13

112 30 11
                                    

jam menunjukkan angka 7 pagi, sebuah rekor bagiku untuk bangun sepagi ini selama di london.

hari sabtu pagi biasanya aku lebih memilih tidur sampai waktu makan siang tiba. namun sekarang aku malah berada di depan guest house, memperhatikan jaebeom yang tengah melakukan stretching.

kalau bukan karena paksaannya, mungkin saat ini aku masih terlelap di bawah selimut.

"gue tidur telat tadi malem, kenapa lo nyuruh gue olahraga sih padahal yang gue butuhin cuma tidur!"

"siapa suruh lo tidur kemaleman," sahut laki-laki itu acuh.

semalam aku terlalu asyik bermain game hingga lupa waktu, makanya aku tidur terlambat. lagipula aku kan seorang pengangguran yang sedang berlibur di negara lain, untuk apa aku bangun pagi?

aku menguap untuk kesekian kalinya. jaebeom mulai berlari mengitari komplek, sementara aku hanya duduk di salah satu undakan depan penginapanku.

hampir saja aku jatuh tertidur jika jaebeom tidak berteriak dan menyuruhku mengikutinya berlari.

"bentar deh, lo abis potong rambut ya?" karena efek masih mengantuk, aku baru sadar rambut jaebeom lebih pendek dan rapi daripada sebelumnya.

"kemana aja lo?"

aku memang pernah bertanya apa dia punya niatan memotong rambut, tapi bukan berarti aku menyuruhnya kan?

"tolong lemparin handuk dong," ucapnya kepadaku.

dia menyingkirkan rambutnya keatas lalu mulai mengelap keringat menggunakan handuk yang kuberikan padanya.

aku terdiam kala melihat dia yang sibuk membersihkan tubuhnya dari tetesan keringat.

sejak kapan jaebeom terlihat begitu tampan?

menyadari apa yang baru saja kukatakan dalam pikiran, aku buru-buru menampar pelan pipi kananku. hei sadarkan dirimu! itu cuma karena dia baru mengganti model rambutnya!

jaebeom mengambil tempat duduk di sampingku. berada sedekat ini dengannya, membuatku dapat melihat dengan jelas ada beberapa tahi lalat di wajahnya.

"lo punya banyak tahi lalat ya?"

"oh ini?" dia menyentuh sisi kiri wajahnya, "sebenernya di badan juga masih ada."

"gue kira yang diatas mata kiri lo itu tindikan."

dia terkekeh, "banyak yang bilang begitu kok."

"lucu ih."

"apanya?"

"tahi lalatnya."

"maksud lo? ini? lucu?" dia menunjuk twin moles yang terletak dibawah alisnya, "you mean, cute?"

aku mengangguk.

"semua aja lo bilang begitu."

"itu pujian by the way."

"i don't think so," gerutunya pelan.

aku merenggangkan badan, "udah ah gue masuk ya, ngantuk."

"cari makan dulu. udah bangun pagi masa skip sarapan."

"jangan bilang lo sengaja bangunin gue karena ga mau sarapan sendirian?"

"antara iya dan tidak," dia bangkit dan berjalan meninggalkanku yang masih terduduk malas.

bukannya mengikuti jaebeom, aku justru salah fokus kepada dirinya yang sedang memunggungiku. entah karena kaos sleeveless yang ia pakai, atau potongan rambut baru yang sangat cocok untuknya, membuat dia tampak jauh lebih menarik. bahkan dari sisi belakang saja dia sudah terlihat tampan.

"ah sumpah gue mikir apa sih!" omelku yang sepertinya terdengar oleh jaebum.

"lo ngomong sesuatu ke gue?" tanyanya seraya membalikkan tubuh, "ga kedengeran."

"engga, gue ngomong sama diri sendiri."

"buruan bangun! semakin cepet lo gerak, semakin cepet juga lo bisa tidur lagi."

"lo bisa liat ga sih, ini gue lagi ngiket tali sepatu!"

forget and forgotten | im jaebeomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang