Chapter 3

411 19 0
                                    

Di kelas

Suara bel sudah berlalu 10 menit yang lalu tapi guru yang mengajar belum juga datang. Hal tersebut membuat anak ips 4 bersorak gembira.

Waktu emas tersebut tidak disia siakan oleh anak ips 4, kesempatan itu digunakan untuk kesibukan masing masing. Ada yang bermain game dipojok depan kelas, ada yang bergosip sambil menonton film dibelakang kelas, ada yang tidur diatas karpet milik azza dan tania yang dibawa dari rumah.

"Woy cewek-cewek jangan pada teriak lebay dong!"teriak luqman si cowok berkulit gelap dengan julukannya hitam manis.

Yah, karna jam kosong ini dijadikan para cewek-cewek ngumpul di belakang kelas sambil menonton film ber genre romance yang ada di laptop milik erika.

Tak hanya menonton, disaat tertentu beberapa kali para cewek akan memekik histeris saat moment yang romantis di film yang di tontonnya. Memang dasarnya "orang" kalo menonton film romance bakal jadi korban baper, tidak baik untuk kesehatan mata.

"Heh lucinta luna! Bilang aja lo mau ikut gabung. Daripada situ malah arisan janda tua."celetuk ninsa.

"APA!? LUCINTA GUE? CIYUS NIIHHHHH?!!!!"teriak luqman histeris.

"Najis gue demen sama cowok kaya lo ANAK MAMI."ucap ninsa lantang membuat semua isi kelas yang mendengarnya tertawa keras.

"Yog, bini lo gimana sih jahat bener sama gue. Masa ngatain gue seenak jidatnya yang lebar."ucap luqman mengerucutkan bibirnya yang malah membuat teman-temannya melihat dengan jijik.

"Sembarangan lo kutil ayam."ucap yoga menjitak kepala luqman. Yang menjadi korban hanya menyengir kuda.

"Dasar cewek alay korban sinetron! Gue heran sama cewek kalo nonton film cinta-cintaan harus banget sambil teriak. Emang situ aktor gantengnya seberapa sih, gue udah ganteng dan keren kaya gini masih aja nggak dilirik."ucap luqman dengan heran.

Iffan memukul kepala luqman keras membuat sang pemilik meringis kesakitan."LINGSANG! Kaca di rumah lo pecah? PD banget."

"Orang jelek nggak usah sirik!"

"Kalo gue jelek lo apaan? Buluk?!"balas iffan tidak terima.

"Jahat lo fan sama temen sendiri."cicit luqman.

"BU ASIH OTW KELAS!!!!"teriak cewek berkulit putih pucat, sadira.

"Lah, bukannya dia nggak masuk? Katanya kan lagi diare."heran rafi.

"Udah sembuh dia, tadi ke dukun beli jamu anti mules."balas alam.

"WOY BU ASIH BISA JALAN KAKI!!! DI KORIDOR!!"teriak yoga.

"Monyet! Lo kira bu asih nggak bisa jalan."ucap aulia memutar bola matanya malas.

***

Eva langsung ambruk di atas kasurnya, seluruh badannya terasa pegal semua. Diliriknya jam diatas nakas eva beranjak dari tidurnya lalu menyambar handuk di dekat lemari untuk melakukan ritualnya di dalam kamar mandi.


"Astaghfirullah." pekik eva. Saat akan keluar dari kamar mandi eva dibuat terkejut oleh pemandangan di hadapannya.

"Weh dugong lo ngapain di kamar gue!"ucap eva menatap tajam ke arah cewek didepannya yang sudah bersantai rebahan di atas kasur milik eva dengan wajah yang dilumuri masker putih.

Bukannya beranjak dari tidur cewek itu asik memejamkan matanya seolah tidak mendengar omelan dari eva, sepupunya.

Merasa dihiraukan eva sebal dengan kelakuan sepupunya tersebut, berusaha membangunkan erika dari kasur kesayangannya eva melempar bola bekel ke arah erika yang tepat mengenai kepalanya.

"Sakit bego!"ucap erika mengusap kepalanya.

"Ngapain sih lo di sini?"ketus eva.

"Bosen di rumah. Mending gue disini gangguin orang jomblo kek lo."balas erika yang baru saja keluar dari kamar mandi,nampak wajahnya yang sudah bersih dari maskernya yang dia pakai tadi.

"Gimana va? Gue makin cakep kan? Putih,bening,mulus,kinclong."ucap erika sambil memamerkan wajahnya.

"Lo kira mie bihun rebus!"sahut eva memutar bola matanya malas.

"Asal lo tau aja va masker yang gue pake itu mahal! Khusus buat orang-orang cantik seperti diri gue ini."

"Iya deh iya, CANTIK! Ngaku cantik tapi pacar belum ada."ejek eva meremehkan.

"Jomblo diem, gue bukan nggak ada pacar tapi masih labil belum ada yang cocok."

"Daripada lo di gantungin mulu, deket iya, bareng terus, pacar bukan."lanjut erika diiringi tertawa keras.

Erika monyet! - gumam eva.

IPS 4 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang