10

676 75 8
                                    

"Jadi.. selain itu tidak ada ciri ciri lain?"

"Iya cuma itu.."

Saat ini polisi sudah sampai ditempat miyeon dan shuhua menemukan wanita yang terluka tersebut, wanita tersebut sudah dibawa ke rumah sakit, sedangkan polisi masih menanyai shuhua dan miyeon tentang ciri-ciri sang pelaku, sementara polisi yang lain memeriksa pabrik kosong tempat pelaku tersebut kabur.

"Baiklah, kalau ada lagi yang kalian tau, kalian bisa menghubungi kesini..." polisi itu menyerahkan kartu nama nya ke shuhua, namun miyeon langsung menyambar kartu nama tersebut.

"Sa-saya akan menghubungi anda.."

Polisi tersebut mengangguk sambil tersenyum sedangkan shuhua cuma melirik miyeon heran, tak lama beberapa polisi lain menghampiri mereka.

"Kami sudah memeriksa pabrik tersebut, tapi tidak ada apa-apa disana.." ujar salah satu dari mereka.

"Begitu ya.."

"Pak..." salah satu dari polisi itu membisikkan sesuatu kepada polisi yang sudah dipastikan komandan nya, nampak pria itu mengangguk dan kembali menatap miyeon dan shuhua.

"Lebih baik kalian tidak sering-sering jalan lewat gang ini lagi, bahkan di siang hari sekali pun, lewat lah jalan raya.." ujar polisi tersebut, miyeon dan shuhua mengangguk mengerti, setelah polisi itu pergi, shuhua dan miyeon kembali melanjutkan perjalanan mereka.

Sesampai nya di mini market shuhua langsung menyuruh miyeon untuk pulang karena dia harus langsung bekerja, saat membalikkan tubuh nya miyeon menahan tangan shuhua membuat kepala shuhua lagi lagi harus melirik ke arah miyeon.

"Apa lagi?"

"Jangan pernah pergi sendirian, kalau ada apa-apa kau boleh hubungi aku.."

Shuhua nampak heran lalu tersenyum simpul ia masih tak mengerti mengapa miyeon sepeduli ini pada diri nya, sekarang alih-alin mencurigai miyeon memiliki maksud lain, sekarang justru miyeon mengingatkan nya pada nenek nya, ternyata tak salah juga menilai orang dari sisi positif nya.

"Oke... Tapi kenapa aku harus menghubungi mu? Kau bisa pastikan kalau aku akan baik-baik saja dengan mu?" ujar shuhua memancing reaksi miyeon.

"Iya... Karena aku jago berantem." sangkal miyeon dengan cepat, membuat shuhua tak Dapat menahan tawa nya.

"Dan jago babak belur juga kan? Sayang sekali wajah cantik mu kalau gitu.." shuhua menggelengkan kepala nya, lalu kembali berjalan memasuki mini market tersebut.

Miyeon menatap punggung shuhua, bagaimana bisa gadis itu tetap tenang disaat seperti ini. Sedangkan diri nya sendiri sangat khawatir.
.
.
.
.
.
"Kau yakin tentang ini?"

Jisoo mengangguk, saat ini mereka sedang di dalam mobil di dekat kantor polisi, wanita yang duduk disamping jisoo itu memegang bahu jisoo,

"Oke.."

Mereka berdua pun keluar dari dalam mobil dan melangkah kan kaki ke dalam kantor polisi tersebut,

"Cho beomgyu.." polisi di bagian pusat informasi tersebut mencari data tentang beomgyu setelah jisoo mengatakan alasan nya datang untuk membesuk paman nya di penjara.

"Tahanan ini sudah bebas dari 5 bulan yang lalu.." ucap polisi tersebut, membuat jisoo tersentak dengan pernyataan nya.

"Bagaimana bisa? Bukan kah dia harus nya bebas 2 bulan lagi?" tanya jisoo memastikan.

"Dia bebas bersyarat lebih awal, karena beprilaku baik selama masa tahanan.." jelas polisi itu lagi.

Nampak kekhawatiran dari wajah jisoo, berarti paman nya sudah berkeliaran lagi di luar lagi selama lima bulan terakhir. Melihat kekasih nya yang tengah khawatir tersebut Jennie segera menenangkan nya dengan mengusap bahu jisoo.

STALKER (GxG) [END]Where stories live. Discover now