🌹🌹"Kalau tidak bisa bersaing dengan orang sholeh dalam memperbanyak amal, maka bersainglah dengan para pendosa dalam memperbaiki diri."🌹🌹
🍁🍁🍁
Jarum jam menunjuk pada angka 7.25, kini Marvin tengah bersiap dengan seragam sekolahnya, lewat 1 jam untuk Marvin masuk ke dalam sekolahnya, berhubung ia di antar oleh sang Ayah Marvin memutuskan untuk tidur terlebih dahulu setelah pengucapan akad tadi pagi.
Sesorang mengetuk pintu kamarnya pelan, tetapi seseorang yang berada di dalam masih bisa mendengarnya dengan suara yang cukup samar.
"Masuk" suara bariton milik Marvin terdengar menggelegar di seluruh penjuru ruangan, nampak dari sisi pintu seorang gadis dengan gamis OSIS, Kerudung Panjang berwarna Putih serta Cadar senada dengan warna kerudungnya, yang akan mengambil tas di atas kasur yang telah ia siapkan sesudah sarapan tadi pagi.
"Assalamu'alaikum, bolehkah saya masuk?? " Azwa menatap Marvin yang hanya menganggukkan kepalanya Tanpa menjawab salam yang ia berikan kepadanya.
Setelah Azwa mengambil tas yang berada di depan Marvin, ia melihat Marvin yang tengah mengobrak abrik meja belajar lalu berjalan menuju lemarinya dengan melakukan hal yang Sama.
Azwa hanya berdiri mematung melihat tingkah Marvin Tanpa membantu suaminya?. Azwa menghembuskan nafasnya pelan di kumpulkannya keberanian untuk bertanya, setelah di rasa cukup, bibir Azwa mulai terbuka.
"Lo liat dasi gue gak? " mulut Azwa kembali terkatup, tubuhnya tercengang, pikiranya memerintahkan untuk mengurungkan niatnya bertanya kepada Marvin.
Ia kalah cepat Untuk bertanya.Lalu di langkahkan kakinya menuju sebuah tumpukan baju yang telah di lipat rapi oleh Azwa di atas kasur miliknya Dan Marvin??
"Yang ini Tuan?? " Marvin dengan gerakan cepat mengambil dasi dari tangan Azwa lalu memasukkan kedalam saku celananya.
"Kenapa tidak di pakai Tuan?, bukankah akan lebih rapi jika di kenakan? Lalu mengapa baju Tuan Braga tidak di masukkan?" Azwa yang menyadari pandangan Marvin yang menatapnya tajam, memilih kembali menundukkan kepalanya. Di saat itu bibir Marvin mencetak senyuman yang telah lama tidak ia tunjukkan kepada siapapun Dan untuk siapapun.
"Banyak bicara juga istri gue haha"
entah dorongan dari mana batin Marvin mengatakan itu, lalu pikiran Marvin menepis semuanya seakan Azwa hanyalah mengungkit ingatan masalalunya. Tanpa berpikir panjang Marvin menyambar tasnya lalu keluar meninggalkan Azwa yang masih tercengang di dalam Kamar.Marvin yang lupa membawa handfonenya memutar tubuhnya kembali menuju kamarnya, di saat pintu Kamar di bukanya ia telah menubruk seseorang di depannya, Dan keduanya tercengang beberapa saat. Hening, hingga detikan jam tangan Milik Marvin menyadarkan lamunan keduanya.
Marvin yang telah tersadar, melangkahkan kakinya menuju nakas di samping tempat tidurnya, Dan kembali meninggalkan Istrinya di dalam kamar dengan mengusap pelan bibir merah miliknya menggunakan dasi yang telah menggantung di lehernya.
Sedangkan Azwa yang masih mematung di depan pintu pun dengan reflek Tangan menyentuh keningnya Dan mengusapnya perlahan, senyuman Azwa seketika mengembang dengan pipi yang terasa sudah terbakar. Dan Azwa pun melangkahkan kakinya untuk segera pergi ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alasan Syurga
Teen FictionCinta segitiga yang mencintai dalam sepihak. Cinta segitiga dengan saudara kembarnya dengan sifat yang jauh berbeda