[11']

3.1K 416 31
                                    

meski agak gak rela, chan harus ninggalin hyunjin sementara sama soobin. dia kudu banget nyelesaiin tugasnya. karena udah tiga hari dia skip tugas cuma buat jagain hyunjin. begitu sampai disebuah kastil tua tempat kediamannya ia langsung disuguhi minho yang tengah meneguk minuman sembari membaca surat.

"aku tebak itu darah yang kusimpan selama empat puluh tiga tahun" chan meletakan jubahnya di sofa, memandangi minho kemudian.

"ck, minta" acuh minho, chan sudah maklum dengan tingkah bawahan merangkap sahabatnya ini. toh, selama tingkah minho tak melebihi batas ia tak apa. "berikan padaku" chan mengulurkantangannya, meminta agar surat itu diberikan padanya. minho segera memberikannya.

"kau harus membalasnya"

"sure, i will kill the bastard no matter what"

o.o

sanha menatap nyalang minju yang sedang bersimpuh didepannya sekarang. pria itu berdiri dari kursi kebesarannya. berjalan mendekati kim minju yang nampak ketakutan setengah mati. kaki beralas pantofel miliknya menginjak kepala minju, menyuruh agak kepala itu menyentuh lantai beralas karpet miliknya.

"kenapa kamu lalai hm?" tuturnya lembut, namun minju terasa tercekik mendengarnya. "s-saya, saya bi-"

duagkhh!

tubuh kim minju tepental ke sudut bangunan, pelakunya tak lain dan tak bukan adalah yoon sanha. kim minju barusan melaporkan bahwa chan mengamankan hyunjin ketempat yang tak bisa dijangkau olehnya.

"ck, bawa kemari tawanan manis kita" perintah sanha pada bawahannya yang lain, meninggalkan minju yang nampak kesakitan karena punggungnya yang menghantam dinding cukup keras.

tak lama, seorang bawahan sanha membawa sebuah sangkar besar, dimana didalamnya ada felix yang meringkuk-takut-,

"lee, kau tau kau dan kakakmu harus membayar? tak kusangka mengambilmu dari tangan lee juyeon sangatlah mudah" sanha tertawa di akhir kalimatnya, mengabaikan felix yang masih enggan menatap dirinya.

"kembalilah lee, kembalilah pada kakakmu" sanha menjentikan jarinya, sehingga sangkar itu terbuka. felix cepat cepat berlari pergi dari sana. ia benci tempat itu. sangat benci.

"tuan, apakah ini keputusan yang tepat?" salah satu bawahannya bertanya.

"biarkan, toh dia yang membawa kita menuju kemenangan" sanha tersenyum cerah.

senyum yang mampu membunuh secara perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

senyum yang mampu membunuh secara perlahan.

o.o

soobin menggigit bibirnya gemas, ia gemas akan kelakuan ratunya ini. hyunjin tampak berlarian di pekarangan rumah hanya dengan celana pendek dan hoodie biru navy kebesaran. kadang ia tertawa, mengucap 'wah', atau berlari bersama kkami. soobin hanya memperhatikan.

hyunjin tampak begitu asik dengan duniannya sendiri, hal yang menjadi titik dimana soobin merasa gemas akan tingkahnya.

"binbin! sini dong!" hyunjin berteriak nyaring. membuat soobin terkejut dan nyaris terjungkal. ia melihat ratunya yang sedang memeluk kkami. dan, apa itu? sepasang sayap besar berwarna putih? soobin tidak salah lihat kan? lalu kemudian sepasang sayap itu menghilang tiba tiba, buat tanda tanya besar di kepala soobin.

[1] 𝑀𝓇.𝒟𝑒𝓂𝑜𝓃 𝒶𝓃𝒹 𝑀𝓎 𝐵𝓁𝑜𝑜𝒹 | Chanjin  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang