3

189 19 1
                                    

Jaehyun POV

Aku dan anak lain langsung berlari ke halaman depan sekolah begitu mendengar dari salah satu konco kami, Seulgi, bahwa mereka ada di sini.

Sialan, mereka mau apalagi memangnya? Balas dendam? Salah siapa juga kalah!

Akan kuceritakan ya, masih ingat tentang illegal race yang Hyunjin menangkan? Pertandingan itu selalu diikuti oleh mereka, dan biasanya mereka memang selalu menang. Bukannya kami kalah atau bagaimana, 'The Reaper' tidak akan mengikuti pertandingan murahan macam itu, aku juga mana sudi membolehkan konco2ku ikut.

Tapi karena memang keuangan kami menurun--karena dipinjami oleh si brengsek Hyunjin dan belum bisa dia kembalikan, kami pun terpaksa mengikutinya.

Dan syaratnya Hyunjin yang harus ikut, karena uang itu untuk melunasi hutangnya.

Dia senang-senang saja, soalnya biasanya Changbin yang dikirim untuk perlombaan race dan sekarang dia yang malah dikirim.

"Bangga gue ma, hebat banget ya gue nyampe si datar aja gak dikirim buat pertandingan ginian." kalo kata Hyunjin sih gini.

Padahal kan buat ngelunasin utang dia, bodo amatlah.

Nah karena mereka kalah, yang pihak sana gak terima, katanya kita curang.

Setauku, mereka sering pake jebakan buat racer lain biar mereka jatuh, eh tapi kemarin si perwakilan emosi karena kelihaian Hyunjin, terus jadinya dia gak merhatiin jalan--atau mungkin lupa kalo dia bakal kena jebakan sendiri.

Ya gitu, endingnya dia gagal, tapi kita yang disalahin.

Goblok emang, salah siapa pake acara jebak-jebakan segala.

Mereka ada di halaman depan sekolah ini, mungkin ada 20-an orang. Segini doang ma gampang uy, bukannya sombong atau apa, kan anak2 geng motorku udah dilatih sejak kecil. Sementara mereka saja ada yang pakai narkoba, suka minum, dll.

"Mau apa kalian ke sini?" aku langsung maju menghadap mereka, sementara aku bisa merasakan teman2ku berdiri di belakangku--mengawasi.

"Heh, cunguk. Gak usah sok lo! Menang sekali aja belagu!" sembur ketua geng itu, seingatku namanya Koo Junhoe. Oh astaga, aku bisa merasakan ludahnya ikut menyembur juga.

"Lebih baik menang sekali dengan jujur daripada berkali-kali tapi curang." ucap Changbin dengan wajah datarnya.

Sepertinya geng ini terlalu emosian--atau kata² Changbin sangat menyindir mereka sehingga salah satu anggota mereka maju untuk meninju Changbin.

Karena gerakan mereka lambat--efek obat2an yang mereka komsumsi, Changbin sudah bisa mencekal tangan anak itu dan menekannya ke bawah sehingga bocah itu menjadi berlutut di hadapannya dengan tangan kanan yang bergetar--yang juga dipegang Changbin.

Mungkin tak terima kalah atau apa, dia melayangkan tinjuan satunya ke arah betis--lebih tepatnya tulang kering Changbin.

Tapi untuk sekali lagi, mereka terlalu lambat.

Changbin sudah lebih dulu menekuk kakinya dan segera menginjak tangan itu dengab keras sehingga pergelangan anak itu menimbulkan bunyi 'krek' yang bisa kami dengar, dengan lanjutan teriakan anak itu. Oke, aku berharap itu hanya patah, bukannya remuk.

Sementara Changbin masih melakukan itu dengan wajah datarnya.

Si cebol ini benar² luar biasa.

"Sialan, anggota lo bahkan nyerang kami!" teriak June--nama panggilan Junhoe, setauku.

"Dia yang nyerang duluan ya bos. Tangan dibalas tangan, kaki dibalas kaki--oh yang terakhir tepatnya tangan dibalas kaki sih, tapi anggota kalian kan mengincar kaki Changbin, ya dibalas pakai kaki sajalah, ngapain juga dia nunduk² cuma buat bales gituan?" sahut Yuta acuh.

Die For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang