7

2.2K 86 1
                                    

"Sepandai apapun, bahkan hingga manusia yang paling kuat sekalipun. Ketika sudah waktunya untuk kembali padaNya, maka kembalilah ia padaNya." 🌹

🍁🍁🍁

Bel sekolah telah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu, Azwa tengah berdiri di depan pintu gerbang menunggu Taksi. Azwa yang merasakan pegal yang menjalar di kakinya memilih berjalan menuju Halte di depan SMA Ventura. Tempatnya untuk belajar 1 tahun kedepan.

Azwa melihat sebuah mobil Verari berwarna hitam berhenti tepat di depanya membuat Azwa mengernyit. Setelah kaca mobil di buka oleh sang pemilik, Azwa mencetak senyumanya. Ia menganggukkan kepalanya dengan sopan.

"Marvin kemana Wa, kok kamu di Halte??"

"Saya menunggu Taksi Mar, tadi kata tuan Braga dia masih ada sedikit urusan yang harus di selesaikan" Marten menangguk pelan.

"Ini sudah sore, lagi pula mendung, apa kamu tidak mau pulang bareng saya?" Azwa menggelengkan kepalanya dan Marten hanya membuang nafasnya pelan lalu tersenyum kepada Azwa.

"Yasudah kalo begitu hati hati Wa"

"Terimakasih Mar" Marten kembali mengukir senyumanya lalu melaju kearah jalan raya.

Setelah menunggu 5 menit usaha Azwa untuk bersabar pun berbuah hasil. Azwa melirik jam di pergelangan tanganya menujuk angka 3.15. Ia menaiki Taksi dan memberikan sebuah alamat yang di berikan Marvin.

***

Di tengah jalanan yang sudah cukup sepi dengan kondisi cuaca yang mendung membuat Marten malajukan mobilnya lebih kencang. Hujan deras mengguyur Kaca mobilnya yang menyulitkan Marten untuk melihat  jalanan yang sudah nampak lengang.

"Bagaimana dengan Azwa? Apa ia sudah sampai di rumah?? Semoga dia telah sampai"
Marten menepis pikiran buruk di kepalanya, hingga ia menginjak rem mobilnya kuat kuat. Hampir saja ia menabrak seseorang di depanya. Marten yang merasakan hawa dingin karena cuaca,  beradu satu dengan hawa panas di tubuhnya, membuat nafasnya tersengal cepat.

Ia melepaskan set belt-nya lalu turun menghampiri orang di depan mobilnya. Setelah nampak jelas orang di depanya Marten sangat sangat terkejut melihat temanya Fanya tengah hamil besar dan merintih kesakitan.

"Ya Allah Fanya, kenapa kamu bisa ada di sini? " hujan yang mengguyur cukup deras membuat Marten setengah berteriak untuk bisa di dengar oleh Fanya yang terduduk lemah di sampingnya.

"Marvin sakit" Fanya yang merintih kesakitan membuat Marten tak ambil pusing untuk membawanya ke rumah sakit terdekat.

"Fanya Fanya tahan ya, kita akan segera ke rumah sakit" setelah sukses memasangkan set belt di tubuh Fanya, Marten melajukan mobilnya cukup kencang, kali ini ia harus lebih fokus karena ada banyak nyawa di mobilnya.

"Kamu Marvin?" ujarnya di tengah rintihan menahan sakit

"Aku Marten , kenapa Fan??, kamu bisa tahan sebentar ya, kita akan segera sampai" Fanya mengangguk setelahnya ia kembali menahan sakit di sekujur tubuhnya.

"Marten,,  aku harap jika nanti aku sudah tidak ada, aku titip anakku ya!  aku percaya sama kamu" Fanya tersenyum di sela sela rintihanya membuat Marten semakin Frustasi

Alasan Syurga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang