personal assistant

4K 325 12
                                    

sore hari di hari minggu saat mentari tak lagi terik membakar kulit, Megan memilih untuk menghabiskan waktunya dengan bersepedaan mengelilingi kota. ia mengayuh sepedanya melintasi ruas jalan ibukota, kemudian ia memasuki areal taman kota yang dipenuhi banyak warga ibukota sore itu. tentu saja ia menggunakan trek yang memang disediakan untuk sepeda. 

ia terus mengayuh sepedanya, namun naas, kejadiaan yang tidak diinginkan menimpanya. demi menghindari seorang anak kecil yang tiba-tiba melintas didepannya, Megan terjatuh dari sepedanya. akibatnya cukup parah, mungkin menimbulkan cedera pada anggota tubuhnya.

"AUCH" rintihnya kesakitan dan tak lama beberapa orang yang berada disekitarnya datang menolongnya, termasuk ibu dari anak yang coba ia hindari. ia kemudian dibantu menepi disebuah bangku taman yang tak jauh dari ia jatuh.

"kamu baik-baik saja?" tanya ibu dari anak itu yang duduk disampingnya, ibu itupun memberinya sebotol air mineral. "maafkan anakku" lanjutnya kemudian.

"gak apa bu. aku baik-baik saja" jawabnya sambil menyunggingkan senyuman ramah kepada ibu muda itu, meski sebenarnya ia sungguh tidak dalam keadaan baik, ia pikir tangannya mungkin patah sekarang, menggerakkannya saja teramat sakit ia rasakan.

"tapi tangan kamu? aku bawa kamu kerumah sakit yah" tawarnya, yah mungkin ini bentuk rasa bersalahnya karena anaknya Megan terjatuh dari sepeda.

"gak usah repot-repot bu. sungguh aku baik-baik saja. aku bisa pergi sendiri kok, ibu lanjut main sama anak saja" tolaknya, bukannya ia sombong, hanya saja ia tak ingin menyusahkan ibu itu, ia juga tidak mau mencuri waktu berharga mereka hanya untuk mengurus dirinya.

"sungguh?"

Megan tersenyum kepada ibu itu, seolah meyakinkan ibu tersebut. "sungguh. aku bisa minta bantuan teman aku, ibu tenang aja" Megan kemudian mengambil ponselnya, kemudian mencari kontak yang ingin ia hubungi. tapi siapa? Ayudia atau Aren? Ahh... ia tidak ingin membuat repot Ayudia, akhirnya ia putuskan untuk menghubungi Aren.

dan bagaikan memiliki kuatan flash, Aren muncul dengan cepatnya, muncul dengan raut wajahnya yang sangat khawatir.

"kamu baik-baik saja?" tanyanya sambil memeriksa seluruh tubuh Megan.

"AUCH" Megan merintih kesakitan lagi ketika Aren tak sengaja menyentuh tangannya.

"Sorry...sorry... ayo kita kerumah sakit sekarang" ia kemudian menuntun Megan menuju mobilnya, dan ibu tadi membantunya membawa sepeda milik Megan.

mobil Aren pun meluncur menuju rumah sakit dan Megan langsung mendapatkan pertolongan dari tim medis. dan dengan bantuan teknologi rontgen, diketahui bahwa tak ada tulang yang patah pada tangan Megan. hanya terjadi pergeseran di persendian ruas tangannya. 

tangannya harus diperban untuk beberapa hari kedepan, untuk bisa mengembalikan struktur tulangnya seperti sedia kala. dan tentu saja ia harus menggunakan arm sling untuk menghindari cedera lainnnya.

setelah mendapatkan perawatan dari dokter, Aren mengantarnya pulang. 

"kamu bisa pulang sekarang" pintahnya ketika ia sudah sampai dirumah.

"yakin kamu tidak butuh bantuanku lagi?" Aren meyakinkan.

"emm... udah pulang saja, aku ingin istirahat"

"aku anter kekamar kalo gitu" katanya kemudian menuntun Megan menuju kamar miliknya

Megan menghentikan langkahnya, kemudian ia menatap Aren masih seperti tatapan biasanya. tatapan jengkel kepada pria itu "yang cedera tanganku, aku  bisa jalan sendiri" 

"oh" Aren melepas tangan dari lengan Megan.

"eh kamu yakin gak butuh bantuanku lagi" tanyanya kembali.

VERS-US (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang