Matahari bersinar lebih terang, menghantarkan suhu hangat yang nyaman. Di bawah sana, jalanan mulai ramai oleh pekerja dan pelajar. Langit pun nampak indah dengan warna biru mudanya dengan elok, menandakan satu lagi hari indah dimulai.
Dan disinilah Felix, bangun dalam pelukan Hyunjin di sebuah ruang inap Rumah Sakit saat ponselnya berbunyi nyaring. Ia melirik jam dinding sekilas sebelum menyingkirkan lengan Hyunjin yang ada di pinggangnya, mematikan alarm dari ponsel kemudian bangkit untuk membuka tirai yang tadi malam ditutup Hyunjin.
Jemari tangannya membuka kunci jendela kemudian mendorong daun jendela perlahan, membiarkan udara ruangan Hyunjin berganti.
Seseorang mengetuk pintu kamar inap Hyunjin saat Felix sibuk mengamati jalanan yang mulai padat. Felix sedikit berlari untuk mencapai pintu, membuka kuncinya dan membiarkan seorang pengantar katering masuk.
"Ini jatah makan Tn. Hwang Hyunjin sebelum pulang jam sembilan nanti."
Wanita muda yang Felix kenal sebagai Kim Yuna itu menaruh nampan di meja nakas sebelah ranjang Hyunjin.
"Terima kasih."
Felix mengambil ponselnya yang ada di sebelah Hyunjin, membuka kontak ponselnya, mengetikkan beberapa huruf dan menekan tombol panggil. Untuk sekali lagi, Felix menghubungi wali kelasnya, meminta izin tidak berangkat sekolah karena Hyunjin membutuhkannya.
Beberapa hari lalu, orang tua Hyunjin menghadiri sebuah pameran foto penting di Thailand dan ditugaskan untuk menjadi juri. Chan juga tidak mungkin meninggalkan kelasnya karena ujian akhir semakin dekat dan Felix butuh Changbin untuk melengkapi catatan pelajaran.
"Halo, Ssaem?"
"..."
"Saya izin lagi untuk hari ini."
"..."
"Hyunjin harus pulang pagi ini, orang tuanya sedang pergi. Jadi mereka meminta saya untuk mengantarnya pulang."
"..."
"Maafkan saya."
"..."
"Terima kasih."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyunjin sedang mandi ketika Felix sibuk mengganti-ganti channel televisi, mencari sesuatu yang mengasyikan semacam program musik atau variety show, tapi yang ditemuinya adalah seorang pembaca berita dengan informasi perekonomian terkini.
Felix menghela nafasnya kasar, ia menekan tombol merah pada remote tv dan membuangnya sembarangan.
"Sayang," Felix menoleh kebelakang, tepat ke arah pintu dapur dimana kepala Hyunjin menyembul,"Mau segelas jus?"
Bibir Felix melengkung lebar, mengangguk dengan antusias. Ia kembali pada posisi semula setelah memastikan Hyunjin tidak memerlukannya lagi kemudian menyalakan televisi untuk ketiga kalinya pagi ini.