Tristan menungguku mengutarakan apa yang ingin ku tahu soal pedangnya.
Aku menyerahkan buku berjudul Reagaen itu. Tristan melebarkan pupil matanya.
"Darimana kau menemukan buku ini?"
Aku mengernyitkan dahi ku. Apa ada yang salah dengan buku ini sampai Tristan bereaksi seperti itu?
"Di bagian paling ujung dari perpustakaan. Aku bisa membacanya tapi Candice berkata buku ini kosong" aku sedikit memiringkan kepalaku.
Tristan menghembuskan nafasnya pelan.
" sudah sejauh mana kau membacanya?"
"Ah sampai bagian yang mulia king Max dan pedang itu yang bisa berubah. Benarkah bisa berubah? Siapa namanya? Apa jenis kelaminnya? Warna a—"
' cup '
Aku mematung. Astaga! Baru saja Tristan mencium pipiku. Bisa kurasakan pipiku berubah menjadi merah.
Sejak kapan dia berada di sampingku? Dan s-sejak kapan tangannya berada di pinggang ku? Astaga!
"Bertanyalah satu satu kitten" Ucapnya.
Aku bisa menangkap guratan geli diwajah Tristan karena prilaku diriku yang memalukan ini .
" pertama Iya pedang ku bisa berubah" Tristan mengeluarkan pedangnya.
Tanpa sadar mataku berbinar takjub saat Tiba tiba pedang itu muncul begitu saja di tangan Tristan.
Aku baru sadar jika terdapat sebuah permata berwarna merah di gagang pedang. Dan ternyata pedang itu memiliki ukiran yang sangat indah.
"Bisakah dia berubah sekarang?" Tanyaku sambil menatap iris gelap Tristan.
Tristan mengangguk, dia melemparkan pedang itu ke udara kemudian terdengar suara seperti letupan gelembung.
Dan didepan kami terlihatlah seorang naga berbentuk manusia dengan rambut putihnya yang menjuntai panjang serta mata merah terangnya yang indah.
Aku terperangah. Pria itu membungkuk hormat pada Tristan dan aku.
"Salam master" ucapnya.
Suaranya tegas namun lembut di waktu yang bersamaan.
"Imut!" Eh.
Aku membungkam bibirku. Astaga apa yang kukatakan tadi?.
Pria bersurai putih itu menatapku bingung. Dia mengedipkan matanya beberapa kali yang malah terlihat seperti anak kucing di mataku. Lucu sekali.
"Dia Mate ku" Tristan menjelaskan diriku padanya.
Aku menarik ujung pakaian Tristan dan membisikkan sesuatu.
"Siapa namanya?" Tanyaku berbisik
"Reagaen?" Ucapnya acuh. Aku memukul lengannya. Bagaimana bisa dia tidak menamai pria itu.
"Em...Reagaen" ucapku ragu.
Pria berwajah rupawan itu menoleh ke arahku. Dia melemparkan sebuah senyuman yang menawan.
"Yes Master?" Aku mengernyit heran.
"Apakah Tristan tidak memberikan nama padamu?"Tanyaku sambil melirik Tristan tajam.
Tega sekali dia tidak memberikan nama pada pria semenawan ini.
"His Master selalu memanggil saya Reagaen. Jadi saya rasa itulah nama saya" ucapnya sambil melemparkan sebuah senyuman padaku.
"Em...bagaimana jika namamu ku ganti?" Tanyaku
"Jika His Master mengijinkan dengan senang hati saya menerimanya "
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate's
FantasyMate. Sebuah hubungan yang sudah ditakdirkan bagi kaum immortal seperti kami. Memang kebahagiaan terbesar bagi sebagian besar dari kami adalah dengan bertemu dengan mate nya. Begitupun aku. Jujur aku sering membayangkan bagaimana hubunganku nantiny...