Samudra Athalarik

351 53 50
                                    

][][ öffnungsteil ][][

"Abis kemana lo semalem?"

Itu adalah pertanyaan yang pertama kali didengar oleh Samudra Athalarik, atau yang kerap disapa Atha ketika Ia memasuki lingkungan sekolah.

"Ga ngajak-ngajak gue," Akmal, si penanya tadi kembali berbicara meski Atha sama sekali tidak berniat menjawabnya. "Nidurin siapa semalem?"

Atha menoleh sedikit menatap temannya. "Ada tugas?"

"Jawab dulu,"

"Gak ada."

"Sama cewek, kan?"

"Masa cowok?"

"Beneran tidur sama cewek?"

"Mal," Atha telah mengeluarkan jurus andalannya. Mengucapkan satu kata dengan penekanan dan tatapan tak terbantahkan. Dan Akmal terkekeh geli tanda Ia menyerah.

"Gue juga dapet minta dari Sarah semalem," ucap Akmal, kemudian memberikan Atha buku tulisnya. "Berani bayar apa lo?"

"Banyak mau."

"Kopi ya?"

Tanpa menjawab, Atha mengeluarkan dompetnya dan menyodorkan selembar uang berwarna merah. "Cukup?"

"Kurang, lah," dengus Akmal, tapi tetap menerima uang dari Atha dan berdiri. "Lumayan tapi," ucapnya lantas pergi tanpa banyak cakap dan meninggalkan Atha yang sedang mengerjakan tugas matematika. Oh, atau lebih tepatnya menyalin.

"Samudra Athalarik kelas duabelas ditunggu di ruang pertemuan. Sekali lagi, Samudra Athalarik ditunggu di ruang pertemuan."

Atha berdecak ketika namanya dipanggil. Ia harus beranjak dari posisi nyamannya karena panggilan sialan itu. Tapi sungguh, Atha sedang sangat malas dimarahi guru jika Ia tidak pergi ke ruang pertemuan padahal mendengar pengumuman. Alasan yang sama dengan kenapa Ia terpaksa mengerjakan PR.

Tiba di depan ruangan yang biasa digunakan tamu untuk menunggu, Atha bisa melihat seorang pria bersetelan hitam sedang mengobrol dengan salah satu gurunya.

"Nah itu Nak Samudra," sang guru menunjuk Atha yang sudah berdiri di depan pintu. Bukan Atha yang memasuki ruangan tersebut, malah si pria bersetelan hitam-lah yang menghampiri Atha.

"Kenapa?"

Pria itu sedikit membungkukkan badannya di depan Atha, "Selamat siang Tuan Samudra. Saya datang untuk menyampaikan pesan dari Tuan Arga."

"Apaan?"

"Ini adalah hari ulang tahun anda," ucap pria itu, membuat Atha membuka ponselnya dan melihat tanggal berapa sekarang. Dan ternyata benar, ini adalah hari ulang tahun Atha. "Yang pertama, Tuan ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk anda."

Byur!

Sesuatu yang basah dan lengket tiba-tiba membasahi punggung Atha dan memberikan warna pink yang terlihat jelas di seragam putihnya.

"Astaga!" seorang gadis memekik kencang di belakang Atha, "Aduh, Kak! Maaf ya, Valerie nggak sengaja, serius, deh."

Atha berbalik, memberi tatapan tajam pada gadis yang bernama Valerie itu.

"Tadi Vally kesandung batu di situ," Valerie masih berusaha menjelaskan. "Nggak sengaja, Kak. Suer deh. Kakak maafin Vally ya, please. Kakak udah maaf─"

"Maaf nggak cukup, lo nggak bisa tanggung jawab, kan?" potong Atha kesal.

"Ah, ini Vally punya tisu," Valerie merogoh sakunya dan mengeluarkan bungkusan kecil berisi tisu, menyodorkannya pada Atha.

Atha menerimanya secara kasar, "Yaudah lo pergi sana!" Lalu Atha kembali menghadap tamunya tanpa memedulikan Valerie.

"Jadi begini, Tuan Arga meminta saya untuk bertanya hadiah apa yang anda inginkan. Tuan Arga sudah menyiapkan Cadillac dan Audi, tapi semuanya terserah pada Tuan Samudra jika ingin yang lain," jelas pria itu. "Tuan Arga meminta saya mengabulkan apapun yang anda inginkan, dengan syarat membawa anda ke Munich untuk bertemu─"

"Gue nggak minta apa-apa. Lo pergi aja, gue mau ke kelas." Atha membalikkan badannya dan mendapati Valerie masih berdiri di belakangnya. Cowok itu menghela napasnya, merasa jengah. "Lo nggak denger apa gue nyuruh lo pergi dari tadi?"

Ujaran rasa kesal Atha yang setengah berseru membuat orang yang berlalu lalang melihat ke arahnya dan Valerie, penasaran. Namun Valerie hanya mendengus, dan kemudian marah, "Ya nggak usah marah-marah juga kali. Kakak juga jangan mentang-mentang senior jadi bisa seenaknya marahin Vally!"

Bukannya membalas Valerie, Atha malah membalikan badannya lagi untuk mengucapkan sesuatu pada si pria bersetelan hitam, "Seragam. Gue butuh seragam."

"Baik, Tuan."

"Gue tunggu di toilet. Buruan." Lalu setelah itu, Atha pergi sambil melempar tatapan membunuh pada Valerie.

"Ish."

Ini masih 600+ kata, lanjut sama prolognya Valerie ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini masih 600+ kata, lanjut sama prolognya Valerie ya!

Vomments!

SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang