Bidadari Malam

3 0 0
                                    

Ku kenal bidadari dari barat,terbang menghampiriku, Dalam luka aku menerima perjamuan yang telah di sediakan disana aku berbincang mesra dengan kehangatan yang tumbuh semerbab di taman-taman melati.

Bibir tipis itu berucap dan berjanji dalam sebuah altar suci, kepakan hatinya telah tertambat di ranting-ranting musim semi, di mana musim semi itu telah menemukanku untuk mendampingin sang bidadari, aku pun menyambut dengan kehangatan yang tak terkira, bagai musim dingin di basuh dengan perapian api unggun, dan bermekaran rindu-rindu akan musim semi yang indah.

Di sana aku gantungkan harapan-harapan musim dingin menjadi musim semi yang indah, disana kapal kapal di labuhkan mengisi bekal untuk mengarungi samudra kerinduan, ku isi dengan buah-buahan dan ku peras anggur dari kebun-kebun untuk mejamu bidadari yang telah menjadikan aku penguasa di kota-kota para satria.

Di sana pulalah kamu hempaskan kapal-kapal yang telah menjadikan aku penguasa dari hamparan rindu yang menggebu, dan di sana pula kamu jadikan aku puisi-puisi rindu, menjadi kata-kata yang tenggelam di dasar samudra. 

di batas kota itulah aku telah terluka dalam kehampaan, memimpikanmu dalam lamunan sepi di antara kota-kota olimpus, aku sekarang kata-kata sepi yang di rangkai oleh malam, dan di mahkotai oleh hampa akan dirimu, malam-malam pun enggan menari akan kehadiranku, dan bintang-bintang telah menjadikan aku tawanan di gelap nya, siapa aku sekarang yang dingin diantara musim semi dan siapa aku diantara pelangi.

 Purwokerto 190917

Sisa-Sisa Rindu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang