III

25 5 3
                                    

"Ini mangkuk sereal terkahir mu, setelah ini pergilah, dan pulanglah keasal mu!", Dia hanya fokus kepada sereal dilam mangkuk.

"Rumah mu itu dimana si?", Tidak dijawab oleh nya.

"Hei, pendek!", pria itu menatap ku dengan mata yang berbinar.

"Nama mu siapa?"

"Aku ji-min, aku berasal dari benda yang ada didalam kamar mu, aku tidak tau apa sebab nya aku bisa disini, tapi aku senang bisa disini, aku tidak sendiri lagi seperti saat aku ada didalam bola kaca itu.", dia menjelaskan panjang lebar asal usulnya, aku masih tidak mengerti, apa dia benar gangguan mental?

"Kumohon, aku serius." Dia hanya diam termenung menatap ku.

"Baiklah, jika itu benar, kamu adalah hantu dari kotakmusik itu, cobuktikan!", aku menantangnya.

"Bagaimana caranya?"

"Mana ku tau, ayo buktikan ayo!", Dia hanya teridam.

"Aku jimin dan dia yeona, kami adalah angsa didalam bola kaca kotak musik itu, yeona sudah hancur oleh kalian, kalian tidak bisa menjaga benda yang kalian miliki, kalian kira benda mati itu benar-benar mati? Kami memiliki kehidupan, kehidupan lain yang sama seperti kehidupan kalian.", Aku tidak mengerti.
Aku berjalan kekamar dan mengambil kotak musik itu,

"Lalu kau keluar dari sana untuk apa? Apa yang kau mau? Kau mau aku mencari angsa yang hilang itu? Atau kau ingin aku membuang kotak musik ini?", aku menaikan nada biacara ku.

"Jangan, jangan di buang, kumohon," dia memegang tangan ku, matanya mulai sembab dan berair.

"Lalu kau ingin apa?" Aku melemaskan tubuh ku dan kembali ke tmpat duduk.

"Aku mau kau menjaga benda itu."



***

Pagi yang cerah saat aku beranjak dari ranjang ku dan berniat untuk membuka jendela, sebelum aku beranjak, kulihat sekitar, pria itu tidak ada, apa dia sudah kembali ke dalam kotak musik? Dia sudah kembali menjadi angsa?

Aku membuka jendela kamar ku, menghirup sebentar udara pagi, aku belihat ke arah jam yang bergantung didinding, menunjukan pukul 07.44, hari ini hari minggu, tapi pekerjaan ku banyak, ini semua karna si pendek itu.

Aku keluar kamar dan,,, TRAAAA "Pagi min seojin.", Sapa seorang pria yang tak asing.

"Dari mana kau tau nama ku?", Ini sangat aneh, benarkah ayolah kumohon ini mimpikan.

"Kalung mu indah."
Oke.

"Apa yang kau lakukan?" Melihat beberapa panci dan sumpit diatas kompor.

"Aku ingin memasak, tapi aku tidak menemukan kayu bakar, atu bara api disini,", dia bodoh?

Aku menatapnya kesal, dan menghidupakn kompor, "WOAHHHH, DAEBAKK, BAGAIMANA BISA? KAU AHLI SIHIR?", Oh tuhan berikan aku umur panjang dan kesabaran.

Dia melongo keatas kebawah entah apa yang dia cari.
"Dimana sumber nya? Bagaimana ini bisa? Woahh ini keren." Ia menyodorkan jari jempol nya yang pendek ke depan muka ku.

Aku mengembalikan semua panci panci besar yang diatas kompor dan mengambil sebuah teflon kecil, aku memanaskan dengan api kecil, beranjak dari kompor aku mengambil 3 butir telur dari dalam kulkas dan memecahkan nya kemangkuk, memotong beberapa daun bawang dan bawang, tidak lupa dengan garam dan sedikit merica.

"Apa itu? Makanan disini ini bentuk nya tidak jauh seperti muntahan ya, semalam aku makan muntah gagak, sekarang seperti muntah kucing." Tidak ku perdulikan.

Jimin : Music BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang