Tuhan menentukan setiap garis takdir dan memilih dua orang tertentu untuk bertemu dalam garis yang saling bersinggungan. Ada ribuan orang di dunia ini dan mereka memiliki garis yang saling tumpang tindih. Terlalu rumit. Hyunjin tidak punya waktu untuk memikirkannya.
Hanya saja, benang antara Felix dan Hyunjin tidak bisa diluruskan dengan mudah—atau memang Tuhan sengaja membuatnya terikat erat agar tidak dapat dipisahkan. Tapi, siapa yang membuatnya begitu? Aphrodite ataukah Eros? Pilih salah satu.
Sedangkan kalian akan sibuk menerka, biarkan Hyunjin menikmati Felix barunya.
"Apa kita saling kenal?" kedua tangan Felix meremas tali tas selempangnya lebih erat. Ia takut.
Pemuda dihadapannya ini, Felix tidak mengingatnya. Apakah ia salah satu masa lalu yang baik ataupun buruk. Felix hanya berusaha untuk menghadapi rasa takutnya yang makin membesar. Memang tidak bohong kalau ritme jantungnya berubah berantakan, tapi Felix sendiri bingung kenapa ia bisa bereaksi seperti itu.
Hyunjin berdiri dalam hentakan cepat, membuat Felix terlonjak kaget hingga mundur selangkah. Tangannya menggapai kedua bahu Felix, menahannya agar tidak pergi lebih jauh lagi.
"Hyunjin. Hwang Hyunjin." Ujarnya putus asa,"Kau tidak ingat aku?"
Felix menyesap segelas es coklatnya pelan. Matanya bergerak kecil, mengamati pemuda yang sedang berapa di meja kasir untuk membayar pesanan. Felix punya dasar atas kecurigaannya, jangan asal main tuduh saja.
Siapa yang tidak curiga ketika kau berniat duduk sebentar di sebuah bangku taman, seorang pemuda malah mengajakmu ke kedai minuman terdekat untuk dua cangkir minuman dingin. Kalau ada sianidanya bagaimana?
Pemuda yang mengaku bernama Hwang Hyunjin itu sudah selesai dengan urusan bayar-membayar ketika ponsel Felix menyala dengan sendirinya, diikuti sebuah pop-up pesan line dari saudarinya di perkemahan. Paling hanya meminta Felix segera kembali, jadi ia menekan tombol close dan meletakkan ponselnya kembali. Intinya, Felix tidak peduli.
"Jadi kau benar-benar tidak ingat aku?"
Felix menggeleng singkat. Ia bingung harus bersikap seperti apa pada pemuda—ehem—tampan dihadapannya ini,"Maaf."
Hyunjin memicingkan matanya heran,"Kenapa harus minta maaf?"
Hwang Hyunjin, Felix saja juga tidak tahu kenapa ia bisa minta maaf padamu. Padahal dia jelas jelas tidak mengingatmu. Itu hanya sebagian kecil dari reflek Felix jika tidak mengingat orang-orang dari masa lalunya.
"Kau orang baik, aku harus minta maaf."
Keduanya kembali terdiam. Dalam selang waktu yang cukup lama hingga Hyunjin dapat menemukan sebuah ide cemerlang. Sebenarnya bukan murni idenya, tapi drama-drama di televisi sering menayangkannya.
"Tidak masalah," kata Hyunjin,"Tapi mau memulai lagi?"
Felix menelengkan kepalanya,"Mulai?"
"Mulai mengenalku dari awal lagi. Bersikap seolah kita baru bertemu kemudian berteman baik."—dan menjalin hubungan lagi. Hyunjin menyodorkan uluran tangan,"Deal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
son of aphrodite • hyunlix
Фанфик[complete] Hyunjin tidak mengerti mengapa Felix kelihatan sangat menarik di matanya. 2019 © yeowonn