pagi ini hyunjin merasakan aneh pada perutnya. gak tau kenapa. rasanya mules banget gitu. jangan nething kalean, jinnie belom pernah anuan sama siapa aja. nah disini dia confused gitu. hamil? jelas enggak. maag? orang dari kemaren makannya dia teratur teros. penyakit lain? eta si jisung kan bonyoknya dokter teros kenal dia. plus rutin cek kondisiniya tiap minggu.
dia sehat aja kok.
lah terus ini kenapa astagaaa???? si kkami sama chani aja udah kayak panik gitu liat majikannya bolak balik ke kamar mandi cuma buat muntah, mana dia kalo muntah gak keluar isinya. cairan doang. tiba tiba chan dateng bawa sebuket bunga aster.
"kamu sakit?" tanya chan setelah naruh bunganya di meja makan. dia nangkup pipi hyunjin yang lagi baringan di sofa ruang tamu.
"huhuuu... gak tau kakk... peyut ujin cakittt" renggek hyunjin dengan pout dan mata yang berkaca kaca.
tiba tiba sepintas ada ide yang muncul di benak chan.
"sampai petang nanti. kamu kuat nahan?" tanyanya sambil mengelus perut hyunjin sayang. hyunjin mengangguk mengiyakan.
O.O
oke, ternyata hyunjin gak kuat. total dia bolak balik ke kamar mandi itu 69 kali. buat apa? muntah doang.
disini hyunjin mulai atud atud berhadiah gitu. bisa jadi dia kena penyakit memodarkan. duh, bahaya. hyunjin lagi dalam posisi pw nya dia sejak tiga menit lalu. gegoleran di kasur cuma pake kemeja doang. dingin? gak kok, kan hyunjin anak esgeem,
akhirnya pas petang, chan dateng ke unit apartnya. sambil bawa jubah panjang warna merah di tangannya.
"sore, did i am too late?" chan memakaikan jubah itu ke tubuh hyunjin yang terduduk. hyunjin menggeleng. chan tepat waktu. heran dia.
"kkami sama chani?" hyunjin sempat bertanya waktu chan menggangkatnya ala koala. chan menggumam. "ikut kok"
hyunjin mengangguk lalu memejamkan matanya, menikmati harum tubuh chan yang beraroma maskulin khas lelaki. hyunjn suka. tak selang semenit, hyunjin merasa dirinya dijatuhi ratusan air hujan, maka ia mendongak.
lalu mendapati langit kelabu dengan ribuan air yang turun, hingga menciptakan suara indah yang memanjakan telinganya. chan membawanya ke sebuah pohon rindang dengan rumah kecil disampingnnya. rumah minimalis yang terbuat dari kayu bercat coklat.
"ini yang aku buat tadi, dimensi dimana kamu merasa aman. dimensi khusus untuk kamu" chan membuka pintu rumah itu dengan hyunjin digendonggannya.
"disini, tempatnya hujan abadi. tempat dimana hal yang kamu suka ada disini hyunjin"
"mama sama papa juga bakal ada?" satu kalimat itu berhasil membuat chan mati kutu. ia inggin menjawab secara tegas namun ia terlalu takut.
"hyunjin, jiwa mereka udah tenang disana sayang" chan mengelus pucuk kepala hyunjin yang beberapa saat lalu ia dudukan di kursi anyam. hyunjin mencebik.
"hyunjin gak mau sendirian disini! sedirian itu sakit" lirihnya di akhir kalimatnya. kedua matanya sudah berkaca kaca dan ia tidak tau penyebab ia emosional begini. chan kembali berpikir. kemudian ia mendapat pemcerahan
"kan ada chani sayang, dia bakal jagain kamu kok" chan mencium ujung ujung jari tangan hyunjin. hyunjin mencebik lucu ketika mendengar solusi sang demon.
"ya masak hewan mungil kayak gitu suruh jaga aku?!" pekiknya.
"saya tidak kecil ratu"
oke, bulu kuduk hyunjin kembali meremang. saat ia melihat ke sumber suara - pojok ruangan- ia melihat seorang pemuda yang memakai kaos kuning duduk lesehan dengan bersender di pintu, ganteng pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 𝑀𝓇.𝒟𝑒𝓂𝑜𝓃 𝒶𝓃𝒹 𝑀𝓎 𝐵𝓁𝑜𝑜𝒹 | Chanjin [✔]
FanfictionHyunjin yang menderita self harm. dan Chan yang seorang demon. bxb CHANJIN in your area! started :Desc 28, 2018 finished :July 31, 2019