“Mengapa engkau terus mengawasi mereka?” tanya Duke.
Tanpa melepaskan pandangan matanya dari Jeffreye yang tengah bermain bersama Alviorita, Nathan berkata, “Aku mengkhawatirkan mereka.”
“Engkau tidak perlu khawatir,” kata Duchess, “Gadis itu telah menjaga Jeffreye dengan baik sejak Jeffreye datang.”
“Tetapi…,” kata Nathan ragu-ragu.
Nathan tidak tahu bagaimana harus mengatakan kepada orang tuanya apa yang selama ini dilihatnya pada diri gadis yang mereka puji. Bayangan saat gadis itu melompat dari pohon untuk menyelamatkan Jeffreye, tidak pernah dapat dilupakan Nathan. Ia tidak mengerti mengapa gadis semanis itu bertingkah di luar tata krama seperti itu. Bukan hanya sekali atau dua kali Nathan menemukan Alviorita tengah memanjat pohon. Gadis itu masih dapat memanjat pohon dengan mudah walaupun gaunnya panjang.
Nathan tidak tahu mana yang lebih dikhawatirkannya. Gadis itu yang mungkin suatu saat nanti jatuh dari pohon atau kemenakannya terpengaruh sikap gadis itu. Tetapi hingga saat ini gadis itu masih memegang janjinya. Gadis itu tidak pernah mengajari Jeffreye memanjat pohon. Bahkan ia tidak pernah memanjat pohon selama Jeffreye bersamanya.
Duchess terus menanti jawaban Nathan, tetapi ketika gadis itu tetap tidak berkata apa-apa, ia bertanya, “Tetapi apa, Nathan?”
“Tingkah gadis itu benar-benar tidak dapat dimengerti,” kata Nathan.
“Maksudmu memanjat pohon?” tanya Duke.
Nathan terkejut. “Papa sudah tahu?”
Duchess tersenyum. “Bukan hanya Papamu saja yang tahu. Aku juga mengetahuinya.”
“Ia memang gadis yang penuh semangat. Ia bahkan tidak pernah mau kalah dengan siapa pun,” kata Duke.
“Begitu pandangan Papa?” tanya Nathan tak mengerti.
“Aku juga berkata seperti itu. Aku menyukai semangatnya,” kata Duchess.
Trent yang sejak tadi hanya terpana berkata, “Aku tidak percaya.”
“Tetapi memang itulah adanya,” kata Duke.
“Luar biasa!” seru Trent kagum.
“Itulah yang membuatku khawatir. Aku khawatir gadis itu akan mempengaruhi Jeffreye,” kata Nathan.
“Engkau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, Nathan. Gadis itu tahu apa yang harus dilakukannya,” kata Duchess.
“Tetapi aku tetap tidak dapat menghilangkan kekhawatiranku,” kata Nathan.
“Sebenarnya engkau mengkhawatirkan siapa? Gadis itu atau Jeffreye?” tanya Trent curiga.
“Keduanya,” jawab Nathan singkat.
“Engkau jangan lupa engkau sudah mempunyai tunangan. Walaupun sampai hari ini tunanganmu itu belum ditemukan tetapi engkau tetap mempunyai tunangan,” kata Trent, “Jangan kau ganggu gadis itu.”
“Engkau tidak perlu cemburu seperti itu. Gadis itu telah menunjukkan sikapnya yang tidak mau dikuasai siapa pun. Aku yakin ia tidak akan senang melihat sikapmu,” kata Nathan tenang.
“Jangan kauganggu dia!” bentak Trent, “Cukup sekali engkau merebut gadisku.”
“Ia bukan gadis siapa pun. Dan aku tidak pernah merebut pacarmu itu,” kata Nathan tetap tidak terpengaruh kemarahan adiknya.
“Tetapi buktinya ia meninggalkan aku.”
“Aku tidak pernah mengetahuinya hingga engkau sendiri yang mengatakan hal itu kepadaku,” kata Nathan, “Aku juga tidak pernah berminat pada gadis-gadis.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelarian (TAMAT)
FantasyKarya Sherls Astrella ♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧ Pelarian Cukup sudah! Siapa yang berkata Putri Mahkota bisa hidup enak!!? Putri Mahkota telah merebut masa kecilnya. Putri Mahkota telah merebut kebebasannya. Dan sekarang Putri Mahkota akan merebut satu-satuny...