Menunggu adalah kata kerja yang sering kali melelahkan dan terkesan 'pasif'. Setuju atau tidak? Bahan ujiannya ialah sabar. Menunggu juga mempunyai beragam konsekuensi. Salah satu diantaranya adalah siap kecewa. Namun, ketika hal yang ditunggu akhirnya datang, rasa bahagia bisa membuat lupa akan beratnya sebuah penantian. Menunggu bagi sebagian orang adalah tanda setia. Sebagian lain berpendapat bahwa hal itu merupakan jalan yang tidak harus ditempuh. Bayangkan saja betapa banyak orang yang menyerah di tengah jalan. Salahkah mereka? Tidak juga, karena setiap orang berhak memutuskan pilihan. Hanya saja, kadang kala kita terlalu berkespektasi tinggi terhadap hal yang kita nantikan. Kita juga sering menuntut kepada Sang Maha Kuasa. Itulah sebabnya banyak jatuh 'korban'. Mereka akhirnya kecewa dan sakit hati. Mengapa? Mereka tidak total dalam berserah diri kepada Alloh subhanahuwata'ala. Mereka masih mengagungkan kebenaran pemikiran mereka sendiri. Tahu kah mereka? Secara tidak sadar, mereka berusaha mengatur ketentuan Sang Khaliq. Sudahlah, ikhlas kan semua kepada Alloh. Bersandarlah hanya kepada Alloh Sang Maha Kuat. Minta lah dengan cara yang santun dan mengagungkan Sang Maha Pengasih. Percayalah, semua urusan kita adalah kecil di mata Alloh. Semuanya sudah tercatat. Begitu detail, bahkan selembar daun yang jatuh pun sudah ada ketentuannya. Alloh mengetahui hal yang nyata dan yang ghoib. Yakinlah, Alloh berserta orang-orang yang sabar.
YOU ARE READING
Kaktus Berbunga
General FictionMemang ada segelintir orang yang sangat susah berdamai dengan masa lalu. Mereka terjebak dalam kubangan pemikiran kuno. Mereka menciptakan duri-duri perisai yang diyakini mampu melindungi mereka. Tidak takutkah mereka kalau duri itu bisa saja menusu...