Trouble Maker

76 16 0
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring menandakan jam sekolah telah usai, Rinai membereskan beberapa bukunya dan memasukkan ke dalam tas.

"Mau kemana nih kita?" Tanya Erika menghampiri bangku Rinai.

"Gue mau shopping, ada tas yang mau gue beli"

"Kayanya Lo baru aja beli tas baru deh Rin, udah mau beli lagi?" Kata Rena sambil menggendong tasnya.

"Ini beda, gerainya baru banget buka di Jakarta kalo gue ga buru-buru bisa keabisan, Lo semua mau ikut?"

"Ayo!" Jawab Arin langsung.

Mereka berempat langsung menuju tempat parkir, sudah ada Yanto yang menunggu disana. Begitu masuk, Rinai langsung meminta Yanto menuju sebuah mall di kawasan Jakarta pusat. Karena belum jam pulang kantor, sore itu jalanan cukup lengang, tak butuh waktu lama untuk mereka sampai di tempat itu.

Begitu sampai mereka langsung menuju ke salah satu gerai brand fashion ternama yang baru saja opening kemarin.

Begitu sampai di dalam gerai Rinai langsung mendapatkan tas incarannya, tas yang sudah lama dia idam-idamkan. Tas Louis Vuitton yang sering dipakai oleh artis-artis ternama.

"Enak ya jadi Lo, apa yang dimau pasti bisa di dapetin, beda sama kita-kita" Kata Erika sambil memandang tas LV di tangan Rinai.

"Kalo gue mah harus ngumpulin uang berapa lama biar bisa dapetin satu tas yang ada disini" Ujar Arin sambil melihat-lihat tas-tas yang dipajang disana.

"Mmm.... Lo semua mau?" Tanya Rinai.

Mereka bertiga serempak menoleh kearah Rinai, terkejut.

"Ambil aja satu yang lo mau" Rinai berkata santai.

Wajah Erika dan Arin langsung sumringah.

"Beneran Rin?" Kata mereka berdua hampir bersamaan.

"Iya"

Tanpa membuang waktu Erika dan Arin langsung sibuk memilih-milih tas apa yang akan mereka mau sebelum Rinai berubah pikiran, mereka jelas ga akan membuang kesempatan emas ini. Lain halnya dengan Rena, tidak seperti Erika dan Arin yang sibuk memilih tas, Rena justru hanya diam dia merasa tidak enak karena harga tas-tas yang ada disini sangat mahal. Memang Rena akui Rinai sangat loyal kepada tiga sahabatnya itu, Rinai sering mentraktir mereka makan, nonton bahkan setiap hari mereka pulang dengan menumpang mobil Rinai, dan itu membuat Rena jadi tidak enak sedangkan Erika dan Arin sepertinya mereka tidak memikirkan itu.

"Ren, Lo mau yang mana?" Tanya Rinai saat melihat Rena hanya diam saja.

"Ga usah Rin, barang-barang disini kan mahal banget"

"Yailah tenang aja, kalo cuma beliin kalian bertiga doang gue sih masih mampu"

Rinai mengambil salah satu tas yang dipajang tepat disebelahnya dan menyodorkan ke Rena.

"Nih"

Rena masih menolak tapi Rinai langsung membawa tas mereka ke kasir dan membayarnya semua dengan kartu kredit.

"Makasih ya Rin" ujar Erika senang saat mereka berempat ke luar dari toko tas itu. Rinai hanya mengangguk santai.

"Lo emang temen gue yang paling baik Rin, thanks ya hehe" Arin menimpali.

"Rin, ini beneran ga pa-pa?" Rena masih tidak enak hati.

"Ren, ini tuh namanya rejeki udah terima aja" Erika menanggapi.

"Iya nih, kalo Lo ga mau sini buat gue aja hehe" kata Arin lagi.

"Ga pa-pa, santai aja kenapa sih cuma tas doang. Abis ini mau kemana lagi nih kita?" Kata Rinai sambil melirik jam tangannya, ini masih sore untuk pulang ke rumah.

RINAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang