Help me now

8 3 0
                                    

Satu hari ini memang hari paling buruk menurut ku. Setelah aku dipecat dari perusahaan, ayahku masuk rumah sakit, dan kartu kredit ku jatuh tempo.

"Eomma, ayah diruangan mana?"

Berbicara dalam telepon.

"Ayahmu ada diruang operasi, cepatlah"

Aku pun langsung menutup telepon ku.

Kaki ku mulai berjalan lebih cepat. Ada apa ini. Apa separah ini, harus dioperasi pula.

"Eommaaaaaaaa" air mataku mulai turun saat melihat adikku dan ibuku menangis.

"Ada apa? Hah? Ada apa?"

"Eonni, ayah kecelakaan saat mengemudi taksi, saat ada belokan ayah tak melihat ada sebuah truk sedang melaju. Huhuhuhu....."

Mendengar ini sontak air mataku lebih bercucuran. Berharap ayahku baik-baik saja.

3 jam berlalu sudah. Ayahku selesai dioperasi. Aku tak sanggup melihat apa yang terjadi. Kaki ayahku diamputasi.

Deru air mata membanjiri. Ayahku sudah tak bisa mencari nafkah lagi. Dan, pastinya aku menggantikan ayah sebagai anak pertama dan dalam kenyataaan bahwa aku sudah dipecat dari perusahaan.

"Eomma, aku harus kembali ke perusahaan. Aku akan mengurus administrasi nya"

"Apa kau tidak disini saja? Menunggu ayahmu sadar? "

"Eomma, aku tak sanggup melihat ayah bahwa kaki nya diamputasi. Air mataku tidak bisa berhenti."

"Kalau begitu, hati-hati dijalan"

Terpaksa aku berbohong. Aku tak sanggup lagi disini. Air mataku sudah habis saat aju masih ingin menangis.

Biaya operasi dan rawat inap sudah aku bayar lunas dari pesangonku. Tidak ada tujuan lain selain, pojangmacha atau dengan kata lain kedai soju.

Soju adalah sahabat terbaik disaat aku banyak masalah. Bisa ku habiskan 2 botol lebih jika aku benar-benar gelisah.

"Ahjumma, 1 botol soju dan 1 ramyeon"

"Okee"

Satu teguk
Dua teguk
Tiga teguk
Slupurtttt..... Ahh panas
Slupurrrrttt.....
Empat teguk
Lima teguk

Ramyeon ku habis, soju ku tinggal sedikit.

"Ahjumma, pesan satu botol lagi"

Bibirku mulai meracau. Pandangan ku mulai kabur. Perutku juga sedikit mual. Tapi, pikiran ku sedikit tenang.

Aku pun menundukan kepalaku pada meja karena kepala ku mulai pusing.

Sretttt...

Anggap suara lagi menyeret kursi :)

"Ahjumma, topokki satu"

Hah? Suara siapa itu? Dekat banget sama telinga ku. Aku pun mulai mengangkat kepalaku walau sedikit pusing.

"Kauuuuu,, kau yang menyuruhku pergi. Kau polisi kejam. Kau bisa-bisanya menyuruhku pergi. Kau tau tidak, rasanya bagaimana jika diusir secara paksa oleh orang lain walaupun di perusa..."

Tiba-tiba

Dari pandangan ku, terlihat tangan pria tersebut mengarah kepada ku, lalu membuat angka satu pada jarinya dan langsung mendarat di bibirku yang membuat ocehanku terdiam.

"Suuttt, kau kurang beruntung, karena aku menghentikan ocehan mu dengan jariku"

-
-
-
-
-
-
-
-
-
To be continue



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Incredible LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang