akhir-akhir ini aku banyak menghabiskan waktu bersama jaebeom. dia mengajakku berkeliling london, dan juga membawaku ke restoran-restoran favoritnya. terkadang kami hanya bertemu di malam hari untuk makan bersama karena seharian dia sibuk dengan urusan kuliah.
aku tidak tahu kenapa jaebeom mau menemaniku pergi ke berbagai tempat, padahal aku tidak pernah memintanya. aku justru cenderung menolak ketika dia mengajakku pergi, namun berakhir sia-sia karena dirinya sangatlah keras kepala.
sejujurnya aku tidak keberatan akan eksistensi jaebeom. siapa juga yang akan menolak jika ada tour guide gratis? kalau tidak ada dia, aku tak mungkin bisa jalan-jalan ke banyak tempat disini.
di sisi lain, aku merasa canggung dan kurang nyaman berada di dekatnya. kami hanyalah orang asing. bagaimana kalau dia mendekatiku karena memiliki maksud tersendiri?
mungkin aku terkesan terlalu paranoid, tapi siapa yang tahu? orang jahat ada dimana-mana, dan aku tidak bisa mempercayai siapa pun.
"lama-lama gue terbiasa liat penampilan berantakan lo," ucap jaebeom saat aku berjalan keluar dari kamar.
"lo kenapa disini sih," ucapku dengan suara serak khas orang baru bangun tidur. kemudian aku duduk di sofa ruang tengah penginapan dan menepuk pelan kedua pipiku, berusaha untuk mengumpulkan nyawa.
"cuci muka sana."
aku menuruti ucapan jaebeom dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka. sepertinya aku tidur siang terlalu lama sehingga kepalaku terasa sakit. memang benar ya, apa-apa yang berlebihan itu tidak baik.
"lo sering banget kesini. lama-lama resepsionis hafal sama lo," sindirku yang dibalasnya dengan anggukan.
"gue barusan kenalan sama mr. frank, resepsionis yang lagi shift jaga. bahkan gue dapet nomor telepon guest house."
"buat apa?"
"gue gatau ngehubungin lo lewat mana, jadi gue minta nomer sini. siapa tau nanti butuh."
padahal biasanya dia selalu muncul di hadapanku secara tiba-tiba kalau sedang ada maunya.
"jadi lo ngapain kesini? bukan buat minta nomer doang kan?"
"ayo ke karnaval."
"karnaval?"
"iya, sekalian nyari makan."
"makan? sekarang masih sore loh?"
dia berdecak pelan, "udahlah, ikut aja."
setelah mengganti baju dan merapikan diri, aku mengekori langkah jaebeom. sebenarnya aku tidak begitu suka karnaval karena pasti disana banyak orang, sementara aku tidak begitu senang berada di tempat yang ramai.
kami langsung membeli eskrim sesampainya di karnaval. aku sedikit menyesali keputusanku untuk mengikuti jaebeom karena banyak sekali manusia yang memenuhi tempat ini, membuatku pusing.
beberapa kali aku hampir kehilangan jejak jaebeom yang berjalan mendahukuiku. aku sulit mengejarnya akibat arus manusia yang menghalangi langkahku.
aku sempat panik kala jaebeom menghilang dari pandanganku. aku tidak bisa menemukan sosok laki-laki itu diantara kerumunan manusia yang tengah menikmati karnaval. namun tak lama kemudian aku merasakan ada seseorang yang meraih tanganku, membuatku terlonjak kaget.
"gue kira lo ilang. untung ketemu," ucap jaebeom lalu menggandeng tanganku.
entah kenapa kenangan buruk mulai menguasai pikiranku. aku melihat kedua tangan kami yang saling menyatu, rasanya dadaku mulai sesak akibat ingatan yang ingin sekali aku lupakan.
menyadari aku yang membeku di tempat, dia buru-buru melepaskan genggamannya, "maaf gue ga maksud. disini banyak orang jadi kalau lo ga pegangan sama gue pasti bakalan ilang lagi."
aku memaksakan diri untuk tersenyum, "gue mau ke kamar mandi dulu," ucapku lirih.
"mau dianter ga?"
aku menepis tangan jaebeom yang menahan lenganku, "ga usah."
dia tampak bingung tapi tidak protes ketika aku berjalan meninggalkannya.
kepalaku benar-benar sakit dan nafasku sesak. selama di london aku hampir melupakan kenangan buruk yang menyakitiku. tapi aku tidak menyangka bahwa ingatan tersebut bisa datang kembali dan menyakitiku lebih dalam.
seandainya bisa, aku ingin membenturkan kepalaku sekencang-kencangnya agar aku kehilangan ingatan dan dapat melupakan hari itu, hari terburuk dalam hidupku.
pada kenyataannya, aku tidak akan bisa. kenangan tersebut akan tersimpan selamanya dalam benakku. membuatku semakin membenci diriku sendiri, dan orang-orang yang menyebabkan aku seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
forget and forgotten | im jaebeom
Short Storydia hanyalah satu dari banyaknya manusia yang ku temui secara tidak sengaja.