BAB 1 : Useless

75 5 2
                                    

"Hah... Boring membunuhku, bisakah seseorang menghiburku". Gumamku sembari menjatuhkan wajah ku ke meja.

"Takkk". Terdengar suara lemparan spidol yang tepat mengenai kepalaku.

"Sakit...".

"Kapan kamu mau pinter ! Pas pelajaran kamu tidur mulu !". Getak guru itu.

"Ahhahahahha". Sontak kelas pun ramai karenanya.

"Iya buk maaf maaf".

"Ckk... Gue Mulu yang kena". Gumamku.

"Sudah anak anak jangan ramai kita lanjutkan pelajaran... Sekarang kamu Garvin maju kerjaan soal ini". Perintah guru tersebut dengan menunjukkan spidol padaku.

Aku hanya diam dan hanya menggigit bibir ku.

"Arghhh... Gak mudeng lagi". Kesal ku

Aku hanya terdiam di depan dengan menahan rasa malu pun aku berkata.

"Maaf buk saya gak paham". Ucapku sembari meletakkan spidol kembali ke meja guru.

"Ha ? Ya udah dari pada ibu kehabisan waktu ngurusin kamu mending kamu keluar kelas dan nanti istirahat kamu ke ruang BK". Kesal guru tersebut.

"Lha ? Buk kok ?".

"Keluar !".

Aku hanya bisa berdiam diri dengan wajah tertunduk malu dan aku putuskan untuk keluar dari kelas.
"Keluar sana... Ganggu pelajaran lu disini !". Olokan pun terdengar jelas di telingaku.

"Masa yang sangat kelam". Gumamku

Bel istirahat pun berbunyi dan yah... Dengan berat hati aku putuskan untuk memasuki ruangan tersebut.

"Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam. Sini Vin duduk".

"Eeeee iya buk".

"Jadi, tadi kamu kenapa kok guru kamu bisa marah kayak gitu ?". Tanya guru tersebut.

"Eeeee saya cuma gak mudeng Ama pelajaran yang dikasih buk... Sama saya bosen tadi buk". Sesal ku.

"Ya udah ini ada surat... Nanti di serahin ke orang tua kamu ya". Dia pun memberikan surat tersebut dan meninggalkan ruangan itu.

"Ahhhh... Kena marah lagi". Gumamku.

Aku pun berjalan ke kantin dan seperti biasa aku hanya mendapat olokan dari lingkungan tersebut.

"Jangan depresi". Bisik seseorang.

"Udah depresi berat malah". Balasku dengan wajah malas.

"Lah ? Lu ngomong sama siapa Vin?". Ucap orang di sampingku.

"Ehhhh tadi ada yang bilang...". Ucapku dengan mencari keberadaannya.

"Dih... Orang gila". Ucapnya sembari menjauhi meja yang sebelumnya dia pakai.

"Ahhhh... Bodo lah".

Bel pulang sekolah pun berbunyi... Dan sahabatku Bayu datang dengan wajah liciknya.

"Pfttttt tadi gimana ? kena marah ?". Tanyanya.

"Hooh".

"Mampush! Ya udah lah gue duluan ada kegiatan ". Ucapnya sembari berlari menuju teman lain nya.

"Hah... Pulang lah habis itu tidur".

Aku pun sampai di rumah dan aku langsung menyerahkan surat itu kepada orang tuanya.
Selama 1 jam aku diadili oleh orang tua ku.

"Hah... Kapan gue dipandang". Gumamku sembari melihat bintang malam itu.

"Makanya serius belajar gih". Bisiknya

The Worst OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang