar lagi."

Hyunjin menahan pergelangan tangannya dengan genggaman lemah, bibirnya membentuk sebuah lengkungan indah yang menakjubkan,"Maaf sudah membuatmu kesal."

Walaupun Felix punya waktu yang sangat berat dengan Hyunjin, setidaknya cinta Felix pada pemuda itu tidak akan luntur begitu saja,"Tentu." Kemudian mengecup pipi kekasihnya sebelum meraih sweater yang berada di sisi lain ranjang Hyunjin.

Felix melambaikan tangannya sambil tersenyum manis dan tak lama kemudian hilang dibalik pintu.

Felix melambaikan tangannya sambil tersenyum manis dan tak lama kemudian hilang dibalik pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felix melangkah lebih cepat, berusaha untuk segera keluar dari gedung rumah sakit. Firasatnya mengatakan akan ada suatu hal buruk yang terjadi dan suara-suara aneh di otaknya mulai menyuarakan peringatan. Ini seperti penyakit aneh yang melekat pada Felix sejak ayahnya meninggal dalam pelayaran dan ia diseret paksa untuk tinggal di perkemahan demigod.

Tentu, hari pertamanya disana, Felix tidak percaya apa yang terjadi. Ia merasa kosong dan dadanya seolah didesak dari dalam. Ia merasa ingin meledak, tapi semuanya baik. Sama halnya ketika Felix menggunakan kekuatannya untuk menyerang monster, serasa sekarat tapi ia masih hidup sehat.

Felix menghela nafasnya lega ketika suara-suara aneh dalam kepalanya lenyap. Untuk pertama kalinya di hari itu, ia menjejakkan kakinya di taman Rumah Sakit. Semuanya normal; pohon rindang, bunga, cahaya matahari, angin sepoi-sepoi dan para pasien berseragam biru muda—baik yang berkursi roda maupun tidak—didampingi keluarganya ataupun seorang perawat.

son of aphrodite • hyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang