Rissa sedang menunggu taksi di depan halte. Sudah sejak satu jam yang lalu dia menunggu, tapi tidak ada satupun kendaraan umum yang lewat sana.
"Ini pada kemana sih kendaraan, lagi mogok apa gimana sih? Kagak mau duit apa ya" gerutunya kesal.
Tiba tiba, dari arah gerbang terlihat motor sport yang melaju lambat menuju halte. Rissa yang sedang kesal tingkat dewa itu pun tidak menyadari ada orang yang sedang menatap nya heran.
"Lo nunggu siapa?." Ucap Daffa yang sedang di motornya.
Rissa tidak memperdulikannya, ia pikir orang itu tidak bertanya kepadanya.
"Lo lagi nunggu siapa?" Ulang daffa berusaha sabar.
Lagi lagi Rissa tidak menanggapinya, ia tetap memandangi jalan dan berharap ada angkot lewat.
Habis sudah kesabaran Daffa. ia pun lantas menyalakan klaksonnya dengan kencang.
Rissa terlonjak kaget, dia melihat ke arah cowok itu dengan tatapan garang nya.
"Lo..!? Maksud nya apaan hah bunyiin klakson kenceng banget! Lo mau bikin gue jantungan ya! Lo juga yang tadi nimpuk gue pake kaleng kan? Ish ngeselin benget lo! Ngapain lo disini! Bosen banget ketemu lo lagi" Cerocos rissa dengan wajah kesalnya.
'Loh? Harus nya kan gue yang kesel. Emang bener nih. cowo mah serba salah' gumam Daffa dengan pelan. Rissa yang sedang menatapnya kesal, kini menjadi menatapnya bingung.
"Ngapain Lo komat kamit gitu. Jangan jangan lo punya ilmu hitam Ihh merinding gue. Jangan jangan... Gue mau di pelet! Atau bakal di santet! Ngaku Lo!."
"Berisik lo! Mau gue anterin ga. Hari ini bakal jarang kendaraan umum yang lewat" ucap Daffa, Ia berusaha mati matian untuk tidak memaki gadis di depan nya.
Karena merasa tidak ada jawaban dari gadis di depannya. Daffa pun menyalakan motor nya. "Mau ikut gaa" godanya dan mulai melajukannya dengan lambat.
"Ehh tunggu dong! Iya iya gue ikut lo" rissa pasrah. Ia sudah lelah dan keinginannya adalah tidur di rumah sambil memeluk guling yang sudah ia anggap pacar nya. Emang gitu, Nasib jomblo.
Rissa menaiki motor itu. Tetapi, baru saja ia duduk, Cowok itu sudah menancap gas dengan agak kencang membuat rissa kewalahan dan hampir akan jatuh. Untung saja ia dengan cepat memegang bahu cowok itu.
"RESE YA LO JADI ORANG!" Rissa memukul bahu cowok itu dengan kencang.
Daffa mengaduh kesakitan, Tetapi ia puas Ia sangat puas sudah menjahili gadis di belakang nya.
"Rumah Lo dimana?" Tanya Daffa setengah berteriak.
"KEPO LO JADI ORANG"
Daffa mendengus kesal. Rasanya ia sangat ingin memakan gadis nya itu hidup hidup.
"Kok berhenti sih?" Tanya Rissa heran, Karena Daffa memberhentikan motornya di tepi jalan.
"Gue gak tahu rumah lo dimana, gimana gue bisa anterin lo kalo gue aja gak tahu dimana rumah lo" kesal Daffa. 'Cantik cantik kok otak nya rada geser' batinnya berkata.
Rissa meringis malu. Karena saking kesal nya dia jadi tidak fokus. "Dari sini lo tinggal lurus aja nanti belok kiri."
Daffa mematuhi arahan nya, dia pun melajukan motor nya kembali. "Kiriiii bang kirii!! udah sampe! Rumah gue kelewatan anjir!" Ucap Rissa sambil menepuk nepuk pundak Daffa.
'anaknya siapa sih? Boleh gue culik ga?' Daffa berkata dalam hati seraya mengelus dadanya sabar.
"Makasih udah nganter loh"
"Ini rumah lo?" Tanya Daffa seraya membuka helmnya.
"Bukan. Rumah pembokat gue" jawab Rissa sambil memutar bola matanya kesal.
Daffa melongo sebentar, lalu beberapa detik kemudian dia kembali menetralkan wajah nya. "Dih dasar cewe" celetuk nya.
"Kalo gue cewe emang kenapa!" Ketus Rissa dengan tangan yang bersedekap di dada.
"Eh nggak. Kenalin gue Daffa Hartman. Nama Lo siapa?" Daffa pun mencoba mengalihkan pembicaraan. Ribet urusan nya kalo ngeladeni cewek ngamuk macam dia.
"Rissa, Rissa Ariellina" ucap Rissa malas.
Tidak ingin berlama lama, Daffa pun segera pamit pulang. "Yaudah, gue balik ya. See you rissa, besok gue anterin Lo lagi" ucap Daffa dengan senyum yang menggoda tapi tidak bagi rissa.
"Gila" gumam rissa sambil menggelengkan kepalanya.
|~|~|~|~|
06.00 A.MSheira berjalan melewati lorong koridor yang masih sepi, hanya beberapa murid yang Sudah datang. Sheira terus berjalan menuju lapangan basket dengan satu bola basket di tangannya.
Sesampai di lapangan dia langsung melempar tas nya, tidak peduli bila tas nya rusak, Toh yang di bawa cuma baju ganti, satu buku catatan, dan alat tulis.
Sheira berlari ke tengah lapangan dengan sebuah bola basket di tangan nya. Dia kemudian memulai permainannya, bak seorang leader yang sangat mahir bermain bola basket.
20 menit berlalu.. Dia masih asyik dengan permainan nya hingga dia tidak menyadari banyak tatapan mata yang mengarah kepadanya.
Dhika. Salah satu siswa yang tertarik memperhatikan betapa mahir nya sheira bermain basket.
Apakah Dhika mulai tertarik dengan sheira?
Bagaimana jadi nya kalau Dhika dan sheira bersatu?
Di part ini yang muncul cuma ada Rissa dan Sheira, Tapi di part selanjutnya bakal ada Zahra si anak polos dan si Stella^_^
Yang di mulmed itu Rissa:'
Vote & comment ✓
Kiss Kiss;*
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Girls
Teen Fiction"Kita adalah empat dengan sifat yang berbeda. tapi, saling menyayangi dan menjaga"