Untuk mengobati rasa kecewa kalian. hari ini ve update lagi ya!
Siapa yang nungguin? Angkat tangan!
Jangan lupa vote dan comment nya!
Oke ve kayaknya kebanyakan bacot deh.
Langsung aja ya!
Enjoy!
***********************************
Dan hari ini adalah hari dimana kami pergi ke kastil Ilory. Sebenarnya aku agak kesal dengan Tristan.Tadi Momma sudah menyiapkan gaun merah simple namun elegan untukku dan aku menyukainya.
Tapi dengan seenak jidatnya Tristan menyuruhku mengganti dengan gaun Hitam yang cukup ribet.
Dia bilang gaun merah itu terlalu terbuka. Padahal yang terlihat hanya bahuku. Dasar posesif!
"Kau masih marah denganku?" Tristan bertanya.
"Tidak" jawabku cuek.
"dasar posesif" aku bergumam pelan.
Tapi seperti biasa, pendengaran kaum kami sangat tajam dan kupastikan Tristan mendengarnya.
Dia menghela nafas lalu menarikku bersandar pada bahunya. Posisi kami yang sedang berada di kereta kuda membuat ku tidak bisa bergerak leluasa.
Aku mencoba menjauh dari Tristan. Tapi tunggu dulu. Kenapa tubuhku tidak bisa digerakkan?. Ah tentu saja, Telekekinesis nya. Sial sekarang aku sudah tidak bisa bergerak!.
"Aku tidak suka berbagi miliku dengan orang lain"ucapnya pelan tapi cukup untuk ku dengar.
Pipiku memanas. Sial mengapa akhir akhir ini aku selalu begini di dekat Tristan.
Beberapa saat kemudian Tristan melepaskan kekuatan nya. Aku menegakkan tubuhku. Memposisikan dudukku yang nyaman.
Tiba tiba Tristan menjadikan pahaku sebagai bantal. Betapa terkejutnya aku saat mata kami bertemu.
Mata Tristan berwarna hitam pekat bahkan lebih hitam dari langit malam. Dan ketika sisi demonnya menguasai mata hitam ini akan berubah menjadi merah yang sangat indah.
"Bangunkan aku jika kita sudah sampai"
Aku langsung sadar dan sedikit memalingkan wajahku. Astaga apa yang baru saja ku lakukan?.
Aku tambah terkejut saat lengan kokoh Tristan melingkari pinggang ku. Tristan menenggelamkan wajahnya di perut rataku.
Oh astaga! Untuk sekian kalinya pasti wajahku kembali memerah. Tapi rasanya tidak tega untuk mengusik Tristan.
Aku tahu akhir akhir ini Tristan jarang beristirahat. Mau bagaimana lagi? Dia adalah crown prince dari kerajaan Ilory. Pasti dia memiliki banyak tanggung jawab.
Nafas Tristan sudah terdengar teratur. Tapi aku tahu meskipun begitu sifat waspada nya masih melekat.
Kadang aku berfikir pernahkah dia tidur dengan tenang tanpa harus bersikap waspada.
Aku mengamati rambut hitam Tristan. Rambutnya begitu lebat dan terlihat halus .
Aku mengulurkan tanganku. Tanpa sadar tanganku sudah mengusap rambut Tristan. Rasanya begitu halus.
Tristan sedikit bergerak. Mungkin mencari posisi yang nyaman baginya. Lalu Tristan kembali mengeratkan pelukannya.
Aku menghela nafas pasrah. Mungkin lebih baik aku membiarkan Tristan, lagipula perjalanan ini masih panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate's
FantasyMate. Sebuah hubungan yang sudah ditakdirkan bagi kaum immortal seperti kami. Memang kebahagiaan terbesar bagi sebagian besar dari kami adalah dengan bertemu dengan mate nya. Begitupun aku. Jujur aku sering membayangkan bagaimana hubunganku nantiny...