"Hidup ini bukan tentang apa yang dipikirkan mereka yang membencimu. Namun, tentang apa yang dipikirkan Tuhan yang menyayangimu."
🍁🍁🍁
Suara ayam berkokok merdu berdampingan dengan suara Adzan yang berkumandang indahnya di seluruh penjuru kota.
Kini Azwa dengan Marvin bersiap-siap dengan baju pengantin yang di kenakan mereka. Jas hitam dengan kemeja putih serta dasi yang melekat indah pada tubuh Marvin membuat Azwa menggelengkan kepalanya pelan. Begitu sempurnanya Marvin dengan pakaian Formal Dan lebih rapi kali ini. Terlihat lebih tegas Dan juga menawan jika di sertai senyuman.
Marvin, Marten dan Marga kini menuju Masjid dan berjajar di bagian shaf paling depan untuk melaksanakan Sholat Subuh berjama'ah sebelum berlangsungnya akad pernikahan. Di sisi lain Azwa dengan Aisyah ikut serta dalam sholat berjama'ah pada bagian shaf putri paling depan.
Lantunan surah-surah Al-Qur'an yang mengalun merdu di bacakan langsung oleh sang imam dapat menembus di telinga Azwa yang membuat hatinya semakin dilanda gemuruh, di resapinya setiap ayat dan setiap surah, sampai akhirnya telah tiba waktu yang di nantikan.
Marvin memandang ayahnya dengan raut wajah yang menunjukkan keraguan, tetapi Marga menganggukkan kepalanya, lalu Marvin pun menarik nafanya dalam-dalam dan menjabat tangan sang penghulu.
"Saya nikahkan Azwa Sazwina Salsabila binti Abdurahman dengan Marvin Braga Fahleffi bin Marga Fahleffi dengan maskawin emas 24 gram dan seperangkat alat sholat di bayar tunai" ucapan lantang dari penghulu membuat tangan Marvin bergetar.
"Kenapa nih gue? Kok bisa kelu gini tubuh gue?? Apa jangan-jangan..?? Aahh otak gue memang sedang konslet lagi pula ini hanya pernikahan main-main dari ayah kenapa gue mesti takut?? " Marvin menarik nafasnya dalam-dalam lalu melanjutkan kalimat yang sempat tertunda.
"Saya terima nikahnya Azwa Sazwina Salsabila dengan maskawin tersebut di bayar tunai"
Marvin mengucapkan kalimat sakral tersebut dengan satu tarikan nafas dan dengan suara yang cukup lantang, di balik tirai pembatas Azwa menyaksikannya dengan menahan deraian air mata yang hampir saja membasahi pipinya."Bagaimana saksi? Sah??"
"SSAAHHH"
"Alhamdulillah, mari kita berdo'a kepada Allah yang telah memperlancar acara ini. Al-Fatihah" semua menunduk dengan tangan yang di satukan menghadap khidmat kepada sang kuasa.
Marga mendekati Marvin dengan senyuman yang mengembang di wajahnya, senyuman khas kepada putranya yang berhasil membahagiakanya serta Almarhumah bundanya, di elus pelan punggung Marvin, dan Marvin hanya melihat raut wajah Marga dengan ekspresi yang tidak bisa di artikan.
"Ayah bangga dengan kamu nak, kamu bisa membahagiakan ayah dan... Almarhumah bundamu"
Deeggg.. seakan jantung Marvin berhenti berdetak, apa Maksud semuanya?? Apa mereka mengetahuinya??
"Apa maksud ayah?? "
"Ya, perjodohan ini adalah kemauan bundamu nak, kesanalah dan jemputlah istrim, dia pasti sedang menunggumu" Marga meninggalkan Marvin dengan penuh teka teki di pikiran Marvin. Marvin mengerjapkan matanya berkali-kali meresapi serial kata dari Ayahnya yang menurutnya begitu cepat melintas di pikiranya.
"Ayo nak bawalah istrimu kemari"
ucapan sang penghulu memecah lamunan Marvin dan ia hanya menganggukkan kepalanya seakan terhipnotis oleh perkataan Ayahnya, yang baru saja berhasil membuat pikirannya terasa Penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alasan Syurga
Teen FictionCinta segitiga yang mencintai dalam sepihak. Cinta segitiga dengan saudara kembarnya dengan sifat yang jauh berbeda