Arin menyusuri jalanan yang kini mulai gelap. Dia diguyur hujan, kakinya telah mengkerut dan badannya bergetar menahan dinginnya hujan.Dia tidak menemukan satu taksi pun. Dia memutuskan untuk beristirahat di sebuah halte bus dekat yg tak jauh dari cafe tersebut.
Di lain sisi, aletta dan Revan memasuki cafe lagi dan mengahampiri devano dengan tujuan meminta bantuan kepadanya.
"Kok balik lagi? Temen kalian yg satu lagi mana?" Tanya devano kebingungan.
"Itu dia masalahnya Dev, mobil gue pecah ban, dan Arin nekat pulang hujan hujanan, kita kesini mau minta tolong sama Lo buat susul Arin." Jawab Revan tergesa gesa
"Astagfirullah, hujan deras kayak gini kalian biarin dia pulang sendirian?gila kali ya, mana udah malem". Ucap devano.
"Jadi Lo mau gak nih susul Arin" ucap kak aletta yang membuat devano membungkam.
Devano hanya diam.
Dan tanpa basa basi dia langsung menutup laptopnya, dan pergi meninggalkan aletta dan Revan yang berada dihadapannya.
"Eh Dev mau kemana", tanya aletta
Tetapi devano hanya mengabaikannya saja, dia melanjutkan perjalanannya.
Devano langsung melajukan mobilnya, dan mencari cari dipinggir jalan letak keberadaan Arin.
'Duh udah malem lagi, bang Bram pasti marah' ucap Arin sambil menghangatkan tubuhnya dgn memegang bahunya dgn kedua tangannya.
'Call Abanggila'
'tuh kan nelpon' lanjutnya.
"I..i..ya halo bang" ucap Arin gemetar
"Lo dimana sekarang! Udah tau ini jam berapa? Mana aletta? Mau jam berapa lagi dia nganter kamu pulang?!hah!" Ucap bang Bram dgn nada yang keras
Tiba tiba handphone yg digenggam Arin diambil oleh seseorang dari belakang.
Sontak Arin sangat terkejut dan ketakutan.
"Gue yang akan nganternya bang, tenang aja Arin bakal baik baik aja sama gue." Ucap lelaki itu
Arin pun menoleh belakang kearah lelaki itu, matanya langsung terbelalak melihat lelaki yang ada didepannya.
Arin tidak bisa berkata apa apa, yang difikirkannya hanyalah pulang,pulang dan pulang.
'kak devano' batin Arin.
"Ayo kita pulang" ucap devano
Arin hanya mengangguk menjawabnya. Ia mengikuti devano dari belakang.
"Sini, pakek jaket gue" ucapnya mengulurkan jaket yang telah ia lepas dari tubuhnya.
"Gak usah udah keburu basah, kakak aja yang pakek nanti kakak sakit." Jawab Arin dengan ucapan yang sangat halus
"Oh oke, kalo Lo gak mau gue yang pake" jawabnya
Arin hanya diam dan tersenyum kecil.
--------
"Udah sampe, bangun" panggil devano kepada seseorang yang tidur disampingnya.
'yaallah, wanita ini tidur di bahuku, maafkan hamba mu yaallah.' batin devano.
'cantik juga kalo lagi tidur'. Batin devano.
"Eh.. ehh.." Arin membuka matanya, dan mendapati lelaki yang dia sukai, spontan ia terkejut "kak devano? Hah? Beneran kak devano?" Lanjutnya.
"Iya ini gue, devano."
"Gue gak mimpi? Kita dimana?" Tanya Arin.
"Kita disurga?! Ya dirumah lo, udah udah turun." Balas devano.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN PRAYER
Teen FictionLOVE IN PRAYER Gak ada yang bisa ngubah takdir kecuali Tuhan. -Arin. "Kalo emg lo ditakdirkan untuk gue. Sejauh mana pun Lo benci gue dan ngejauh dari gue, Lo tetep bakal balik ke gue." -devano William Siregar.