2

208 29 4
                                    

Sesampainya geng itu di kantin, mereka tidak melihat suasana yang ramai karena berebut makanan seperti biasanya.

Mereka malah disuguhkan dengan pemandangan Taeyong menginjak-injak badan Hyunbin dengan satu kakinya yang wajahnya terlihat luka lebam dengan bibir sobek, yang merupakan senior mereka.

Jaehyun langsung berlari ke arah Taeyong dan menarik Taeyong menjauh agar senior itu tidak diinjak-injak lagi.

"Ada apa Tae? Kenapa kau memukulinya?" Ucap Jaehyun bertanya pelan-pelan.

"Tadi dia melecehkanku Jay. Terus menanyakan berapa hargaku untuk semalam, dasar tidak tau tata krama, memangnya aku jalang murahan?!" teriak Taeyong mengebu-ngebu.

Jaehyun menoleh ke arah Ten dan Lisa, "Kenapa kalian tidak menahannya?"

"Habisnya dia juga memegang-megang pinggang kami!" protes Lisa.

"Bahkan nyaris meremat bokongku--" ucap Ten menyahut.

"Ya kita biarkan Taeyong untuk menghajarnya lah!" sahut pasangan sepupu itu bersamaan.

Jaehyun menganggukkan kepala tanda mengerti, lalu bertanya pada orang-orang di sekitar mereka, "Apakah itu benar?"

Salah satu siswi bernama Jisoo menjawab, "Iya, itu benar. Maaf kalau kami diam saja Jae oppa, soalnya dia anak kepala sekolah, kami takut kami bakal dikeluarkan..." dan dibalas oleh anggukan siswa-siswi yang lain.

Jaehyun yang mengerti pun mengangguk. Merasa bahwa Taeyong sebenarnya tidak bersalah, dia tidak akan memarahinya--jujur saja, dia tidak akan marah kepada Taeyong walau dia berbuat salah.

Tidak, tidak, bukannya tidak akan, tapi belum.

Dan untuk masalah Ten dan Lisa, walau mereka akan mencegah, Jaehyun juga yakin kalau dua orang itu tidak bisa menahan Taeyong.

Secara fisik, mereka berada di tinggi yang nyaris sama, tapi dengan kemampuan yang berbeda.

Lisa dan Ten, memiliki kelenturan dan kegesitan yang luar biasa, tapi tidak bisa menyerang dalam kondisi tangan kosong. Lisa bisa saja memegang senjata aka pistol--tapi mana bisa dia bawa benda gituan ke sekolah? Kalau Ten itu tidak bisa menggunakan senjata apapun.

Berbeda dengan mereka, Taeyong mempunyai reflek yang cepat dengan kegesitan dalam berbelit. Dia menguasai kick boxing dan ditambah dia hafal sekali dimana saja titik kelemahan/vital manusia, tapi dia tidak selentur Ten dan Lisa dan tidak bisa memegang senjata--sebenarnya pernah diajari menggunakan pedang, tapi dia sudah lama tidak berlatih.

Jaehyun memberikan kelonggaran kepada Taeyong karena anak itu bisa menjaga dirinya sendiri, contohnya ya saat ini.

Jaehyun bangga akan kemampuan tuannya itu.

"Nah sekarang, siapa yang mau mengantar si brengsek ini ke UKS?" tanya Yuta.

"Aku saja." ucap Johnny, disusul dengan Changbin yang memiliki motto 'Talk less, do more'

"Nanti kalian pesan dan bayar sendiri ya, yesss! Pengeluaranku tidak banyak-banyak amat!" Yuta bersorak girang.

"Tidak apa apa, aku masih bisa ditraktir Changbin yang lebih kaya darimu, iya kan Bin?" Changbin hanya mengangguk menjawabnya.

"Aish sial, harusnya aku saja yang membantu biar dapat traktiran Changbin!" Hyunjin mempoutkan bibirnya.

"Heh, sudah mau ditraktir malah mengeluh. Ya sudah kau tidak usah kutraktir aja!" Tangan Yuta langsung diamit Hyunjin.

"Yha hyung, mianhaee.." ucap Hyunjin sambil mendusel di lengan Yuta.

"Astaga Jin, inget posisi, posisi--" ucap Yuta geli sambil mendorong kepala Hyunjin.

Die For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang