Kau

6 0 0
                                    

Kau adalah puisi.
Indah dan singkat, namun abstrak.
-entahlah

~

Kau adalah misteri. Tak dapat didefinisikan pasti.

Kau adalah salju. Indah, namun dingin.

Kau, adalah musim dingin di antara musim panas.

Kau, adalah rindu yang tak pantas dirindu.

Kau, adalah angan semata.

Karena kau, adalah terlalu indah tuk menjadi nyata.

~

Aku teringat akan Arion saat melihat kapal itu. Aku berusaha meraih kapal itu. Namun terlalu jauh untuk kugapai.    

Aku menyerah. Aku berpikir untuk membiarkan kapal itu lewat begitu saja. Dan itu yang aku lakukan.

Tapi tunggu, daritadi aku hanya memperhatikan satu kapal bertuliskan 'The journey' itu saja. Tidak memperhatikan dua kapal lainnya.

Dua kapal itu mendekatiku. Tak seperti kapal bertuliskan 'The Journey' itu.

Aku tak sadar bahwa dua kapal di sebelahnya itu memuat gelembung-gelembung aneh.

Kapal pertama menabrak tempatku berditi sehingga membuat tubuhku bergoncang. Aku mengarahkan pandanganku pada kapal itu.

Aku penasaran. Aku naiki saja kapal itu. Aku mendapati diriku dimakan salah satu gelembung besar berwarna merah muda.

Aku masuk pada masa lalu.

~

Cahaya mentari merasuk ruang tidurku. Menamatkan mimpi di atas sepi. Sang fajar telah menampakkan kemegahannya kepada dunia. Segenap ragaku tergeletak lemas di atas ranjangku. Sangat malas rasanya.

Kulirik handphone di sebelahku. Pukul 06.14. Ada dua panggilan tak terjawab dari Arion. Aku bertanya-tanya mengapa lelaki itu menghubungiku kembali setelah apa yang terjadi beberapa bulan lalu.

Setelah beberapa waktu lamanya, akhirnya aku dapat move on dari Arion. Dan sekarang, Arion kembali menghubungiku.

Tak lama kemudian handphoneku berdering kembali. Telepon dari Arion lagi rupanya. Kuangkat telepon itu.

"Halo"

"Sasa.. huhuhu.."

Terdengar seperti suara perempuan yang sedang menangis.
Ibu Arion. Lebih tepatnya, ibu angkat Arion.

"Loh, tante? Ada apa, Te?"

"Arion, Nak"

"Nak Sasa, Arion.."

"Arion kenapa, Te??"

Seketika aku panik bukan kepalang.

"Arion meninggal..."

Jantungku berhenti berdetak. Tubuhku lemah tanpa daya.

EntahlahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang