8

679 78 12
                                    

Seoul 2004.

Hujan yang menguyur kota sepanjang hari itu, seakan menandakan kesedihan orang-orang yang tengah berada di pemakaman tersebut, berpakaian serba hitam menandakan proses penghormatan terakhir kedua jenazah yang di kubur secara berdampingan tersebut.

Seorang anak berusia 3 tahun menatap kedua makam orang tua nya tersebut masih belum mengerti.

'Ayah dan ibu mu sudah pergi ke surga, dan mereka tidak akan pernah kembali'

Kata-kata itu lah yang mungkin cuma dia ingat. Dia menangis karena orang terdekat nya menangis, tapi kenapa ayah dan ibu nya harus pergi? Cuma itu yang ada di pikiran nya saat ini.

Ya dia adalah Cho miyeon, Kehilangan orang tua di usia semua itu adalah awal kehidupan nya yang mengerikan.

"Miyeon.. Kau tinggal disini dengan paman ya?."

Wanita yang kelihatan sudah berusia itu berjongkok di depan cucu nya, ya. Setelah berduka kehilangan anak nya. Ia harus tetap kembali ke New York.

"Kenapa kakak dibawa nek?" tanya miyeon dengan polos nya, ya.. Satu satu nya keluarga yang tersisa di korea hanya kakak nya, dan paman nya. Tentu lebih dari siapa pun miyeon lebih dekat dengan saudara nya sendiri.

"Kakak mu harus bersekolah disana, jadi dia harus ikut nenek.." Orang tua itu tersenyum sambil merapikan rambut cucu nya tersebut.

Grep...

Jisoo memeluk miyeon, jujur saja ia sangat sedih berpisah seperti ini dengan adik nya.
"Tidak apa miyeon, nanti aku pasti pulang dan kita bisa main lagi..." ujar nya,

"baiklah.. Tapi jangan pergi selama nya seperti ayah dan ibu..." ucapan itu terdengar sangat polos. Membuat jisoo tak sadar akhirnya menangis.

"Jisoo kita harus pergi sekarang.."

Jisoo melepaskan pelukan nya, sambil menghapus air mata nya. "Iya, nanti kakak akan cepat pulang dan menjemput mu." ujar nya sambil berusaha tersenyum.

"Waktu kalian tidak banyak..." ujar seorang pria jangkung yang sedari tadi juga berdiri disana, dia mengendong miyeon.

"Jangan khawatir dia disini bersama ku.." lanjut nya lagi.

"Aku titip kan dia pada mu Gyu.."

"Baik lah ibu.."

Miyeon menatap punggung kedua nya yang sudah berlalu, dia percaya kakak nya pasti akan datang lagi, dia tidak akan meninggalkan miyeon seperti ayah dan ibu nya.
.
.
.
.
.
.
.
Tapi siapa sangka, paman nya, Cho Beomgyu. Yang terlihat normal di keseharian nya ternyata mengidap penyakit mental yang aneh.

"Miyeon jangan keluar, diluar di berbahaya.." itu yang awal nya ia ucapkan kepada ponakan nya, sampai akhirnya miyeon tidak pernah keluar rumah selama 10 tahun.

Sikap paman nya semakin menjadi-jadi ketika ia ditinggal menikah oleh kekasih nya, selain mengurung miyeon untuk terus dirumah, dia juga sering membentak miyeon bahkan hanya dengan alasan sepele. Bukan  hanya itu bahkan ia sampai main fisik dengan miyeon yang masih anak-anak tersebut.

Saat berusia 6 tahun, kehidupan miyeon benar-benar terasa seperti di neraka. Setiap hari ia menunggu kakak nya -Jisoo untuk pulang, menjemput nya dan membawa nya pergi dari sini. Setiap ada yang membuka pintu, miyeon selalu berharap kalau itu adalah jisoo, Tapi yang datang setiap hari selalu paman nya dengan bau alkohol yang sangat menyengat, dia mulai mengumpat. Meluapkan kekesalan nya pada miyeon, bahkan sampai memukul nya dan mengurung nya di gudang.

"Hiks..hiks.. Aku benci paman. Hiks aku benci nenek,..." Tangis parau miyeon sambil memeluk lutut nya sendiri, tubuh nya bergetar menahan isakan yang keluar, tangan nya berlumuran darah dan saat ini ia juga berada di gudang, bahkan dia sendiri tidak tau apa salah nya.

STALKER (GxG) [END]Where stories live. Discover now