8 bulan kemudian...

10.6K 163 14
                                    

"Akhirnya visa gua diterima juga" ucap Regan

Sekarang ia tengah sibuk membereskan pakaiannya kedalam koper.

Regan sekarang sudah menjadi murid disekolah kedokteran di Yogyakarta.

Ia tengah sibuk prepare entah ingin kemana.

"Hari ini, tunggu Regan ya lin" ucap Regan.

Regan berniat memberi surprise alin dengan datang ke apartemennya lebih tepatnya Regan ingin ke Australia hari ini.

Regan udah kangen banget apalagi mereka lost contact.

Regan sekrang tengah menuju bandara.
Setelah landing akhirnya Regan sampai di bandara Australia dan tidak sabar menuju apartemen alin.

Regan mendapat informasi alamat alin dari ayah alin.

Setelah sampai di apartemen alin, Regan mengetuk pintu kamar alin dengan senyum yg sngt bahagia.

Tok.. Tok

"Ka jes biasanya ga ngetuk pintu maen masuk aja, David kali ya" ucap alin berjalan menuju pintu kamarnya.

"Ada apa davi-" ucapan alin terpotong dan kaget karena melihat Regan berdiri di depan pintu kamarnya.

Regan tak kalah kaget karena melihat perut besar alin dan badan alin yang agak gemukan.

"Davi? David? Siapa hm?" tanya Regan.

"Re.. Regan kok hm kok kamu" ucap alin terbata bata akibat masih syok.

"Ga nyuruh saya masuk? Banyak hal yang harus kamu jelasin" ucap regan dengan wajah dingin.

"Iy.. Iya masuk" ucap alin dengan wajah menunduk.

Regan mengelilingi matanya melihat setiap sudut apartemen alin. Lalu duduk di kasur alin.

"Jadi?" tanya regan.

"Fiuhh" suara alin menarik nafasnya dalam dalam.

"Tujuan Aku ke sini bukan untuk sekolah tapi aku takut bunda sama ayah marah, apalagi aku gamau kamu keganggu sama" ucap alin sambil melirik perutnya dan regan pun ikut melirik perutnya.

"Jadi itu anak siapa?" tanya regan.

"Denger baik baik ya regan! Aku gapernah ngelakuin hal kotor selain sama kamu!" ucap alin yang tersinggung dengan kata kata regan.

"Itu anak aku?" tanya regan dengan tatapan mata yang sudah luluh.

"Kamu pikir aja sendiri" ucap alin.

"Jadi pas kita waktu itu ke Bali kamu lagi hamil?" tanya regan.

"Ya" jawab alin.

"Kenapa nyembunyiin dari aku?" tanya regan lagi.

"Kamu mau masuk ujian kedokteran gan, aku gamau jadi penghalang kamu gapai cita cita kamu" ucap alin.

"Cita cita aku dan rencana hidup aku cuma mau bahagia sama kamu" ucap regan sambil mengelus Puncak kepala alin dengan lembut.

"Tapi kynya anak gamasuk cita cita dan rencana kamu" ucap alin yang takut regan tidak siap menjadi ayah.

"Semua tentang kamu ada didalam rencana aku" ucap regan.

"Kamu marah?" tanya alin.

"Buat apa?" jawab regan.

"Semua ini" ucap alin.

"Aku senang, aku bahagia" ucap regan sambil mencium kening alin.

"Aku niatnya mau surprisein kamu, malah aku yang kaget haha" ucap regan lagi.

"Maaf" ucap alin.

"Hey, harusnya aku yang minta maaf. Kamu kesusahan ky gini, kamu ngurus semuanya sendiri" ucap regan sambil memeluk alin.

Alin pun tak kuasa menahan tangisnya lalu tangisan itu pecah.

"Nangis lin, jangan di tahan" ucap regan dengan suara yang sangattttt lembut.

"Regan maaf" ucap alin.

"Aku udah bilang ini semua salah aku bukan kamu. Jangan minta maaf sama aku" ucap regan

"Ka jes sama David yang tadi kamu tanya siapa, mereka yang bantu aku dari aku hamil satu bulan sampai sekarang" ucap alin.

"Nanti kenalin aku sama mereka" ucap regan.

"Alin mau pulang tapi takut, takut bunda sama ayah kecewa sama alin" ucap alin dengan tangis yang semakin semakin.

"Aku yang tanggung jawab, aku yang akan ngomong ke bunda dan ayah" ucap regan.

"Regan terimakasih, alin gatau kalo regan se gantle ini" ucap alin dengan senyuman diwajahnya.

"Alin jadi empuk banget ya" ucap regan tiba tiba.

"iihh regan mah" ucap alin sambil mencubit pinggang regan.

"Aww" regan meringis kesakitan.

"Perut alin keram" ucap alin.

"Terus harus diapain?" tanya regan dengan wajah setengah panik.

"Ambil salep oles itu dimeja" ucap alin menunjuk kearah meja makan..

Regan pun mengambil salep tsb.

"Biar aku aja yang oles sekalian kenalan sama anak aku" ucap regan membuat alin tersenyum bahagia.

"Hai nak.. Anteng anteng ya didalem jangan bikin mama kamu kesakitan" ucap regan sambil mengoles salep keperut alin.

Senyum bahagia terpancar dari muka alin..

Tiba tiba suara pintu terketuk regan pun membuka pintu dan ternyata didepan pintu menampilkan sosok sandra yang entah dari mana datangnya.

Regan menutup pintu lagi lalu menuju alin.

"Lin.. Pakai bedcover ini terus tutup semua badan kamu, dan pura pura tidur" ucap regan.

"Kenapa?" tanya alin.

"Ada sandra didepan, kamu gamau dia buat macem macem tentang kamu kan?" ucap regan.

Alin pun dengan malas mengikuti perintah regan.

'Kalo sayang sama alin mah unjukin aja ke sandra biar dia ga macem macem ke regan' ucap alin dalam hati

                            🌻🌻🌻

Tbc...

18+ my jerk friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang