60%

2.4K 397 30
                                    

Hari semakin malam dan Hyunjin masih berkutat dengan ponselnya di depan televisi. Tangan kanannya menggenggam sticky note dari Felix erat. Matanya merah dan berkaca-kaca, wajahnya pun pucat karena seharian belum mendapatkan asupan makanan lagi kecuali makan di Rumah Sakit tadi pagi. Sejujurnya, ia lapar, tapi ketakutan akan kehilangan Felix membuatnya mengesampingkan rasa lapar.

Sudah lebih dari limapuluh kali, Hyunjin berusaha untuk menghubungi ataupun mengirim pesan, tapi tetap saja tidak ada jawaban dari pihak seberang. Pesannya terkirim dengan baik, hanya saja saat ia berusaha untuk menelpon, operator wanita mengesalkan yang menjawab panggilannya.

Tadi sore, ia berniat mendatangi rumah Felix, sialnya ditengah jalan, kepalanya kembali berdenyut kuat, jadi ia memutuskan untuk kembali saja daripada ambruk di jalan dan kembali menginap di Rumah Sakit.

Hyunjin berjingat kaget ketika ponselnya bordering singkat bersamaan dengan layarnya yang menyala karena pop-up pesan. Harapannya sudah sangat besar. Mungkin saja Felix melupakan ponselnya disuatu tempat dan menghubungi Hyunjin setelah melihat banyak pesan dan panggilan tak terjawab.

Namun, itu hanya pesan dari ibunya yang bilang kalau sebentar lagi sampai rumah.

Bukan waktunya lagi untuk mencurigai Felix sekalipun kekasihnya itu suka sekali datang dan pergi seenak jidat. Yang jelas, Hyunjin akan tetap mencintainya. Hanya saja, semuanya terlampau aneh untuk ia terima.

Hal pertama yang Hyunjin curigai adalah tangisan Felix saat pertama kali ia menyatakan cinta.

Kedua, Felix yang babak belur setelah hilang seminggu.

Ketiga, senyum dan tawa palsu Felix.

Bohong jika Hyunjin tidak tahu kekasihnya itu menyembunyikan sesuatu. Berkat kejeliannya dalam menganalisa potret, tidak sulit untuk membaca ekspresi seseorang. Jangan kira kemampuan fotografinya tidak berguna selama ini, Hyunjin saja yang malas cari objek. Saking malasnya, sampai ia tidak punya satupun foto Felix.

Hanya satu kesempatannya untuk bertemu Felix setelah semua usahanya gagal yaitu berangkat sekolah. Yang jelas, malam ini ia akan minta dimasakkan sesuatu dan segera tidur. Besok, Felix harus ditemukan.

Pagi-pagi sekali, pemuda bersurai hitam itu bangun setelah tujuh jam tidur kurang nyenyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali, pemuda bersurai hitam itu bangun setelah tujuh jam tidur kurang nyenyak. Pikirannya masih kalut akan hilangnya sang kekasih secara tiba-tiba dan hanya meninggalkan sebuah sticky-note. Ia melirik jam wekernya, pukul setengah enam lewat lima menit. Masih ada waktu sekitar dua jam lagi untuk berangkat sekolah tapi ia sudah bangkit dari ranjangnya dan melangkah pelan kearah kamar mandi.

Semuanya dijalani Hyunjin seperti biasa. Mandi, memakai seragam, sarapan, berangkat sekolah naik bus, kemudian duduk di bangkunya, menunggu Felix untuk datang.

"Wow, kau barangkat pagi?" pekikan Changbin menggema dalam kelas yang baru diisi beberapa orang. Pemuda bantet itu meletakkan bokongnya di kursi milik Felix.

son of aphrodite • hyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang