Malam hari nya, Stella sedang berada di kamarnya, dia sedang rebahan di kasur nya seraya melihat hasil fotonya. Saat ia melihat foto seorang laki laki yang tadi, ia diam sambil mengamati laki laki itu.
"Loh!? ini kan si dewa, partner gue pas olimpiade yang nyebelin tingkat akut itu." gumamnya.
'Tapi kalo di liat liat dewa emang gant-- Eh?apa apaan sih gue, ganteng dari mana coba?' Lanjutnya dalam hati seraya bersedekap dada.
Stella mah emang gitu orang nya, suka gak ngaku, padahal di lubuk hati yang terdalam nya mah ngaku in kalo dewa itu ganteng;v
'Abaikan author nya ya teman teman'
Stella meletakkan kembali kamera nya di laci, lalu setelah itu ia membaringkan tubuh nya, dan bersiap untuk tidur.
|•|•|•|
Sinar matahari masuk melalui jendela kamar seorang gadis, Stella. Ia langsung terbangun dari tidur nya saat menyadari matahari sudah mulai menyinari bumi.
Stella melihat jam yang berada di dinding kamarnya, begitu ia melihat jam yang sudah menunjukan pukul 06:15, sontak membulatkan matanya. Ia bergegas lari menuju kamar mandi.
Biasanya, ia sudah terbangun saat matahari belum terbit. Dan pukul 06:15, biasanya ia sudah di jalan menuju sekolahnya.
5 menit kemudian ia keluar dari kamar mandi dengan keadaan sudah memakai baju, ia langsung mengambil tas. Tidak peduli penampilannya kusut, menurutnya masih bisa di perbaiki di sekolah.
Saat ia berlari menuju pintu, teriakan dari sang ibu menghentikan lari nya dan berbalik. Ia menepuk dahinya, lalu ia berlari menuju sang ibu.
"Aduh maaf ya bu, Stella tadi buru buru takut telat" ucap Stella sambil memasang muka melas.
Ibu nya menggelengkan kepalanya. "Kamu ngga sarapan dulu? Baju kamu juga berantakan gini loh."
"Ngga Bu, nanti bisa kok sarapan di sekolah.. Trus ini baju bisa di benerin di jalan.. yaudah ya bu Stella berangkat dulu." ucap nya seraya Pamit.
|•|•|•|
Stella sedang duduk di halte dekat rumahnya. 5 menit sudah ia menunggu, tetapi belum ada satupun kendaraan yang lewat. Ia pun mendengus kesal.
"Udah telat bangun, pak supir pulang kampung lagi, sekarang gaada kendaran lewat. Apes banget gue hari ini." Gumam nya seraya menendang batu di depan nya.
Stella mengarahkan pandangan nya ke jalan. Saat itu, sebuah motor sport berwarna merah melaju pelan ke arah halte dimana Stella sedang duduk.
Stella yang melihat motor itu berhenti tepat di depan nya lantas mengernyit bingung.
Lelaki itu membuka helm yang ia pakai dan tersenyum ke arah stella. "Hai Stell, bareng sama gue yuk" ajaknya.
"Makasih tian, tapi gapapa gue bisa naik taksi." Stella menolaknya. Lelaki itu bernama Seftian Prasetya, rumahnya sekomplek dengan Stella. Oh iya, Seftian juga partner Stella pas olimpiade.
"Nanti Lo telat stell" bujuk Seftian.
Dengan terpaksa stella mengiyakan ajakan Seftian, karena Stella juga tidak mau dirinya terlambat. Sekarang saja sudah jam 06:35.
Sesampai di sekolah, Stella mengucapkan terimakasih kepada seftian, dan ia bergegas menuju ruang kelas nya. Untung saja sekarang masih jam 06:55, dan bel tanda pelajaran akan di mulai pun belum berbunyi~pikirnya.
Ternyata, ada seorang laki laki yang melihat Stella di antar oleh Seftian. Ia tampak begitu marah. Entah dia cemburu atau karena hal lain.
"Brengsek" umpatnya seraya memukul pohon di samping nya.
|•|•|•|
Brakk..
Bunyi pintu yang di buka dengan kencang itu membuat para penghuni kelas termasuk Rissa, Sheira dan Zahra menoleh ke arah sumber suara.
"Ternyata elo stell.. kaget gue njir, kirain pak duda masuk" ucap salah satu teman kelasnya. Stella hanya bisa menjawab dengan dua jari nya yang bertanda vis berarti ia minta maaf.
Setelah itu para penghuni kelas melanjutkan aktivitas nya masing masing, tetapi Rissa, Sheira, dan Zahra tetap menatap Stella heran.
Stella melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya.
"Tumben telat stell"
"Gak biasanya"
"Iya nih haha" ucap rissa yang ikut ikutan.
Stella mendengus kesal mendengar celetukan sahabatnya.
"Aduh para ibu ibu, udah stop deh ya jangan banyak omong.. Gue cape nih, haus, mana belum sarapan lagi sakit eneng tuh." Curhat stella seraya memasang muka melasnya.
"Eh anjir kita di bilang ibu ibu" protes Sheira.
"Curhat dong mah" ucap Zahra polos.
"Iya dongg..." jawab Sheira dan Rissa berbarengan.
Zahra, Sheira dan Rissa tertawa tapi tidak dengan Stella yang memasang muka horror nya.
"Jahat lo pada ye.. Eh, ke kantin yu temenin gue sarapan" ajak Stella melas.
"Yaudah atuh yuk, 2 jam kita free, pak duda nya gaada" ucap zahra. Lalu mereka pun pergi ke kantin.
|•|•|•|
Saat di jalan, rissa tidak sengaja menabrak seseorang. Enggak, bukan rissa yang menabrak, tapi seseorang itu yang tidak melihat jalan dan akhirnya ia yang menabrak rissa.
"Aduh.. pantat gue"
"Rissa!? Lo gapapa kan?" Tanya Stella seraya membantu rissa berdiri.
"Gapapa" jawab rissa singkat.
"Eh elo ris.. makanya kalo jalan liat liat" ucap gadis itu sambil tersenyum sinis.
"Rena Rena... Udah tau Lo yang gak liat jalan! Masih aja ngeles" celetuk Sheira yang malas berpas-pas an dengan Gadis yang menabrak rissa.
"Loh? Orang dia kok yang gak liat jalan" gadis itu menatap nyalang Rissa. Rissa tetap saja bersikap cuek, tidak peduli akan tatapan yang mengarah kepadanya.
"Udah, kalian gaperlu repot repot ngeladenin si ratu bacot ini" ucap rissa seraya menaikkan sebelas alis nya dan tersenyum mengejek.
Zahra terkekeh. "Ra...ratuu bacot..cot bacot cot." Ucapannya itu membuat ketiga sahabatnya tertawa terbahak2.
"Udah udah.. Perut gue nambah sakit nih, kuy lah ke kantin" ajak Stella seraya merangkul sahabatnya.
Rena yang melihat mereka berjalan menjauh sambil bercanda ria itu pun memandang rissa iri.
"Rissa... Awas Lo" gumamnya geram.
|•|•|•|
Hai guys, kira kira Rena punya masalah apa ya sama rissa sampai dia kelihatan benci banget.
Ouh iya Pantengin terus Friendship Girls ya guys❤️
Jangan lupa vote, comment and share ya teman teman;)
Jangan jadi SIDERS plis;'
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Girls
Teen Fiction"Kita adalah empat dengan sifat yang berbeda. tapi, saling menyayangi dan menjaga"