Empat

90 6 0
                                    

Aku mengajak Candice menuju ke taman di tengah Academy.

Taman itu adalah taman terindah di Academy yang sering digunakan untuk tempat berkumpul para siswanya.

Disamping pemandangannya yang indah, tempat ini juga teduh dan sangat segar.

Kami memilih duduk di saan satu bangku taman yang berada di bawah pohon rindang.

"Ah aku senang akhirnya kau menemukan mate mu. Apalagi dia adalah jojie" ucapku pada akhirnya.

Candice tersenyum sumringah. Dia mengangguk menanggapi ucapanku.

"Ah, apakah kau juga sudah menemukan mate?" Tanyanya padaku.

Aku meringis. Bagaimana ini? Apakah lebih baik aku memberi tahunya jika aku adalah mate Tristan?.

"Sebenarnya cand......Aku sudah menemukan Mate ku" ucapku pelan tapi aku yakin Candice mendengarnya.

"Benarkah?! Siapa dia?! Oh astaga akhirnya sahabatku menemukan Matenya"pekik Candice.

Aku langsung merutuki Candice, untung saja aku memilih tempat yang agak sepi tadi.

Aku menghela nafasku dan memberikan tanda bagi Candice untuk sedikit tenang.

"Dia Prince Tristan Rex De Bextryn" ucapku.

Seketika hening. Candice masih terdiam dan hanya mengedipkan matanya.

Sedetik kemudian Candice tertawa terbahak.

"Astaga Clarine, jika memang kau belum menemukan mate mu kau tidak usah berbohong seperti itu. Aku tahu crown prince ilory sangat tampan tapi aku yakin kau akan menemukan mate mu suatu hari nanti"

Aku mendengus kesal. Biarkan saja dia tidak percaya .

"Terserah jika kau tidak percaya" ucapku kesal.

"Duarr"

Tiba tiba terdengar suara ledakan di Academy. Aku dan Candice langsung berlari menuju arah gerbang depan academy.

Disana sudah berkumpul beberapa guru , para siswa dan juga Tristan. Di depan kami terlihat sekelompok vampir liar dan para rogue?. Mengapa kaum werewolf ikut serta?. Aku menepis pertanyaan yang bermunculan di kepalaku.

Ternyata suara ledakan itu adalah mereka yang berhasil membobol barrier Academy.

Aku tidak boleh membuang waktuku lagi. Tanganku terangkat keatas.

"Shield!"teriaku dan seketika itu juga muncul sebuah suara gelembung meletus dan barrier ku sudah menutupi bangunan Academy agar para pemberontak tidak bisa masuk kedalam.

Cukup menguras tenaga untuk membuat barrier untuk menutupi seluruh academy.

Para pemberontak mulai menyerang. Dan para siswa dengan sigap langsung menghadang jalan mereka.

Aku mengusap wajahku. Baru saja beberapa menit yang lalu aku duduk santai bersama Candice di taman yang tenang. Dan sekarang aku sudah berada di tengah medan peperangan.

Aku juga ikut bergabung dengan mereka. Ku keluarkan kekuatan anginku dan membuat angin itu menjadi ratusan panah yang mengarah pada para pemberontak.

Aku langsung menendang perut pria di belakangku saat dia berniat menusukku dengan pedang.

Aku berkelit lincah menghindari segala macam serangan dan mengumpulkan kekuatan untuk membalas .

Di depan sana aku melihat Tristan bergerak lincah dengan pedang hitam legendaris bangsa demon. Jangan tanya mengapa dia memilikinya. Bukankah aku sudah pernah menjelaskan sebelumnya?.

Mate'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang