7

722 84 9
                                    

Sudah seminggu berlalu semenjak kejadian itu, Lee shin tidak lagi muncul di sekolah, tidak ada yang tau apa yang terjadi dengan nya, begitu pun dengan para guru di sekolah, informasi tentang lee shin menghilang begitu saja.

tapi shuhua yakin menghilang nya lee shin ada ada kaitan nya dengan miyeon, tapi dari pada memikirkan itu shuhua lebih baik bungkam , ia tidak ingin terlibat dengan masalah apapun lagi, termasuk dengan miyeon. setelah kejadian hari itu shuhua dan miyeon tidak pernah berbicara lagi. shuhua selalu menjaga jarak dengan miyeon.

Hari ini pun begitu, miyeon sibuk melirik shuhua ketika kelas sedang berlangsung, sedangkan shuhua lebih memilih untuk cuek, miyeon menghela nafas, ia bingung harus bagaimana dari pada itu, ia juga tengah khawatir tentang orang yang membunuh shuhua , perkataan Lee shin terhadap nya membuat nya khawatir tentu saja, kalau saja lee shin dikirim oleh orang itu, sudah pasti orang itu bukan orang yang sembarangan.

bel pulang berbunyi, membuat miyeon sadar kembali darshuhua
nan nya, ia melirik ke arah ia shuhua yang sudah bergegas keluar kelas, miyeon berdiri, ia ingin mengikuti shuhua tapi kemudian ia terdiam.

"bedebah yang bahkan tidak bisa bersosialisasi seperti mu, maka nya shuhua sangat benci pada mu."

"aku lelah dengan semua ini, kau juga membuat ku sedikit takut. kumohon perhatikan saja anak lain."

miyeon menghela nafas, perkataan shuhua dan lee shin masih terngiang di benak nya, benar, dia tidak ada hak untuk dekat dengan shuhua saat ini.

"hei.. kau yakin mau mengajak nya?..." bisik teman nya jinhe , saat ini mereka berniat mengajak miyeon untuk jalan, sebenarnya jinhe sudah tertarik dengan miyeon sejak dulu.

"tidak ada salah nya kalau tidak mencoba bukan ?" bisik jinhe balik.

" ya, aku tau.. tapi dia kan anak nya anti sosial.. hei jinhe.." 

terlambat jinhe sudah mendekati miyeon, teman nya cuma menghela nafas.

"hai miyeon.. hari ini nggak bareng shuhua kah?" tanya jinhe dengan ramah.

miyeon cuma diam, teman nya jinhe cuma menghela nafas. "tuh kan kubilang juga apa.."

jinhe mengaruk leher belakang nya."haha.. kami mau ke lotte world, kalau kau mau, kau bisa ikut.."

"......"

"ah kalau tidak mau pun tidak apa-apa kok.. maaf-"

"aku ikut..."

"eh?" Jinhe dan teman nya agak sedikit kaget dengan jawaban miyeon.

"Aku ikut.." ucap miyeon lagi.
.
.
.
.
.
.
Saat ini miyeon,jinhe dan kedua teman nya sedang berada di ruang karoke, Disaat yang lain tengah sibuk bernyanyi. Miyeon lebih memilih larut dalam pikiran nya sendiri, yang ada di bayangan nya saat ini cuma Shuhua,

"Miyeon , kau tak mau nyanyi?" Tanya Jinhe sambil mendekati miyeon.

Miyeon menggeleng.

"Aku ga begitu tau lagu.." jawab miyeon

"Ohh begitu.." jinhe mengangguk mengerti. "Ngomong-ngomong kenapa dengan wajah mu? Bisa gawat kalau membekas."

Miyeon terdiam sejenak, lalu menatap jinhe
"Kau...?"

"Kenapa?"

"Ngak.."

Jinhe melirik miyeon bingung, melihat nya kembali menunduk.

'Seandai nya aku lebih berusaha, apa akan Shuhua akan khawatir pada ku seperti anak ini?' Batin miyeon

Setelah karokean mereka akhirnya berkeliling ke tempat yang lain, miyeon terdiam ketika melihat ke arah mesin pencapit boneka yang ia dan shuhua pernah mainkan dulu,

STALKER (GxG) [END]Where stories live. Discover now