"Entah mengapa ketidak hadiranmu, membuatku merasa tidak nyaman. Apa ini yang disebut rindu?"
-KarinAR-
****************
Sudah tiga hari Karin terlihat murung selepas kejadian yang menimpa Bryan. Sahabat-sahabatnya merasa kasihan dengan keadaan Karin yang seperti ini. Mereka sudah berusaha untuk menghibur Karin. Tetapi, tetap saja jika ditanya, jawaban Karin tidak apa-apa dan merasa baik-baik saja. Tentu saja hal itu sangat berbanding terbalik dengan keadannya sekarang. Dan sudah tiga hari ini, Bryan tidak masuk sekolah karena terkena skors. Mungkin itulah yang menyebabkan Karin murung.
Flashback on
Saat jam istirahat Karin melihat Alva di kantin. Ia menghampiri Alva untuk menanyakan keberadaan Bryan.
"Al, lu tau Bryan dimana? Soalnya dari tadi pagi gue gak keliatan dia tuh?" tanya Karin kepada Alva yang saat itu tengah bermain gadget di kantin.
"Bryan gak masuk Rin." balas Alva yang masih sibuk dengan gamenya.
"Emang kenapa, Al? Dia sakit? Emang masih belum sembuh?" tanya Karin panjang lebar.
Alva menghela nafas panjang mendengar rentetan pertanyaan Karin. Kemudian mengakhiri gamenya dan beralih menghadap Karin.
"Lu lagi tanya apa lagi wawancara sih Rin? Kalau tanya satu-satu dong." ucap Alva kesal.
"Bryan terkena skors selama tiga hari. Puas lu?" lanjut Alva kemudian berdiri dan pergi meninggalkan Karin begitu saja.Sebenarnya Karin masih ingin menanyakan sesuatu kepada Alva. Tetapi, melihat Alva kesal kepadanya, Karinpun mengurungkan niatnya itu. Dan membiarkan Alva pergi dari hadapannya.
Flashback off
****************
"Udah dong Rin, jangan galau-galau mulu napa?" ucap Lea teman sebangku sekaligus sahabatnya yang mencoba menghibur Karin.
"Gue gak papa Lea. Lu gak usah khawatir." kata Karin dan mencoba tersenyum namun lebih terkesan kepada senyum paksaan.
"Gak papa gimana sih Rin? Dari hari pertama Bryan kena skors, lu jadi uring-uringan gak jelas gitu." jelas Lea.
"Gak papa Lea, gue kan pms. Jadi mungkin ini efek pms kali, makanya gue agak lemes gitu." ucap Karin yang mencari alasan. Tetapi memang benar, jika empat hari sebelumnya Karin kedatangan tamu bulanan sampai sekarang.
"Lu gak usah khawatir, ini gak ada hubungannya sama Bryan kok." lanjut Karin yang terpaksa berbohong.
"Iya deh." pasrah Lea kemudian kembali melanjutkan tugas.
Melihat Lea sudah kembali mengerjakan tugas, Karin berlaih menatap ke arah luar jendela dengan tatapan kosong. Entah mengapa belakangan hari ini, hati dan pikirannya menjadi kacau. Mungkin memang benar, raganya masih berada di tempat ini, namun pikirannya entah berlabuh dimana. Untuk belajar saja, enggan rasanya ia lakukan.
Yang ia harapkan saat ini hanya satu. Semoga esok hari saat mentari kembali terbit, keceriaannya juga akan kembali kepada dirinya. Mengingat dimana, esok hari jugalah Bryan kembali bersekolah.
****************
Tbc
Happy reading❤
Tetap stay disini yah😊
Jangan lupa untuk Vote juga Komen sebanyak-banyaknya...👌
-Semoga Kalian Suka-
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory of Love
Teen Fiction• Jika hati di ciptakan untuk mencintai, lantas mengapa realita terkadang tak seindah ekspetasi? • Jika hati di ciptakan untuk menyimpan, lantas mengapa terkadang hal itu menjadi terbuang? •Jika hati di ciptakan untuk mengenan...