"Ini informasi yang anda pinta nona"ucap seorang pria sambil menyodorkan beberapa lembar kertas
"Bagus,ini bayaranmu"balas wanita didepannya yang diiringi seringaian
"Terimakasih nona jika anda butuh apa² hubungi saya"
"Hmm,pergilah"ucap gadis itu dan setelah melihat kepergian orang suruhannya dia tampak mengotak Atik handphone nya
"Kenapa?mama sibuk"ucap seseorang dari seberang sana ketika telepon tersebut sudah tersambung
"Aku sudah mendapat informasi yang mama suruh"
"Bagus,sekarang awasi dia dan ingat pesan mama"
"Hmmm,tenang aja mama bisa andalin aku"
"Jangan sampai lengah,dia bukan orang sembarangan"
"Aku tau,yaudah aku ada urusan"
"Hmm,kapan² mama bakal ke Korea"
Tut Tut
"This's me,I'm come for you"gumamnya sambil menyeringai lebar sebelum kaki jenjang nya membawanya pergi melangkah keluar dari cafe elite tersebut
***
"Maaf Presdir,ada orang yang ingin bertemu dengan anda"ucap sekretaris Choi yang membuat alis Buna terangkat
Seingatnya hari ini dia tak ada jadwal kecuali nanti sore yang harus bertemu client
"Suruh dia masuk"ucap Buna akhirnya yang tak mau mengambil pusing dengan itu
Ruby mengangguk dan keluar ruangan tersebut
Suara decitan pintu setelah keluarnya sekretaris Choi membuat Buna mendongakan kepala.
Buna yang melihat siapa yang datang tersentak kaget walau dia sangat lihai memainkan raut wajahnya
"Hai,apa saya menganggumu?"sapa pria itu dengan suara yang begitu lembut
Buna berdehem sebentar dan melepas kaca mata bacanya
"Kau?kenapa disini?"tanya Buna
"Ah iya saya dipindah tugaskan di Korea,dan kebetulan mama kamu memberi alamat kantor ini"ucap pria itu sambil mengusap tengkuknya
Buna yang mendengar itu hanya mengangguk paham
"Silahkan duduk"
"Terima kasih"
Setelahnya keheningan melanda mereka berdua,Buna yang sibuk dengan berkas²nya dan pria itu yang hanya duduk mematung melihat gadis itu yang terlihat serius dengan kegiatannya.
"Eum Buna-si"panggil pria itu yang tak kuat dengan situasi saat ini
"Hmmm"
"Sekarang waktunya makan siang,apa kau mau menemani saya makan siang diluar"ucapnya sedikit kikuk
"Saya sibuk"balas Buna tanpa mengalihkan atensinya
"Baiklah,kalau begitu saya permisi dulu maaf mengganggumu"ucap pria tersebut dan mulai bangkit dari kursinya
Baru saja pria itu akan memutar knop pintu namun suara seseorang yang mengitrupsi membuatnya urung
"Jungkook-si"
Pria yang diketahui bernama Jungkook itu kembali menoleh kesumber suara
"Kita makan siang diluar"ucap Buna yang langsung mendapat senyuman lebar yang menampilkan gigi kelinci pria itu
***
"Selamat menikmati"ucap sang pelayan yang diangguki Jungkook
"Terimakasih"
"Selamat makan"ucap Jungkook yang hanya mendapat anggukan singkat dari Buna
Bahkan selama perjalanan mereka berdua sama sekali tidak mengeluarkan suara yang membuat Jungkook kikuk sendiri dengan situasi ini
Buna menghabiskan makanannya dengan diam,Jungkook yang berada didepannya hanya sekali² mencuri pandang kepada gadis itu
Jujur saja Buna tak akan pernah mau membuang waktu berharga nya ini,jika saja mamanya tak mengirimi pesan konyol yang membuatnya gondok sendiri
"Apa kau mau tambah?"tanya Jungkook yang melihat Buna sudah menghabiskan spaghetti nya
"Tidak"balasnya yang mendapat senyuman manis Jungkook
Buna berdiri berniat membayar pesanannya namun Jungkook buru² menghentikan langkahnya
"Biar saya yang bayar"
"Tidak apa²"
"Tapi yang cowok disini saya,lagipula yang ngajak makan siang diluar juga saya jadi kamu tunggu disini biar saya yang bayar"ucap Jungkook panjang lebar yang mendapat anggukan dari Buna,karena memang dia tak ingin memperpanjang masalah ini
Buna hanya duduk melamun tanpa berniat melakukan apa², karena memang handphone maupun iPad yang biasa dia buat kerja ketinggalan didalam mobil.
Mata gadis itu terus menelisik seluruh penjuru cafe guna mengusir bosan,namun satu obyek berhasil membuatnya mematung.
"Sehun?"gumamnya saat melihat pria itu duduk sendiri dikursi dekat jendela
Buna terus menatap sosok itu dengan pandangan kosong,namun kedatangan Jungkook membuatnya kembali dari dunianya.
"Apa kau baik-baik saja?"
"Tentu,saya harus pergi"Balas Buna dan beranjak
"Saya antar"
"Tak perlu,permisi"ucap Buna dan langsung berlalu dari hadapan Jungkook
"Sulit sekali mendapatkanmu,walau pria itu sudah hilang"
***
"Hais bagaimana mungkin aku meninggalkan handphone dan iPad di mobil Jungkook"gerutu Buna yang berjalan menyusuri trotoar
"Kemana para taksi ini"
Duarrrr
Buna tersentak kaget,wajahnya mendadak pucat pasi saat mendengar suara menggelegar itu
Gadis itu mendongak keatas,dan benar saja langit begitu gelap.Dapat dipastikan sebentar lagi hujan akan mengguyur kota Seoul
"Bagaimana ini?"
Buna terus berjalan mencari tempat berteduh sebelum hujan benar² turun
Namun belum sampai gadis itu melangkah hujan lebih dulu mengguyur tubuh proporsional nya.Buna mematung,dia sangat membenci hujan apalagi petir yang menyambar² itu membuat tubuhnya kaku.
Dia hanya diam ditempat dengan wajah pucat pasi,sungguh dia merutuki Jungkook yang memilih restoran jauh dari kantornya.
Bahkan jalan yang dia lewati sekarang begitu sepi.Satu mobil pun tak ada yang lewat,membuatnya mengerang frustasi.Buna memaksakan dirinya untuk melangkah namun beberapa detik kemudian tubuh gadis itu ambruk tak sadarkan diri
"CK,lemah"
Hallo semua masih ada yang baca cerita ini gak?makin kesini makin gaje ya:'(
Tetap vote n coment cerita ini💋
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLES
Teen FictionWhat are you think about life goals? Real life without bad?are you believe with that? I don't know but,i feel this is Bullshit!-Buna