❄️ 55

26.9K 1.6K 247
                                    

Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar ketika sudah selesai membaca.

Part ini sengaja aku panjangin karena kemungkinan minggu depan aku gak bisa update. Because mulai hari Senin aku UAS selama seminggu gais, mohon pengertiannya.
Tapi mengingat cerita ini udah mau TAMAT, aku usahain bakal tetap up (kalau ada waktu luang)

Dan yang kemaren nanyain Abrar mana suaranya...
Nih, di part ini dia nongol.
Semoga part ini bisa mengobati rasa rindu kalian sama Abrar yaa.

HAPPY READING

❄️
❄️
❄️

Alayya dan Atifa mengambil minuman kemudian duduk di salah satu kursi besi yang ada di sana. Mereka tersenyum pada dua orang gadis yang sudah lebih dulu duduk di kursi itu. Kursi besi itu cukup panjang sehingga mampu di duduki oleh empat sampai lima orang.

"Rame banget ya" ucap Atifa sedikit berteriak. Jika berbicara dengan nada seperti biasa pasti tidak akan kedengaran. Selain banyak orang, di aula juga di putar musik dengan volume yang cukup keras.

Alayya mengangguk tanda setuju dengan ucapan Atifa. Mereka memperhatikan beberapa siswi yang menari santai di tengah-tengah aula.

Satu jam telah berlalu. Sejauh ini acara berjalan dengan lancar tanpa kendala. Setelah selesai berkeliling, Alayya kembali duduk di tempat dirinya dan Atifa duduk tadi. Tapi kali ini ia duduk sendiri karena Atifa sudah ikut bergabung menari bersama beberapa temat sekelas mereka.

Atifa melambaikan tangan pada Alayya yang duduk tak jauh dari tempat Atifa menari. Atifa mencoba mengajak Alayya dengan menyuruh Alayya datang dengan tangannya. Alayya tersenyum kecil. Ia menjawab dengan gerakan tangan. Seolah-olah mengatakan 'enggak ah, aku tunggu di sini aja'
Atifa merespon dengan memberikan isyarat 'oke' dengan jarinya pada Alayya.

Alayya tersenyum melihat Atifa yang kembali menari dengan santainya. Hingga suara sorak-sorai, desus, dan bisikan menganggu nya. Ia menatap bingung pada beberapa siswi yang berbisik-bisik sambil menatap ke satu titik. Secara otomatis Alayya menoleh ke arah yang di lihat para gadis-gadis.

Mata Alayya membelalak sempurna kala melihat seorang lelaki yang sangat di kenalnya.

"Sangat gagah" batin Alayya.

Dengan setelan jas nya, lelaki itu berjalan dengan santai ke tempat dimana Alayya duduk.

"Hai" sapanya saat sampai di depan Alayya.

"Kamu... Kok bisa?"

"Bisa dong" jawab nya tertawa geli melihat ekspresi dan respon Alayya.

"Katanya sibuk ngerjain tugas dari dosen"

"Memang"

"Terus? Kenapa bisa ada di sini?"

"Mau cari cewek, siapa tau aja ada yang nyantol di hati" jawab Miko asal.

Alayya tertawa. "Sini duduk. Kamu berdiri, aku nya duduk. Sakit leher aku kalau begini terus"

Miko duduk di samping Alayya. "Kan gak sembarang orang yang bisa masuk. Kamu kok di bolehin masuk? Kamu sama siapa ke sini?" tanya Alayya penasaran.

"Tuh" Miko menunjuk ke satu arah. Pandangan Alayya mengikuti arah yang di tunjuk Miko. Dan lagi, ia terkejut.

"Kak Gilang?"

My Ice Prince (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang