chapter 23

140 10 0
                                    

Bruk!

Eva yang tengah rebahan di kasur empuknya sembari bermain ponsel kaget, lantas ia menoleh ke arah jendela kamar yang tertutup oleh gorden putih.

Karena penasaran Eva bangkit dari tidurnya, kedua kakinya menapak di atas lantai yang dingin.

Eva menghampiri pintu tersebut yang menghubungkan dengan balkon kamarnya. Dengan hati-hati Eva melangkah pelan agar tidak menimbulkan suara. Takut jika itu adalah orang iseng atau maling, bisa bahaya.

Diputarnya knop pintu dengan perlahan, Eva menggigit bibir bawahnya takut jika ia menimbulkan suara. Dia takut jika di luar sana adalah orang jahat yang akan menyulik dirinya seperti yang ada di film-film yang biasa Eva tonton.

"Aaaaaa!!!"teriaknya.

DOORRR!

Eva memejamkan kedua matanya rapat-rapat sembari memeluk tubuhnya sendiri. Seseorang yang ada di hadapannya menyerngit bingung tidak mengerti dengan apa yang Eva lakukan.

"Jangan culik gue! Gue orangnya baik, cantik, rajin kadang-kadang, pinter tapi dikit doang. Pliss jauh-jauh dari sini gue alergi! Ntar lo bisa ketularan."cerocos Eva masih setia memejamkan matanya.

"Lebay lo!"celetuk Erika menjitak kepala Eva.

Mendengar jawaban dari seseorang yang sangat Eva kenali sekali, lantas membuka kedua matanya untuk memastikan jika di hadapannya saat ini benar adalah sepupunya.

"Erika muka Plastik!"teriak Eva nyaring.

Gadis itu hanya bisa terkikik geli saat melihat raut wajah ketakutan Eva yang sangat lucu.

Tadi Erika sempat terjatuh saat dia berhasil melompat dari balkon kamar Eva. Berhasil dengan mendarat sempurna walaupun dia harus menanggung pinggangnya yang sakit karna memanjat pagar besi tadi.

"Lo ngapain disini?"tanya Eva sinis.

"Mau ngajak lo keluar."

"Keluar yuk Va, gue gabut nih. Sekalian cuci mata."ucap Erika memasang wajah memelasnya.

"Ck, lo itu ya."

"Yess, lo mau kan? Yaudah gue balik dulu ambil mobil. Lo siap-siap jangan ngaret. Bye my sepaha!"ucap Erika sudah pergi meninggalkan Eva yang mematung.

Belum sempat Eva menjawab Erika sudah pergi secepat kilat dan kini punggungnya sudah tak terlihat lagi. Eva berdecak, sepupunya itu sangat menyebalkan baginya. Selalu merepotkan.

Tak mau berlama-lama lagi Eva segera mengganti pakaiannya yang lebih rapi. Kaos pendek berwarna Peach, celana jeans hitam, sneakers putih serta jaket. Dengan style casual rasanya cukup untuk malam ini.

Eva duduk di kursi penumpang sebelah pengemudi. Ditolehnya disamping Eva, Erika menyetir mobilnya serius. "Sebenarnya lo ngajak gue kemana? Kenapa dadakan sih?"

Erika sempat menoleh sekilas lalu fokus pada jalanan kembali. "Biasa, memanjakan perut gue yang udah berontak daritadi."

Mendengar jawaban dari Erika, Eva menggelengkan kepalanya. Sepupunya itu memang doyan sekali makan setiap jam-nya. Makanya Erika mempunyai badan yang cukup berisi, tapi hal itu Erika selalu mengelak bahwa dirinya memiliki tubuh yang bagus seperti Ariel Tatum.

Sesampainya di Cafe yang cukup terkenal di kalangan anak remaja yang biasa 'anak Selebgram' datangi ini, keduanya turun dari mobil setelah memastikan mobil Erika terparkir aman.

"Kenapa kesini? Lo punya duit?"tanya Eva memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang.

"Ngece lo ya, gue mah duit banyak."jawab Erika tersenyum kecut.

IPS 4 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang