chapter 26

144 8 0
                                    

"Jadi lo beneran jadian sama tuh cowok?"tanya Niken masih tak percaya.

Eva hanya mengangguk pelan, dia sudah lelah mendengar pertanyaan seperti itu berkali-kali dari teman-temannya.

"Lo suka sama dia dari apanya Va?"tanya Farah.

"Karna Ardi ganteng."jawab Eva dengan enteng.

"Bukannya dulu lo benci banget ya sama Ardi? Ini nih karma buat lo, dulu bilangnya benci tapi sekarang? Jatuh cinta juga kan lo."Farah menggelengkan kepalanya.

"Gak ada yang tau cara tuhan mempertemukan jodoh kita itu gimana, gue aja gak percaya kalo Ardi yang bakal jadi jodoh gue."ucap Eva panjang lebar.

"Sekarang bilangnya jodoh-jodohan ya, dulu aja suka misuh-misuh sama Ardi. Ngatain Ardi cowok nyebelin."ledek Firda.

"Dulu sama Sekarang beda Fir, dulu musuh sekarang mah jadi Ayang nya Eva."goda Niken terkekeh.

"Alay banget perasaan."

"Kok bisa ya Eva jadian sama Ardi? Padahal kalian musuhan loh, tiap harinya ribut gak mandang tempat."heran Farah.

"Bisalah, emangnya elo. Nunggu doi gak peka-peka jadi jamuran kan."ledek Firda.

"Daripada nunggu yang gak pasti, mending cari yang lain aja."tambah Niken.

"Biasa nih mulai."cibir Farah memutar bola matanya malas.

"Menurut kalian gue sama Ardi bakal bertahan gak?"tanya Eva tiba-tiba.

Ketiganya saling menatap diam. "Di coba aja dulu Va, jalanin ikutin alurnya."kata Firda meyakinkan.

"Moga aja gak ada resiko berat deh."

"Ardi pasti setia kok sama lo."tambah Niken yang diikuti anggukan oleh kedua temannya, membuat Eva mendesah.

"Panjang umur, tuh pacar lo dateng."ucap Firda menunjukkan dengan dagunya. Sontak ketiga cewek itu menoleh.

Ardi menghampiri meja Eva dengan berjalan santai masih tetap cool, melihat Ardi yang akan menghampirinya tiba-tiba jantungnya berdebar kencang.

Tahu keberadaan Ardi ada di sini, lantas ketiga cewek itu pun pergi menjauh meninggalkan Eva di meja bersama Ardi yang masih berdiri sembari memandangi wajah Eva.

Ardi mengambil duduk di samping kursi Eva yang kosong, masih memandangi wajah Eva lekat.

"Kenapa diem?"tanya Ardi.

"Ha?"Eva menoleh gugup.

"Ck, perasaan sejak lo jadi pacar gue malah nambah budeg ya?"

Eva membulatkan bola matanya. "Gak kok."elaknya.

"Terus kenapa setiap ditanya pasti jawabnya bingung? Kenapa sih hoby banget ngelamun."tanya Ardi.

"Gue gak ngelamun, sok tau lo."

"Kita kan udah janji kalo sekarang panggilnya pake aku-kamu."ucap Ardi.

"Ya lo juga tadi lupa manggilnya gak pake itu."balas Eva kesal.

"Itu apa?"

"Iya itu kamu."

"Aku kenapa?"tanya Ardi menahan senyumnya sengaja menggoda Eva.

Eva merasa geli sendiri saat dirinya mendengar Ardi berkata aku-kamu. Terasa aneh saat lidah Eva mengatakan hal tersebut, apalagi Ardi selalu menggodanya dengan panggilan tersebut yang tak biasa.

"Aku kenapa Eva?"tanya Ardi sekali lagi.

"Gak jadi."ketus Eva.

"Lah kok kamu jadi marah sih Va?"heran Ardi.

IPS 4 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang