[1°]

11.6K 1.1K 255
                                    

Hyunjin terus terusan menyayat pergelangan tangannya menggunakan pisau dapur. Tubuh ringkihnya memojok pada dinding dapur. Kaus putih kebesaran miliknya ternodai oleh darahnya sendiri.

"Aku gak salah... Hiks... Gak salah" gumam Hyunjin sambil terus terusan menyayat tangannya.

"Hiks..."Hyunjin menyeka air mata yang mengalir menggunakan tangannya yang ternoda darah.  Sehingga sebagian darah bertengger di wajahnya.

"Kau sungguh seksi jika begitu"

Hyunjin mendongak melihat sesosok pemuda berambut kemasan dan memakai baju serba hitam. Dibelakang punggung pemuda itu melayang layang dua pasang sayap hitam yang besar.

"Kaget nyonya Hwang?" Tanya pemuda itu.

"Siapa?" Lirih Hyunjin.

"Chan. Demon yang akan menagih hutang pada keluarga Hwang"

Hyunjin diam memandang pemuda yang mengaku demon itu.

"Orangtua mu mana?" Tanya chan.

"Mereka sudah meninggal. Bunuh.. hiks.. bunuh diri"

"Cih pengecut" umpat chan. Kakinya yang terbalut kain hitam itu mulai berjalan mendekati Hyunjin.

"A-apa hutang kedua orangtuaku tuan? B-biar saya lunasi" tanya Hyunjin.

"Mereka berhutang nyawa" jawab chan.

Hyunjin kaget saat tangannya yang berdarah ditarik oleh chan.

"Sa-saya"

"Bagaimana jika gantinya tubuhmu saja?" Tawar chan.

"Sa-saya bukan pelacur tuan"

"Bukan tapi mirip Hwang" chan mengendus bau darah dari tangan Hyunjin.

"Biar ku koreksi. Gantinya adalah tubuh dan jiwa mu" chan menyeringai.

"Ji-jika saya tidak mau?" Tanya Hyunjin. Tangannya bergetar.

"Siap siap mati"

Dan dengan segala keterpaksaannya. Hyunjin menurut apa yang dikatakan chan.

"Kamu sekarang milikku Hyunjin bang"

Chan merengkuh Hyunjin kedalam pelukannya. Hidung bangirnya mengendus endus leher jenjang Hyunjin. Sedikit meniup dan mengulumnya. Hyunjin berjengit kaget.

Dua taring Chan mulai menembus kulit putih Hyunjin.

"Annhhh khhhhh tuuuannh sakithhh" desah Hyunjin.

Chan menghisap darahnya dan meninggalkan berkas seperti tato.

"Kamu miliki seutuhnya"

"Ya tuan"

Entah apa yang merasuki Hyunjin sampai berkata seperti itu.

°•°

Mata Hyunjin mencoba menyesuaikan matanya dengan cahaya matahari. Hyunjin melihat sekeliling. Pemuda yang semalam menghisap darahnya itu tidak ada.

"Tuan? Tuan Chan?" Panggil Hyunjin lirih.

Ruangan itu lenggang. Hyunjin mendesah. Tangannya menyibak selimut yang membungkus tubuhnya beranjak untuk ke kamar mandi.

Dua puluh menit Hyunjin habis kan di kamar mandi. Kini lelaki manis itu keluar dengan handuk melilit pinggangnya.

"Jangan seperti itu ratu"

Hyunjin menoleh dan mendapati chan yang duduk di pinggiran ranjang nya.

"Tu-tuan? Sejak kapan di sana?" Tanya Hyunjin sambil mencengkram handuknya erat.

"Baru saja. Kamu habis mandi?" Chan berdiri. Lalu berjalan menghampiri Hyunjin.

"Hyun kamu-

"aHHHHHKKK!!" Teriak Hyunjin sambil mencengkram erat lengan Chan. Matanya membelalak. Deru nafasnya memburu.

"Hei Hyunjin, Hyunjin sayang. Ada apa hm?" Tanya chan sambil mengecup kepala Hyunjin. Tangannya mengelus elus rambut hitam legam itu sayang.

"I-itu. Saya takut tuan" Hyunjin menunjuk jendela kamarnya.

Chan melirik jendela itu.

"Vadat tecum!" Perintah demon itu.

"Sssst, Hyunjin sayang. Mahluk itu sudah pergi" chan mengusap pipi gembil pemuda miliknya.

"Benarkah?" Tanya Hyunjin.

"Ya, sayang"

"Terimakasih tuan" Hyunjin mengendur kan cengkraman nya.

"Hyunjin?"

"Ya tuan?"

"Apa kamu indigo?"

Pertanyaan Chan dibalas dengan gumaman Hyunjin. Chan tersenyum.

"Kalau begitu kamu memang benar benar ratuku Hyunjin" Chan mengecup daun telinga Hyunjin.

"Tuan, saya mau pergi sekolah. Tolong lepaskan saya" Hyunjin melirik takut takut.

"Tentu, pergilah. Tapi jaga dirimu sayang"

Hyunjin menggaguk dan segera memakai seragam nya. Lalu beranjak ke dapur untuk membuat sarapan.

Ditangan Hyunjin sudah ada sepotong roti panggang yang sudah dimasaknya beberapa menit lalu. Kemudian dia teringat akan suatu hal.

"Tuan Chan? Tuan mau makan apa?" Tanya Hyunjin sedikit berteriak. Karena jarak dapur dan kamarnya yang agak jauh.

"Darahmu"

Hyunjin berbalik dan mendapati laki laki albino itu sedang berdiri di belakangnya. Hyunjin mengelus tengkuknya yang meremang.

"Tuan.." rengek Hyunjin.

Chan terkekeh lalu duduk di meja dapur. Tangan putihnya mengelus pipi Hyunjin, sampai leher jenjang milik pemuda Hwang itu.

"Boleh kan?"

Belum saja Hyunjin memberi jawaban demon itu langsung menyusruk ke daerah lehernya. Hyunjin diam menggigit bibir bawahnya kencang.

"Tu es a moi"

°•°

A note from author.

Hai kalian^^

Ini aku bikin baru lagi. Semoga kalian suka. Jangan dibaca doang. Pencet yang bintang bintang itu ya~

[1] 𝑀𝓇.𝒟𝑒𝓂𝑜𝓃 𝒶𝓃𝒹 𝑀𝓎 𝐵𝓁𝑜𝑜𝒹 | Chanjin  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang