V

26 4 24
                                    

"Seojin!." Seorang pria berdiri didepan meja praktek-lab ku. Aku menengok ke arah nya.
"Yang fokus," lanjutnya.
"Iya pak." Ujar ku sembari menyeka keringat didahi.

"Udah ada yang selesai?" Dia berdiri ke depan mimbar. Satu ruangan hanya diam fokus ke alat nya masing masing.
"Yang betul ngerjain nya, kalau kalian gagal ngulang nya tahun depan loh."

"Benyek ngemeng benget te desen." Bisik noona Haera yang meja nya tak jauh dari ku, pria di samping nya hanya tertawa kecil.
"Ha?" Tanya ku yang kurang jelas dengan perkataan noona Haera tadi.
"Seojin! Udah selesai?", aduh ketauan.
"Belom pak," jawab ku singkat melanjutkan pekerjaan ku.

Seorang pria satu lagi masuk kedalam ruang lab praktek.
"Sudah ada yang selesai disini?" Dia menanyakan hal yang sama seperti pak Seokjin tanyakan tadi.
"Belum pak!" Beberapa orang menjawab, aku hanya diam terus fokus ke pekerjaan ku.
Pak seokjin menuju mejaku lagi.
"Yakin tu bener?" Tanya nya.
"Ha?" Dia hanya terus melihat ke arah benda yang ku kerjakan.
"Mahal loh itu, sayang banget uang kamu kalau sampai gak lolos tahun ini.", katanya nyuruh fokus gemana si bapak.
"Iya pak!" Ujar ku tegas.
"20 menit lagi!" Sorak pak Namjoon asisten dosen pak Seokjin sembari memutar jam tangan nya yang kebalik.
"Namjoon-ssi, awasi mereka aku ingin ke toilet sebentar."
"Ugh see up!" Jawab nya sambil melontarkan tangan hormat.

35 menit itu berlalu terlalu cepat, bahkan untuk waktu tambahan yang pak Namjoon berikan.
"Kamu yakin ini bener?" Tanya pak Namjoon saat aku menyerahkan tugas ku kedepan meja.
"Iya pak saya yakin!" Jawab ku percaya diri.
"Kalau salah gemana? Siap ketemu saya lagi taun depan?" Lanjut tanya pak Seokjin disebelahnya dengan wajah datar seakan akan wajah nya itu dapat membuat ku takut.
"Yaudah sana pulang!" Pak Seokjin mengusir ku, iya mengusir ku.

"SEOJINNNNN!!!!" Teriak si angsa yang sedaritadi menunggu didepan pintu lab praktek.
"Angsa pintarrrr." Ujarku mengacak rambut nya.
"Dapat es krim?" Tanyanya dengan menunjukan muka mengasihani.
"Iya dapat. Kkajja!" Ajak ku. Jimin yang semangat berlari ke arah lift.

"Hari ini mau makan apa?" Tanya ku kepada Jimin yang menunggu es krim taro nya datang dengan sendok es krim yang ada ditangan nya.
"Apa saja, jika kau yang memasak semua enak." Basi kata-kata mu itu basi Park Jimin. Aku hanya menatap nya sinis.
Es krim taro milik Jimin datang, dia langsung memakan nya lahap, sangat lucu, bagaikan angsa yang kelaparan melihat dedak.
"Oh iya, hari ini kita mampir ke supermarket dulu ya, kulkas kosong," Jimin hanya mengangguk tidak peduli, ia hanya peduli dengan es krim taro didepanya.

"Ah aku bingung mau masak apa hari ini, hya, Park Jimin! Kau tidak ada request?" Dia tidak memperdulikan ku dan terus berjalan kedepan.
Akhirnya aku hanya membeli setengah lusin telur dan daun labu.

Sampai dirumah aku mandi dan memask untuk Jimin, setelah dipikir-pikir, aku seperti bukan memelihara seekor angsa, melainkan mempunya seorang....
Anak.
Tapi ini aneh, aku merasa terbiasa disamping nya, padahal saat aku akrab denganya, kami baru bertemu 1 hari, bahkan tidak sampai.
Sebenarnya siapa Jimin itu.

"Jiminnnn, Park Jiminnn!!! Makannn!" Teriak ku dari dapur.
"Tidak usah teriak aku juga dengar." Ujarnya sambil memperlihatkan daun telinganya.
"Eh bulu mu sudah mulai memanjang lagi?" Aku memegang rambut si angsa satu persatu.
"Itu rambut bukan bulu." Ujar Jimin sambil mengambil piring.
"Mau kupotongkan lagi tidak?" Tanya ku masih memegang rambut nya.
"Boleh, tapi, tapi, tapi, bisakah kau memotong rambut ku seperti orang yang ada handphone mu?" Dia menaruh piring nya.
"Di handphone ku? Siapa? Banyak foto pria dihandphone ku," pikir ku.
"Itu yang itu yang ke atas. Yang semalam lohhh, itu keren, aku ingin seperti itu!" Semangat Jimin.
"Yang mana ya, sebentar," Aku mengambil handphone ku diatas kulkas dan memberikan nya ke Jimin, ku buka galeri handphone ku. "Yang mana?" Jimin mulai menggeser geser layar handphone ku, "INI YANG INI, INI SANGAT KERENNN." Takjub nya saat menemukan gambar pria yang ia maksud.

" Takjub nya saat menemukan gambar pria yang ia maksud

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya ampun, siapa ini? Muka nya tidak asing." Tanya ku kaget melihat foto pria yang satu ini di handphone ku.
"Iya dia keren kannn, lihat rambut nya. Tidak kah itu seperti sarang ku? Bahkan itu lebih jauh lebih panjang dan tebal, seperti nya itu empuk dan nyaman.
Tunggu "PAK NAMJOON?"
"Oh ya ampun dari mana aku mendapatkan foto ini?" Aku berusaha mencari asal foto ini.

* '1180 chat from : grub kade laknat piyik nya kim seokjin' *

Oh ya ampun, benar kata pak Seokjin, murid nya keren-keren dan hebat-hebat semua. Bagaimana bisa mereka mendapatkan foto pak Namjoon muda? Woahh,,, mereka sangat keren...

"Seojin!" Jimin memanggil ku yang sedang tertawa sendiri melihat layar handphone ku.
"Jadi makan tidak, aku lapar?"
"Eheh? Iya, iya, ayo makan!" Ujar ku masih dengan tawa ku.
"Memang nya apa yang lucu?" Tanya Jimin polos.
"Iya lucu saja, lihat rambut itu, ahahahahahahahak," Aku terus tertawa, foto itu terus melintas diotak ku.
"Itu keren tau, selama aku tinggal disini, aku tidak pernah melihat rambut seperti itu, pasti itu li, li, lim, lim, sen, sen, ih apa dehh yang jumblah nya sedikit didunia?" Tanya nya sambil mengingat kata yang akan dia ucapkan.
"limited edition." Sambung ku.
"Nhahhh, iya itu." Ujar nya sambil jari telunjuk nya menunjuk-nunjuk.
"Yaaa, potong rambut ku seperti itu yaaa, aku ingin, kumohon." Jimin beraegyeo.
"Ahahahhahahahaak kau ingin ditertawakan orang-orang? Tidak, tidak, tidakkk, ada-ada saja kau ini, ahahahahahahak." Aku membayangkan Jimin memiliki rambut seperti pak Namjoon.

Jimin sudah menghabiskan semua makanan nya. dia kembali bertanya, "jadi tidak?" Tanya Jimin yang sudah berdiri dari kursi nya.
"Iya, iya, sebentar, aku habiskan makanan ku dulu." Ujarku sabil mengunyah nasi.

Jimin ke kursi depan, "Seojinn!!! Remot TV mana?" Tanya nya sambil mencari barang yang ia cari.
"Aku tidak melihatnya, kan kamu yang terakhir menonton kemarin." Jawab ku dari dapur sambil mencuci piring.
"Eh, sudah ketemu," Jimin membuka chanel Tv kesukaan nya.
"HAAII PORORO..." Teriak Jimin sambil membesarkan volume Tv.
"Jiminnnn, kecilin TV nya! berisik tau!" Teriak ku.
"Tidak mauu, aku hanya bisa menonton ini sehari sekali, karna jam tayang pagi kita kan tidak dirumah." Jawab Jimin samar karna terhalang volme Tv.
"Kan aku sudah bilang, kau dirumah saja, kau tidak mau." Tariak ku menjawab.
"PORO PORO PORORORORO!!!" Sorak Jimin semangat berjoget aneh di diepan TV, aku yang melihat nya sadar tidak sadar tersenyum tipis.


Jimin : Music BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang