五 : Seorang Teman

1K 256 39
                                    

Sejak kejadian Felix diceburkan ke dalam kolam air mancur oleh Changbin, hubungan keduanya semakin memburuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kejadian Felix diceburkan ke dalam kolam air mancur oleh Changbin, hubungan keduanya semakin memburuk. Sering sekali Changbin marah hanya karena hal sepele, piring kuning kesayangannya dipakai Felix misalnya. Pemuda menyebalkan itu langsung marah-marah, mengatai Felix miskin dan sumpah serapah lainnya yang hanya Felix dengar sambil tutup telinga.

Tak hanya Changbin, Felix pun sering marah tidak jelas. Pernah pasta gigi miliknya Felix temukan terbuka saat akan dipakai, buat pemuda manis itu langsung mengomel, menuduh Changbin memakai pasta giginya tanpa izin. Padahal memang sebelumnya lupa Felix tutup.

Tiada hari tanpa pertengkaran bagi penghuni kamar di pojok lantai empat itu. Lucas sampai lelah mengingatkan mereka untuk tidak bertengkar di pagi hari karena mengganggu penghuni kamar lain. Pun Penghuni asrama lain sampai hafal setiap ada suara pertengkaran di pagi hari berasal dari kamar siapa.

Pagi ini pun Felix dan Changbin tak luput dari pertengkaran. Saat ini Changbin berdiri di depan kamar mandi sambil membawa sebotol sampo di tangan, mengacungkannya ke arah Felix yang baru saja selesai menuangkan deterjen ke dalam mesin cuci.

"Tadi malam lo pakai sampo gue kan?!" tuduh Changbin garang.

Felix yang tidak terima karena sembarangan dituduh membela diri. "Enak aja, gue pakai sampo gue sendiri tahu!" belanya tak kalah garang.

Changbin memutar bola mata malas, "Nggak usah bohong, botol sampo lo nggak ada padahal tadi malam keramas. Emang lo keramas pakai apa? Minyak goreng?"

"Sampo gue tinggal setetes dan kemarin itu keramas terakhir, makanya abis itu botolnya gue buang!" Felix masih kekeh dengan argumennya.

Dengan emosi Felix berjalan ke arah plastik sampah yang siap dibuang siang nanti, mengaisnya sampai ia menemukan sebuah botol sampo yang sudah kosong. "Nih, kalau nggak percaya!" serunya sambil melempar botol sampo ke wajah Changbin.

Felix kembali melanjutkan acara cuci bajunya dengan emosi. Setelah itu ia buru-buru mengambil tas, memilih berangkat ke kampus daripada kembali bertengkar dengan teman sekamarnya.

Jujur saja, Felix pun lelah paginya selalu dimulai dengan buruk. Pemuda manis itu pun ingin punya pagi yang normal tanpa pertengkaran. Namun teman sekamarnya memang semenyebalkan itu sampai ia tidak bisa untuk tidak naik pitam jika dituduh macam-macam.

Saat di dapur Felix menyenggol bahu Changbin kasar, buat yang disenggol langsung mengumpat kesal. Yang menyenggol pun tidak peduli dan malah melanjutkan kegiatan pakai sepatunya.

Changbin mendengus, matanya tak sengaja melihat kalender di atas mesin cuci, buat ia ingat tentang pembayaran sewa kamar di asrama ini.

"Jangan lupa lusa bayar uang sewa asrama bulan ini. Gue nggak mau bayar utuh lagi, enak banget lo numpang tidur tanpa bayar," kata Changbin sebelum Felix beranjak keluar tanpa menanggapi ocehannya.

Blam!

Felix menutup pintu dengan kencang, buat Changbin usap dada pelan lalu menggeleng heran, "Dasar emosian."

japan °changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang