Jam pulang sekolah tiba. Arin yang langsung keluar kelas pun mencari cari keadaan buk Rei.
'itu dia' batin Arin menuju kearah buk Rei
"Buk Rei," panggil Arin.
Reina yang saat itu sedang berjalan di koridor sekolah pun berhenti, dia mendengar ada seseorang yang memanggilnya.
"Arin, ada apa?" Tanya Reina
Arin pun mengeluarkan satu kotak makanan yang berisikan salad kepada Reina.
"Ini buk kiriman dari mama." Ucap Arin memberi kotak tersebut kepada Reina
"Makasih ya Arin, kayak nya enak, nanti ibuk makan." Balas Reina dengan senyuman yang lebar
Arin hanya terkekeh dan tersenyum.
-------------------
Seorang gadis kecil yang sedang membaca buku diatasi ranjangnya. Sesekali dia mengecek handphonenya jika ada notif yang masuk.
Tidak lama kemudian, seorang wanita paruh baya memanggilnya dari tangga.
"Arin.. ada temen kamu nih" panggil mama Arin sambil berjalan menuju kamar Arin
Arin pun mendengar ucapan mamanya, langsung menutup bukunya dan loncat dari ranjangnya.
"Siapa ma?cewe apa cowo?" Tanya arin
"Gak tau, cowo. Udah sana samperin dulu" jawab mamanya
Arin pun menuruni tangga, dia melihat di ruang tamunya sudah ada seseorang yang menunggunya.
"Eh kak Revan." Panggil Arin.
"Gimana udah siap-siap?" Tanya Revan
"Astagfirullah, Arin lupa kalo kakak tadi ngajak Arin jalan, Arin belum siap siap, bentar ya kak". Arin seperti pura pura terkejut, dia pun menuju kamarnya dan meninggalkan Revan sendirian diruang tamunya.
Didalam kamar, Arin mencoba mengambil handphonenya yang ada di mejanya. Dia seperti ingin menelpon seseorang.
Ya, dia menelpon jessica, sahabatnya. Entah mengapa Arin bisa berfikir sampai disitu. Dia tidak ingin membuat Jessica sahabatnya kecewa dengan ajakan kak Revan.
Arin telah mencoba berkali kali menelponnya. Tetapi Jessica tidak sama sekali mengangkat telpon Arin. Karena itu, Arin memutuskan untuk menerima ajakan kak Revan dan bersiap siap.
'mungkin disekolah aja kali gue ngomong sama jessica' batin Arin.
------------
Didalam mobil, terlihat kedua remaja sedang sibuk dengan dunianya sendiri. Arin sibuk dengan bukunya, dan kak Revan sibuk dengan setirnya.
Arin memang sering kali singkuh dengan orang yang menurutnya tidak terlalu dekat. Karena itu Arin memutuskan untuk membawa buku dan membacanya didalam mobil.
"Arin" ucap kak Revan memecahkan keheningan.
"Iya kak" balas Arin.
"Gue minta maaf ya, karena kemarin gue gak bisa nganter lo pulang." Ucap bang Revan sambil memutar bola matanya kearah Arin
Arin tersenyum.
"Ya gpp lah kak, yang penting Arin sampe rumah kok kemarin, walaupun hujan hehe." Ucap Arin
"Jadi, gue ngajak Lo jalan ini sebagai permintaan maaf gue." Ucap Revan
"Emang mau kemana? Kok kita masuk ke sini?" Ucap Arin, melihat Revan membawanya ke pertandingan basket.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN PRAYER
Teen FictionLOVE IN PRAYER Gak ada yang bisa ngubah takdir kecuali Tuhan. -Arin. "Kalo emg lo ditakdirkan untuk gue. Sejauh mana pun Lo benci gue dan ngejauh dari gue, Lo tetep bakal balik ke gue." -devano William Siregar.