rintangan 1

2.9K 263 21
                                    

"Pa.... sudah berapa kali sih Aren bilang, Aren gak mau dijodohin" untuk kesekian kalinya Aren mencoba merajut setiap Ayahnya ingin menjodohkan dirinya dengan anak mitra bisnisnya, Mona.

"OK...OK...Papa akan berhenti menjodohkan kamu, asal kamu kenalkan calon kamu segera" 

seketika Aren berfikir, calon dia? mungkinkah ia membawa Megan kehadapan Ayahnya? 

"aku....aku gak punya" 

"kalo gitu kenapa kamu tolak" tanggap Ayahnya dengan nada tinggi. "Aren, sampai kapan kamu begini terus. kamu tidak muda lagi. lagian, apa buruknya sih Mona, dia cantik, pintar dan paling penting keluarganya dia setara dengan keluarga kita"

"Hah itu menurut Papa. Pa....Mona sudah Aren anggap adik sendiri pa" ia masih bersikeras menentang Ayahnya.

"OK.... kalo kamu memang gak suka dengan Mona, Papa akan cariin calon istri lain untuk kamu"

"TIDAKK" jawabnya mantap.

"kenapa lagi?"

"sudah....sudah...ga usah berdebat terus" Ibunya yang sedari tadi menyaksikan perdebatan mereka mencoba melerai mereka. ia kemudian mendekati Aren, dan dengan sikap keibuaannya ia menenangkan putra semata mayangnya itu. "Ren, kalo kamu gak mau dijodohin, itu artinya kamu punya calon sendiri kan?" 

Aren mengangguk mengiyakan pertanyaan ibunya. namun ia juga sadar, hubungannya dengan Megan tak semudah yang orang bayangkan.

ibunya tersenyum melihat ia mengangguk mengiyakan. yah sosok ibu memang selalu menjadi supporter terbaik untuk anak mereka. "kalo gitu, kenapa kamu gak kenalin sama kita. Mama yakin, anak mama pasti tidak akan salah pilih"

sekali lagi Aren mengangguk mengiyakan permintaan mamanya. ketegangan diruangan itu berakhir sudah, berakhir dengan kesetujuan Aren memperkenalkan calonnya kepada kedua orang tuanya. namun, masih ada yang mengganggu pikirannya tentang perkataan ayahnya.

"jika calon kamu tidak sesuai dengan harapan kami, kamu harus setuju untuk kami jodohkan"

Megan, mungkin memenuhi kriteria orang tuanya, terutama Ayahnya yang selalu mempermasalahkan status seseorang. tapi bagaimanapun ada satu hal yang mungkin akan sulit orang tuanya tak bisa terima, yaitu kesamaan gender Mereka. haruskah kisah mereka berakhir bahagia?

-----------------------------------------------------

"Halo Ma" sapa Megan disambungan telepon. tumben-tumbenan ibunya menelpon disaat jam kerja.

"Megan... Jemput mama dibandara yah" pintah ibunya disambungan telepon.

"Apa? mama dibandara?" 

"ia, Mama dibandara sekarang"

"kok bisa sih Ma?" ia masih tidak percaya, mamanya ada dibandara. tidak biasanya ibunya berkunjung tanpa memberitahu dirinya terlebih dahulu.

"Mama sengaja ingin kasih kamu kejutan" jawab mamanya diseberang 

"tapi Megan ada rapat dengan klien 15 menit lagi Ma."

"kalo gitu, mama naik taksi aja. kamu terusin kerjanya"

"jangan....jangan... nanti aku suruh Aren jemput Mama" ia tak ingin terjadi sesuatu dengan ibunya. lebih aman jika orang yang ia kenal menjemput ibunya.

"Aren?" tanya ibunya meyakinkan dengan nada sedikit heran. 

"ia Aren. kenapa?" ada apa dengan Aren dimata ibunya.

"gak..gak apa-apa. kamu... lanjut aja kerjanya" ibunya kemudian menutup sambungan telepon. Megan pun segera menghubungi Aren dan menyuruhnya untuk menjemput ibunya. tak ada penolakan dari Aren, tentu saja ia tidak menolak, secara ibu Megan kan calon mertua dia.

VERS-US (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang