Setelah kejadian rena tadi. Kini, mereka sedang berada di kantin sekolah, untuk menemani Stella sarapan. Saat ini, mereka sedang memperhatikan gerak gerik Stella yang mulai memasukkan nasi kedalam mulut dengan lahap.
'kek baru nemu makanan dari ber-abad abad yang lalu dah'
'stella belum makan dari kapan sih'
'temen gue gini amat ya lord'
Begitulah isi batin Rissa, Sheira, dan Zahra saat melihat Stella yang sedang asik sendiri dengan makanan nya.
"Kawlean gak iwkut serawpan ewmwang," Stella berbicara dengan keadaan mulut nya yang di penuhi nasi.
"Jangan ngomong saat lagi makan stell" tegur Zahra.
"Iya iya"
"Ck" decak mereka bertiga saat melihat kelakuan Stella.
"Zahra, bukannya tadi elo bilang mau ke perpus ya?" Tanya rissa saat melihat Zahra sedang asik menatap Stella yang masih bergelut dengan makanannya.
Zahra pun menyadarinya, ia menepuk dahinya, "kok aku bisa lupa ya."
"Ya elo kenapa bisa lupa," greget Sheira.
Zahra pun menyengir kuda, "yaudah temen temen, Zahra ke perpus dulu ya," tanpa menunggu jawaban dari teman teman nya, Zahra segera berlari menuju arah perpustakaan.
Zahra POV.
Untung tadi rissa ingetin aku. Kalo engga, pasti aku lupa sampe jam pulang. Aku terus berlari kecil menuju ke arah perpustakaan.
Sesampai di perpustakaan, aku langsung membuka pintu.
"Loh Zahra? Bukannya sekarang pelajaran pak Daniel ya?" Tanya Bu Heni.
"Anu buk, itu, pak duda--eh maksud aku pak Daniel nya gak masuk"
"Ouh begitu"
Author POV.
Zahra mengangguk sebagai jawabannya, lalu ia masuk kedalam perpus dan mencari buku yang di butuhkan, "aduh dimana sih novel nya," gerutunya. Zahra terus menyusuri rak buku sebelah kanan.
Di lorong yang sama dan rak yang sama, ada seorang laki laki yang sedang berjalan ke samping seraya membersihkan rak.
Keduanya saling fokus menghadap ke rak buku dan terus berjalan kesamping. Semakin dekat~ semakin dekat~ semakin dekat~ dan...
"Eh?" Mereka kompak menatap satu sama lain.
"Sorry" ucap keduanya berbarengan. Laki laki itu segera membuang muka, sedangkan Zahra masih menatap wajah laki laki itu.
Tiga detik kemudian, Zahra tersenyum manis menatap lelaki itu seraya mengulurkan tangannya.
Sang lelaki yang masih membuang muka itu melirik uluran tangan Zahra dan menaikkan satu alisnya.Zahra yang mengerti pun langsung berbicara, "salam kenal, Zahra Rainey."
"Dhani Agrielger" kata lelaki itu yang masih malu malu. Iya malu malu meong_-
Zahra beralih pandangan menatap sesuatu yang di genggam Dhani, Kemonceng.
"kamu tukang bersih bersih? Tapi kok pake seragam yang sama kaya aku? Tapi kalo tukang bersih bersih masa ganteng gini sih?" Zahra kembali menatap wajah Dhani.
Dhani menggeleng cepat.
"Serius bukan tukang bersih bersih?" Tanya Zahra kembali.
Ngotot amat ni cewe, lagian masa kaga tau gue sih? Secara kan gue mostwanted.. demi apa dia kaga tau gue?~batin Dhani berkata.
"Gue cuma di hukum kok bukan tukang bersih bersih."
Zahra mengangguk sebagai jawaban. Ia langsung mencari tempat untuk membaca, karena buku yang dicarinya sudah ia temukan.
Dhani POV.
Apes banget gue anjir.. masa gue di suruh bersihin perpustakaan yang Segede gaban. Eh tambah lagi, masa tadi gue di katain tukang bersih bersih njir... Untuk yang ngatainnya cantik, kalo ngga bisa bisa gue lempar ke selokan dekat kompleks gue yang gede bingit tuh orang.
Gue pun menghela nafas kasar. Gara gara itu tuh ibu deni yang kek gitar Spanyol, masa gue di hukum kek ginian.
Éh apaan tadi? Gitar Spanyol? Ralat deh, jadi gentong Spanyol wkwk;( eh maaf ye buk, gue gak niat ghibah kok, cuma kesel sama engkau:v
Flashback (author POV.)
Seorang guru berjalan memasuki ruang kelas XI IPS 3 dengan khasnya yang tegas. Ia memang tidak membawa penggaris atau alat sebagainya untuk menghukum siswa yang bandel, tetapi jangan salah, ia begitu di segani satu sekolah karena ketegasan nya dalam menghukum siswa yang melanggar aturan. Namanya Denia Wartini kerap di sapa bu Deni oleh para siswa yang bandel.
Saat sudah berada di depan pintu kelas. Ia langsung masuk tak lupa dengan tatapan tajamnya yang mengarah kepada seluruh siswa yang berada di kelas tersebut.
"Selamat pagi Bu" teriak semua murid.
"Pagi"
"Kumpulkan pr yang kemarin saya berikan" lanjutnya dengan gaya yang santai. Berbeda dengan guru itu, semua murid yang berada di kelas tersebut sekarang sedang menatap sang guru cemas.
Satu persatu murid mengumpul kan tugasnya, dan dirasa sudah terkumpulkan semuanya, guru itu menghitung buku yang terkumpul.
Ia mengernyit bingung, padahal di kelas itu tidak ada bangku yang kosong. Tetapi, jumlah buku yang harus terkumpul itu kurang jumlahnya.
Lalu, ia pun menatap tajam semua murid yang berada di kelasnya, "Siapa yang tidak mengerjakan tugas saya,"
Semua murid di buat takut olehnya."Kamu yang di pojok kanan akhir" tunjuk guru itu.
Semua murid menatap ke arah Dhani yang sedang menenggelamkan wajahnya di atas meja, dengan tangan yang menjadi bantalnya. Ternyata, ia tertidur semenjak guru itu memasuki kelas.
Dhika yang duduk di samping Dhani mencoba membangunkannya agar tidak terkena amukan guru itu. Ia menggoyangkan tangan Dhani yang membuat si empu mengerang kesal, "Diem ka gue ngantuk elah" kesal Dhani.
"DHANI AGRIELGER KELUAR KAMU DARI SINI," teriak sang guru, Dhani yang mendengar itu pun sontak membuka mata dan menatap guru itu terkejut.
"Ada apa bu? Kok marah marah," Dhani mengusap wajah nya, ia belum 100% sadar.
"Keluar kamu dari kelas ini dan bersihkan perpustakaan sekolah, sekarang!" guru itu geram melihat kelakuan murid nya.
Dhani mendengus kesal, ia pun bangkit dan berjalan keluar kelas dengan menghentakkan kedua kaki nya. Semua penghuni kelas menggeleng kan kepalanya melihat kelakuan Dhani.
Flashback off.
Dhani menghela nafas kasar. Ia mencari tempat duduk untuk beristirahat, tatapan nya tertuju pada seorang gadis yang tadi sempat berbincang dengannya. Dengan langkah riang seakan hari ini ia sedang bahagia, Dhani menuju ke arah sang gadis itu.
Dhani menyapa seraya menepuk pelan bahu gadis yang sedang memunggunginya, "hei."
Sontak gadis itu menoleh, "eh kamu yang tadi kan?" Ujarnya.
Dhani mengangguk pelan seraya tersenyum, "boleh duduk disini?" Tanya Dhani.
"Boleh"
|•|•|•|
Tbc
Hai guys, jangan lupa vote comment dan share ya<3
Semoga suka sama cerita ini🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Girls
Teen Fiction"Kita adalah empat dengan sifat yang berbeda. tapi, saling menyayangi dan menjaga"