Taehyung dan Jimin akhirnya berangkat ke bukit dengan Jimin yang menyetir mobil. Sebelumnya cukup sulit meyakinkan Shin Yumi untuk mengijinkan mereka pergi, namun Taehyung dengan segala jenis rayuan beserta ancamannya berhasil meluluhkan hati Shin Yumi.
"Ingat Tae, kau tidak boleh terlalu lelah. Kalau sudah merasa lelah katakan padaku. Mengerti?"
Taehyung mengangguk. Matanya masih fokus memperhatikan jalanan dari jendela mobil yang ia buka setengah. Ia menikmati terpaan angin yang membuat rambutnya melambai-lambai.
Jimin ikut tersenyum melihat senyum damai terlukis diwajah saudara kembarnya. Hal yang paling ia suka adalah senyum Taehyung. Kalau saja ia tidak sedang menyetir, sudah dipastikan ia akan mengambil banyak foto Taehyung yang sedang tersenyum.
Jimin selesai memarkirkan mobilnya. Taehyung langsung keluar dan menghirup udara bukit yang sejuk. Jimin menghampiri Taehyung setelah mengambil keranjang piknik yang tadi sudah disiapkan ibunya.
"Kajja!"
Taehyung mengikuti Jimin. Mereka naik menuju puncak bukit. Tidak terlalu tinggi memang, namun pemandangannya sudah terlihat menakjubkan.
"Waaahhh...." Taehyung merentangkan tangannya. Menikmati terpaan angin yang menentramkan batinnya.
Jimin menata tempat untuk mereka duduk. Meletakkan keranjang berisi makanan ditengah tikar yang ia gelar.
"Taehyung-ah, ayo sarapan dulu!"
Taehyung menoleh. Jimin sedang mengeluarkan roti selai dari dalam keranjang. Taehyung menghapiri Jimin dan membantunya mengeluarkan makanan.
"Selamat makan..."
Taehyung dan Jimin menikmati rotinya masing-masing. Sesekali Taehyung menjaili Jimin dengan meletakkan rerumputan disekitar piring jimin yang tentu saja mendapat protes dari Jimin.
"Hyung, ayo tulis surat!"
Jimin menaikkan alisnya. Kenapa harus menulis surat?
Taehyung mengeluarkan dua papernote warna merah dan kuning juga bolpoin dari dalam keranjang.
Jimin terheran, kapan Taehyung memasukkan benda-benda itu?
Taehyung menyerahkan papernote kuning dan satu bolpoin pada Jimin yang diterima dengan wajah bingung oleh Jimin
"Tulis apapun yang ingin hyung sampaikan padaku. Aku juga akan melakukan hal yang sama. Nanti kita tukar kertasnya dan baca."
Jimin mengangguk lalu mulai menulis sesuai yang dikatakan Taehyung. Begitu juga dengan Taehyung.
15 menit berlalu. Jimin selesai menulis.
"Sudah selesai! Kau sudah Tae?"
Jimin menoleh pada Taehyung yang menatapnya dengan senyum polos.
"Aku sudah selesai dari tadi. Kau lama sekali."
"Ya! Kau yang terlalu cepat. Aku menulis semua yang ingin kusampaikan padamu."
"Geurae! Mana kubaca."
Jimin menyerahkan kertasnya membiarkan Taehyung membacanya.
'Taehyung-ah kau tahu aku menyayangimu. Jadi tetaplah sehat dan berada disisiku. Aku sungguh tidak ingin kehilanganmu. Kau terlalu berharga untukku, jadi jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku.
Teruslah menjadi bintang yang paling bersinar Taehyungie'Taehyung tersenyum setelah membaca surat Jimin. Taehyung juga tidak pernah ingin pergi dari Jimin. Tapi tidak ada yang bisa melawan takdir bukan?
"Sekarang mana suratmu? Berikan padaku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Brightest Star (Vmin Brothership) ✔️
أدب الهواة"Aku akan menjadi bintang yang paling bersinar jika itu yang hyung inginkan.... Meskipun aku harus mati lebih cepat." ________________ [VMIN FANFICTION] Start :10/5/2019 Finish :9/6/2019